Plain 16

2.4K 181 18
                                    

" I hate you, I love you,
I hate that I love you
Don't want to but I can't put nobody else above you."
~I Hate U, I Love U.~
Gnash ft. Olivia O'Brien
★★★★★★★★

Musik beraliran dangdut berjudul 'Perawan atau Janda' sedang diputar keras di dalam bis itu. Hal itu membuat Sherra tersenyum geli, karena liriknya yang memang vulgar, ditambah lagi murid laki-laki yang merupakan biang onar di dalam bis itu menyanyikannya keras sambil menggoyangkan tubuhnya menggoda.

"Ini lagu apa sih, Sher?" Tanya India sambil menjawil lengan Sherra.

"Lagu dangdut. Khas Indonesia banget." Ucap Sherra sambil mengambil sebotol teh yang ada di bagian samping backpack nya. Ada sesuatu yang kembali mengganjal di hatinya. Setelah meminum teh tersebut, Sherra menghela nafas panjang. Berharap rasa sakit di dalam hatinya bisa berkurang. Tapi nyatanya tidak.

Oh, Tuhan... Rongga dadanya malah semakin terasa sakit. Apa ini?! Kenapa bisa jadi begini? Sherra menggertakkan giginya dan menatap pemandangan pegunungan diluar jendela sambil berharap agar rasa sakit hatinya ini menghilang.

"Sher.." Sherra menoleh cepat saat suara lelaki yang tak asing memanggil namanya. "Lo.. Ngapain disini? Bukannya lo sa--"

Belum sempat Sherra menyelesaikan kata-katanya, Tiffany mendatangi Resh sambil menatap penuh rasa tidak suka kepada Sherra. "Resh, kenapa kamu malah disini sih? Kamu harusnya duduk sama aku." Tiffany pun menarik tangan Resh agar ikut dengannya. Tapi Resh tidak kunjung bergerak.

Tak lama kemudian, Resh mendecak kesal. Dia melepaskan tangannya dari tarikan Tiffany. "Who the hell are you? I don't know you at all. Jangan sok akrab, and one more ... I'm not your boyfriend. Aku nggak berminat sama cewek yang terlalu... Cabe." Ucap Resh dengan tatapan penuh ketidaksukaan kepada wanita yang tadi menarik tangannya itu.

Orang-orang di sekitar mereka langsung saja menatap mereka berdua. Mereka takjub karena ada lelaki yang bisa menolak Tiffany. Mereka juga senang melihat ekspresi tersinggung karena tertolak yang tidak pernah ditampilkan oleh Tiffany sebelumnya.

"Lo nolak gue? Lo bener-bener gak waras. Mungkin lo udah gak suka cewek lagi." Sinis Tiffany sambil berlalu dan kembali ke tempat duduknya. Sedangkan Resh hanya tersenyum miring sambil menggumamkan sesuatu yang tidak dapat Sherra dengar.

Sherra yang sedari tadi mengamati kejadian -unik- itu merasakan hatinya sangat lega. Resh bukan tipe pria yang 'mau saja disodori ikan' seperti kebanyakan pria lain. Walaupun memang ada rasa kesal saat melihat Tiffany dengan seenaknya menggandeng Resh. Yang penting Resh tidak mau, yasudah. Itulah yang paling penting.

"Lo orang pertama yang berani nolak Tiffany." Ucap Sherra sambil menoleh kembali ke jendela. Resh menoleh kepada Sherra. "Aku gak suka cewek cabe." Bisik Resh.

Sherra sontak terkekeh. "Seorang Resh tau kata cabe? Belajar darimana lo?"

"Eh, walaupun muka begini, aku gak polos-polos amat ya." Balas Resh kesal. "Dan.. Di negara asalku, hampir semua perempuan memang agresif. Karena pergaulan disana bebas. Berbeda kalau di Indonesia, pergaulannya dijaga dengan ketat dengan berbagai aturan."

Sherra mengangguk-angguk. "Berarti kalo pergaulan diluar bebas, lo udah pernah ciuman dong." Tuturnya bercanda.

Resh menatap Sherra geli sambil terkekeh, "I even slept with some of the girls who loves me. Dan itu hanya semalam saja. Karena kemauan mereka. Di negara sana, melakukan hal 'itu' adalah salah satu bentuk yang biasa dan -buat aku- juga cara untuk berterima kasih karena mereka sudah menyukaiku."

Our Fresh TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang