"Calling you now, but you're not picking up. Shadows so close if that's still enough. Light a match, light a match. Baby, in the dark, show me where you are."
~So Far Away~
Martin Garrix&David Guetta ft. Romy Dya&Jamie Scott
★★★★★★★★Sherra kembali membuka matanya saat alam bawah sadar menyuruh dirinya bangun dengan sendirinya. Dilihatnya jendela yang terbuka menampilkan warna matahari jingga di ufuk barat. Matahari tenggelam, berarti sekarang sudah sore hari.
Kemudian Sherra mengalihkan pandangannya kearah sekeliling ruangan, tampak Awan yang sedang membaca sebuah novel fiksi ilmiah dengan India yang tertidur di bahu lelaki itu. Sherra tersenyum melihat hal itu. Tampak manis dan romantis. Walaupun ia tau hubungan Awan dan India tidak lebih dari sebatas teman.
Sherra menatap Awan yang sibuk membaca novelnya dengan tekun, dan Awan yang merasa ditatap mengalihkan pandangannya tepat kearah Sherra. Lelaki itu menutup bukunya, menaruhnya diatas meja kaca yang ada di depan sofa yang ia duduki, lalu ia memindahkan kepala India yang ada di bahunya ke tangan sofa, lalu mengangkat kaki perempuan berdarah barat itu dan menaikkannya pula ke tangan sofa yang lainnya, sehingga India berbaring terlentang sekarang.
Awan melangkah kearah Sherra dan menatapnya dengan seksama. "Udah ngerasa baikan?" tanyanya. Sherra mengangguk. "Lebamnya udah nggak senyeri tadi padi, walaupun masih kerasa nyeri sih." keluhnya sambil menyentuh perutnya. Awan mengangguk mengerti, lalu berjalan kearah meja di samping brangkar Sherra. Pandangan Sherra ikut mengarah kesana. Tampak Awan sedang membuka bungkusan kresek putih, dan mengeluarkan kotak foam. "Apaan tuh?"
"Nasi capcay. Kata Resh, lo makan ini aja, lebih berasa dari makanan rumah sakit." Jawab Awan sambil menyodorkan foam di tangannya kepada Sherra. Sherra menggeleng, "Nanti aja agak maleman. Gue nggak nafsu. Omong-omong, Resh kemana?" Kepala Sherra menoleh kesana kemari mencari Resh. Dan benar, Resh tidak ada di ruangan ini. Padahal Resh sudah berjanji kalau dia akan menemaninya ngobrol lagi saat ia bangun. Lelaki dan janjinya.
"Resh ada urusan penting. Jadi dia pergi habis nganter ini tadi." Ucap Awan sambil menunjuk makanan yang sudah tertutup kembali dan diletakkan di meja seperti semula.
"Tapi nanti dia balik kan?" Awan menggeleng, lalu berkata, "Dia nggak bilang apa-apa."
Sherra menghela nafas panjang, lalu meringis saat perutnya menggembung lalu mengempis, rasanya masih nyeri. "Perlu gue panggil dokter?" Tanya Awan sambil menatap Sherra, dan Sherra menggeleng sebagai jawabannya. "Gue gapapa. Lo bisa baca buku lo lagi."
"Terus lo ngapain?" Sherra mengangkat bahu menjawab pertanyaan Awan.
"Oh! Gue hampir lupa." Awan berbalik kearah meja lagi dan mengambil sebuah tube kecil berwarna kuning pucat di tangan kanan, dan cermin di tangan kirinya. "Nih." Awan menyodorkan kedua benda itu kearah Sherra. "Apaan nih?"
"Resh tadi bilang, itu obat dokter. Dipake sekali sehari di sekitar luka goresan lo. Lo nganggur kan? Jadi bisa pake sendiri. Gue gak enak kalo ngolesin. Inget, di sekitarnya, bukan di lukanya." Awan terdiam dan mengernyit tidak suka, "Ck, gue kebanyakan ngomong."
Sherra tersenyum geli, "Oke, ini gue pake, tapi nggak mendingan pas selesai mandi aja?" Tanyanya.
"Harusnya gitu. Tapi yang tugas nemenin lo mandi lagi molor. Mau gue yang nemenin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fresh Tea
Teen FictionOur Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu membuat banyak orang menjadi lebih rileks. Sama dengan Elsherra Olivia Christian. Sifatnya yang tenang adalah andalannya. Hidupnya selalu tawar...