Jangan pernah tanyakan padaku pesona apa yang dimiliki adik dari Bae Joohyun, karena aku pun tak tahu. Hal yang membuatku terheran-heran adalah bagaimana bisa ada begitu banyak wanita yang tertarik pada pemuda itu, dia bahkan bukan tipe penerus perusahaan yang suka berpesta dan bergaul dengan sesama penerus perusahaan.
Pemuda itu kini berdiri bersandar pada tembok bercat putih tulang. Benar, Dia merasa tak nyaman berada di ruangan itu; yang ia lihat kini hanya puluhan orang yang tengah sibuk memainkan permainan sosial. Puluhan pasangan tengah berdansa, sementara yang lain berdiri di sekeliling mereka tentu dengan segelas wine di tangan mereka masing-masing. Ingin sekali dia bergegas dari ruangan itu andai saja ia tak punya kewajiban untuk berada di sana hingga akhir acara. Beberapa wanita tengah menatapnya sambil sesekali terkikik, bukan tak menyadari semua itu; Sehun hanya mengabaikan mereka semua. Dia tak suka berada di pesta atau sejenisnya. Para anggota dewan komisaris itu membuat pesta untuk memperkenalkan dirinya pada petinggi lain dan rekan bisnis dan tentu saja ia harus datang sebagai bentuk penghormatan dirinya pada para tetua. Dirinya tak habis pikir bagaimana, orang-orang sangat membanggakan pesta seperti ini. Tak ada yang istimewa sama sekali.
Sehun tengah memegang segelas wine, sementara dirinya menunduk menatap sepatunya, atensinya beralih saat ia melihat high heels tepat di depan sepatu yang ia kenakan. Ia menatap high heels itu matanya menilai dari sepatu hingga wajah wanita yang tengah berdiri di hadapannya. Dan dia mulai bertanya-tanya siapa wanita itu.
"Hi, bukankah ini pestamu. Kenapa kau justru menyendiri di sini?" tanya wanita itu.
" sejujurnya, aku tak suka pesta" jawab Sehun kelewat jujur
Membuat wanita itu langsung terdiam di tempatnya. Beberapa wanita yang tengah berdiri bergerombol justru tertawa terkikik melihat mereka.
" kau ingin berdansa denganku?" ucap wanita itu
" aku tidak bisa berdansa dan sama sekali tidak tertarik untuk melakukannya dengan siapa pun" ucap Sehun tanpa melihat ke arah wanita itu.
Wajah wanita itu berubah menjadi merah, ia mengepalkan tangannya dengan kuat membuat buku-buku jarinya memutih; sangat jelas ia menahan amarahnya. Wanita itu berbalik dan meninggalkan Sehun membiarkan pemuda itu menikmati waktunya sendiri.
Aku tidak pernah ditolak oleh siapapun, dan orang sinting itu mengabaikanku??
.
.
.
.
.
.
.
Seorang wanita tengah berdiri menatap ke arah luar jendela kaca, matanya menyapu pepohonan hijau dan berakhir menatap birunya langit hari ini. Bae Joohyun tidak pernah merasakan kelegaan dalam hidupnya. Baru saja masalah satu selesai, ia harus segera menyelesaikan masalah yang lainnya. Dirinya masih berpikir bagaimana cara mengubah cara berpikir ibunya.
" Kakak menyuruhku datang kemari hanya untuk menonton noona melamun?"
Irene masih menatap ke luar jendela, mengabaikan Sehun yang tengah duduk di sofa ruang kerja milik wanita cantik itu.
"Menurutmu apa yang akan membuat ibu menyerah kepada keputusanku?"
" Mmm....entahlah. aku juga belum mendapat ide" balas Sehun
" Haruskah aku pergi saja keluar negri?"
" Ck, jangan bodoh" balas Sehun lalu menyesap teh miliknya
Mereka tenggelam dalam diam.
" noona?" ucap Sehun
"hng?"
" aku ada ide, katakan saja jika noona sudah mengandung putra Song Mino" ucap Sehun tanpa keraguan sedikitpun.
" YA!, kau gila??"
" aku yakin seribu persen jika seluruh keluarga kita pasti setuju, apalagi jika noona memberi tahu kakek terlebih dahulu"
" Jiyeon juga bilang aku bisa memanfaatkan kakek tapi tidak dengan ide gilamu itu"
" percuma jika kakak bertemu kakek tapi tidak membawa alasan yang meyakinkan. Jika kakak mengatakan pada kakek kalau kakak hamil,aku yakin kakak pasti langsung mendapat restunya dan ibu tak mungkin ikut campur"
" ibu hanya menurut pada kakek" lanjut pemuda itu.
Irene terdiam, berpikir jika ada benarnya juga apa yang dikatakan adiknya itu. Tapi Irene tidak bisa menerima ide gila Sehun. Bukan setuju tapi bisa jadi justru Mino akan dianggap tidak baik dan tidak menghargai wanita.
" Apa kakek akan menerima Song Mino, jika aku menggunakan ide mu?"
"aku juga tidak tahu tapi kakek juga kan sangat ingin kau segera menikah dan punya anak. bukankah jika kakak mengaku hamil, kakek akan senang?"
" lagi pula kakak mengatakannya sambil menangis histeris dan minta maaf, aku yakin kakek akan luluh, dia sangat menyayangimu" lanjut Sehun.
" Aku tidak yakin Mino akan setuju dengan ini"
" bujuk saja dia"
.
.
.
.
Entah itu sebuah kebodohan atau ide cemerlang, Irene benar-benar mengatakan ide Sehun pada kekasihnya. Mata wanita itu mengerjap beberapa kali setelah ia mengatakan ide Sehun pada Mino.
Pria tampan itu tersenyum dan menyandarkan punggungnya ke sofa. Senyuman kini tersungging di wajahnya.
" Kenapa harus pura-pura? Kita bisa benar-benar melakukannya" jawab Mino tak ragu barang sedikitpun.
Irene membulatkan matanya, ia kira pendengarannya yang salah tapi tidak, dia tahu tatapan menggoda itu.
" Jangan ikutan gila seperti Sehun" balas Irene melempar bantal ke Mino yang tertawa lepas karena raut wajah kekasihnya.
" mendengarmu mengatakan itu, membuatku berpikir jika kamu benar-benar ingin menikah denganku" ucap Mino masih menatap Irene yang tengah tidur di pangkuannya.
" Kau membuatnya seolah hanya aku yang menginginkannya" jawab Irene, jemarinya berhenti memainkan tangan Song Mino.
" baiklah, kapan kita bertemu dengan kakekmu??" ucap Mino mengusap pipi Irene.
" kita benar-benar menggunakan ide gila dari Sehun?" tanya Irene bangkit dari posisinya.
" kita gunakan saja ide itu ketika memang dibutuhkan" ucap Mino lalu menarik Irene ke dalam pelukannya.
" sepertinya kau sangat mencintaiku" kata Mino
" berhenti seolah-olah aku sangat terobsesi padamu" jawab Irene yang sukses membuat Mino terkekeh lalu mencium bibir kekasihnya.
TBC
Postingnya double part, anggep ini sebagai penebusan dosa karena jarang update dan hadiah akhir tahun untuk para pembaca yang telah setia menunggu. VOMENT Juseyo. Thank you....................
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters