Menunggu adalah hal yang paling wanita itu benci. Coba bayangkan, kalian berada di dalam mobil duduk di tempat yang tidak kalian tahu seluk beluknya, bagus jika kalian tahu tempat itu kalau kalian bosan kalian bisa jalan-jalan sebentar nah ini.
Bona tengah duduk di dalam mobil menyumpahi ponselnya, bisa-bisanya Jaebom membuatnya menunggu selama lebih dari dua jam dan mematikan telpon darinya begitu saja. Tak ada pilihan lain ia harus menyeret pria itu, ini sudah pukul delapan malam dan Jaebom maih belum keluar dari perusahaan. Bona memukul roda setirnya, keluar dari mobil baru saja ia berjalan beberapa langkah manusia yang selama dua jam lebih ia tunggu akhirnya muncul di hadapannya.
Tendangan keras di tulang kering kaki kanan yang Jaebom terima, teriakan kesakitan tidak mampu meredakan kekesalan seorang Im Bona.
"kau pikir aku tidak tahu jika kau sedang mengerjaiku?"
"aku sedang meeting" ucap Jaebom masih memegang kaki kanannya.
Bona tersenyum kecut.
"terserahlah" ucap wanita itu langsung beranjak masuk ke dalam mobil
Jaebom masuk ke dalam mobil mengikuti Bona yang suasana hatinya sudah rusak.
" berhentilah di toserba dekat apartement" ucap Bona dengan mata terpejam, mungkin dia berusaha menahan emosi.
"kenapa?"
" bahan makanan di rumahmu habis" ucap Bona
Inilah hari di mana untuk pertama kalinya pasangan ini bersikap seperti pasangan suami-istri pada umumnya tanpa harus berakting.
Bona masih sibuk memilih daging yang akan ia masak, ia terlalu larut dalam aktivitasnya tidak menyadari jika seorang pria kini menatap punggungnya bosan. Dia mulai berulah lagi, ia mengganggu istrinya yang sedang sibuk memilih sebuah produk yogurt.
"tiba-tiba aku ingin makan dumpling"
" delivery order saja" ucap Bona tak peka sama sekali
"katakan saja jika kau tidak bisa membuatnya sendiri"
"bukan tidak bisa hanya aku terlalu sibuk"
"alasan"
"kau tanya saja pada ibu mu, aku pernah membantunya membuat dumpling. Bahkan ibumu bilang jika aku akan memiliki putri yang cantik karena dumpling buatanku itu bagus" cerocos Bona
"apa hubungan antara dumpling dan kecantikan anak mu nanti. jika orang tuanya good looking tentu saja putri mereka pasti cantik, tapi tidak tahu juga jika ibunya sepertimu"
"maksudmu apa?" ucap Bona menatap Jaebom tajam
"Hm, tenang saja kau pasti akan memiliki putri yang sangaaaat cantik karena aku ayahnya" ucap Jaebom.
Bona tercengang, ia terdiam dan tiba-tiba suasana menjadi canggung.
"aku pergi ke utensil area, semua pisau di rumah mu sudah tumpul" ucap Bona kabur meninggalkan Jaebom.
Bona mengambil beberapa jenis pisau, ketika Jaebom berdiri di belakangnya masih mendorong trolley penuh barang belanjaan.
" ketimbang hanya memilih pisau kenapa lama sekali?" ucap Jaebom mulai kesal.
"aku memilih ini" ucap Bona menodongkan pisau bergagang kayu yang ia pilih ke wajah Jaebom.
"jauhkan, kau ingin membunuhku dengan pisau itu"
"sudahlah cepat pergi ke kasir" ucap Bona seraya meletakan dua pisau itu ke dalam trolley.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters