Part 22

2.3K 180 1
                                    

"My shadow's dancing. Without you for the first time. My heart is hoping. You'll walk right in tonight."

~Too Much To Ask~
Niall Horan
★★★★★★★★

Setelah kegiatan kemah selesai, nampaknya anak-anak kelas sebelas mulai disibukkan dengan berbagai macam tugas. Apalagi seperti sekarang. Akhir bulan menuntut guru-guru untuk memberikan ulangan dan berbagai macam tugas -praktek, kelompok, maupun individu- untuk memenuhi nilai pada selembar laporan bulanan yang akan dibagikan pada awal bulan selanjutnya. Hal semacam ini tentu melelahkan bagi siswa-siswi kelas 11 yang baru beberapa hari lalu pulang dari kegiatan berkemah.

Hal itu juga dirasakan oleh Sherra. Perempuan itu duduk di depan komputer yang menyala dan menampilkan sebuah draft dengan judul 'Struktur dan Fungsi Sel pada Pencernaan'. Sherra berulang kali menggeser kursor mouse untuk melihat perkembangan dari artikel yang dibuatnya. Lalu jarinya kembali menyusuri keyboard dengan lincah.

Sesekali Sherra menyeruput tehnya, yang tadinya panas, tetapi sekarang sudah benar-benar berubah menjadi dingin. Sherra meminumnya hingga ke dasar lalu meletakkan cangkir teh ke mejanya lagi.

'Pasti gue udah kelamaan kerja artikel ini', Ucap benak Sherra seusai merasakan teh -yang sudah tidak panas- tadi. Gadis itu meregangkan tubuhnya sejenak, menggoyangkan jemarinya, dan menarik nafas dalam lalu menghembuskannya cepat. Kepala Sherra tertuju pada jam kotak yang ada di sudut mejanya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh lima menit, dan pekerjaan Sherra masih berjalan seperempat dari kata selesai.

Pada saat jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lebih lima puluh, ponsel Sherra berbunyi. Sherra mengalihkan pandangannya dan mengalihan jemarinya dari keyboard untuk mengambil ponsel. Nama Resh tertera di ID caller.

Jantung Sherra berdebar seketika. Aneh sekali. Biasanya dia biasa saja saat Resh menghubunginya. Mungkin ini adalah salah satu efek jatuh cinta kepada Resh. Sherra menarik nafas dan menghembuskannya untuk beberapa kali sebelum mengangkat telepon dari Resh.

"Sher... Yaampun.. Kamu ngangkat telepon aja lama banget."

Semburan Resh langsung terdengar begitu Sherra menggeser layar dengan jempolnya.

"Iya-iya.. Sorry. Kenapa ngehubungin malem-malem?" Tanya Sherra. Perempuan itu mengapit ponsel diantara telinga dan bahunya, sehingga tangannya bisa leluasa kembali mengetik artikel.

"Nggak apa-apa.. Pengen aja.. Hehe."

Sherra tidak dapat menahan senyumnya saat mendengar Resh mengatakan hal itu. Perempuan itu memutuskan untuk beranjak sejenak dari tugasnya, dirinya berdiri dan melangkah menuju balkon kamarnya.

"Kalo gak penting gue tutup nih." Canda Sherra sambil membuka pintu menuju balkon. Terdengar suara kekehan Resh dari ujung sana. "Sher... Kalo aku ngehubungin tiap hari gini, atau mungkin nge chat kamu tiap hari, terus bahas sesuatu yang nggak penting setiap harinya, apa kamu mau angkat telepon aku atau bales chat aku tiap hari?"

Sherra mengerutkan dahinya, "Bahasan gak penting kayak gimana maksud lo?"

"Ya... Biarain apapunlah. Bisa jadi nanti aku bicarain tentang kita juga."

Sherra tersenyum geli dengan wajah bersemu, "Lo apaan banget sih. Gombalan itu garing banget tau gak."

"Kalo garing, kok kamu bisa sampe senyum-senyum gitu?" Sherra cepat cepat melarikan pandangannya kearah bawah, dan menoleh ke kanan dan kiri. Dan benar saja apa yang diduganya.

Our Fresh TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang