Seorang pemuda dengan stelan serba hitam dari ujung kaki hingga ujung kepala, jaket kulit yang tersampir di bahu kanannya menambah seram sosok itu terlebih lagi kini ia berjalan dalam lorong dengan pencahayaan yang bisa dikatakan kurang.
Design interior yang mengagumkan bagi yang mengerti seni, namun itu akan dianggap freak bagi orang dengan jiwa seni yang aku bisa katakan kurang. Lantai hitam terbuat dari marmer dengan dinding dengan warna coklat gelap ditambah dengan nyala lampu yang redup; kesan classy dan mewah langsung bisa di dapatkan meskipun kau baru beranjak selangkah dari pintu masuk gedung itu.
Pemuda bermarga Kim itu masih berjalan dan akhirnya itu berhenti dan masuk ke sebuah ruangan yang tak jauh beda dengan lorong yang minim cahaya itu, bisa di pastikan jika itu adalah sebuah studio rekaman karena dua speaker dengan ukuran cukup besar berwarna coklat kayu dengan beberapa aksen putih di beberapa titik berdiri mengapit beberapa layar monitor besar dengan peralatan untuk mengkomposisi musik yang melihatnya saja sudah membuat pusing.
Sungguh tempat mewah dengan kondisi yang cukup miris karena studio rekaman itu sekarang tak ubahnya seperti sebuah tempat yang baru saja dihantam angin ribut, that place is totally mess. Beberapa kaleng minuman bersoda tergeletak tak beraturan di meja; potato chips yang tercecer di meja dan di lantai; beberapa bungkus snack dan mangkuk sisa jjangmyeon sekaligus sumpitnya yang masih tergeletak di atas meja, mangkuk nasi instant sekaligus remah rumput laut bercecer di atas meja.Pertanyaannya di mana si tersangka penyebab kehancuran ini?
"hyung?? Mino-hyung? Apa hyung masih di sini?" ucap pemuda bermarga Kim itu mencari-cari sosok Song Mino di tengah kegelapan.
"Hyung???" lanjutnya sambil berjalan sedikit mengendap-endap padahal dia tidak sedang diintai. Tiba-tiba sebuah teriakan terdengar memenuhi ruang studio itu, membuat pemuda itu reflek menghidupkan lampu.
"YAK, Kim Hanbin kau menginjak perutku" ucap pria dengan suara bass super sexy bernama Song Mino.
Spontan Kim Hanbin meminta maaf pada senior di agencynya itu.
"Jam berapa ini?" tanya Mino
"setengah sembilan pagi"
Mino terduduk di lantai dan sesekali ia menguap.
"hyung kenapa tidur di sini? Sia-sia saja hyung membeli apartement mewah dan mahal jika tidak di tempati"'
" masalahnya bukan itu, tadinya aku pulang ke apartement hanya saja....aku lupa passwordnya" mendengar ucapan Mino, Hanbin hanya bisa meggelengkan kepalanya.
Hanbin sedikit mencuri pandang pada Mino yang kini duduk di kursi di hadapannya, ia berusaha mencari timing yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanficWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters