Part 28

2.2K 201 32
                                    

"You were my favourite entertainer. I watch you, I laugh with, with fake it too. Don't you tear me for a fool, I'ma show you a thing or two."
~Entertainer~
Zayn Malik
★★★★★★★★

"Akhirnya lo dateng juga, Sayang. Let's start this game."

Tubuh Sherra merinding seketika saat mendengar ucapan dari suara bass di belakangnya. Sherra memutar tubuhnya 180° hanya untuk memastikan apakah pendengarannya masih berfungsi dengan baik, dan ternyata masih... Dilihatnya seorang lelaki -yang kental dengan memori buruk dalam benaknya- sedang berdiri tegap dengan mata berkilat diantara gelapnya malam.

"Udah gue duga kalo itu lo, Raf." Sherra berucap dengan nada datar untuk menyembunyikan ketakutan yang mulai menyerangnya. "Mau lo itu apa sih?"

"Hmph." Dengus Rafael angkuh. "Lo nggak ada monolog lain selain itu? Omongan lo ngebosenin. Sama kayak orangnya." Ucapnya dengan nada yang juga angkuh. "Udah gue bilang, yang gue mau itu lo." Rafael melangkahkan kakinya perlahan mendekati Sherra. Sherra menahan kakinya agar tidak melangkah mundur dan menahan wajahnya agar tidak menunduk saat mendapati gerakan kaki dari Rafael.

"Lo gila!" Bentak Sherra emosi. "Dulu gue suka sama lo, tapi lo ga ngasih respon dan manfaatin gue. Tapi liat sekarang!" Sherra menaikkan volume suaranya seolah tidak peduli dengan keheningan malam.

"Setelah gue berhasil move on, gantian lo yang keliatan kayak orang bodoh lagi ngejar-ngejar gue! Dan lo ngejar-ngejar gue dengan cara yang nggak gue suka sama sekali, Raf." Sherra kembali berbicara dengan wajar dan mengusahakan agar otaknya tetap berjalan untuk memilah setiap kata yang keluar dari mulutnya, sehingga dia tidak kelepasan memaki lelaki yang sebenarnya sangat ingin ia maki saat ini.

Rafael berhenti tepat di hadapan Sherra. Jarak mereka hanya terpaut sejengkal saja. Rafael menatap Sherra tepat di manik matanya. "Gue? Ngejar lo? Ngimpi!" Maki Rafael tepat di depan wajah Sherra. "Lo itu nggak seberarti itu, Sherra! Nyadar dong! Lo itu cuma hiburan buat gue. Gue nggak suka sama lo! Najis."

Setelah kembali melontarkan ucapan menyakitkan, Rafael menjauhkan wajahnya dari Sherra dan mundur selangkah. "Lo itu nggak panter dikejar-kejar. Lo nggak semahal itu, Sherra. Lo itu murah. Lo ditakdirkan buat selalu ngejar laki-laki..." Rafael tertawa sinis lalu berdecih. Sherra masih menatap Rafael dengan emosi yang masih dibendung dalam benaknya.

Rupanya mendiamkan Rafael tidak cukup untuk membuat lelaki itu berhenti membual. Sebaliknya, Rafael malah semakin menjadi-jadi.

"Lo tau, kan? Kalo banci yang lo anggep gebetan itu gay? Lo berarti juga tau kan, dia itu apa? Dia itu GAK NORMAL! Kalo otak lo masih dipake, mendingan lo laporin dia ke guru BK, atau pskiater. Tapi enggak! Lo udah dibutain sama cinta lo, bitch! Lo mau aja disuruh diem sama banci itu! Berani taruhan sama gue, tuh banci gak akan berani ngelawan gue, walaupun lo yang jadi sandera gue! Dan itu berarti, lo tau satu hal lagi!" Rafael tertawa sambil bertepuk tangan.

Dia gak waras! Batin Sherra. Mungkin efek ganja yang dia hisap kali ya? Pikir Sherra sambil terus mengawasi gerakan Rafael.

"Satu hal lagi yang lo tau, Sherra.... " Kata Rafael setelah tawanya reda. "Lo ngejar BANCI KELAINAN yang gak mungkin lo dapetin! HAHAHAHA!"

Plak!

"Stop ngatain dia kelainan! Stop ngatain dia gak normal! Stop ngatain dia banci! Dan stop ngurusin hidup gue, bangsat!"

Emosi Sherra sudah tidak dapat dibendung untuk kedua kalinya, otaknya sudah tak mampu memilah kata-kata lagi. Dikeluarkannya segala hal yang ingin ia ucapkan.

Our Fresh TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang