Irene menerima Mino bukan tanpa alasan, selain karena ia melihat sisi lain Song Mino, dia juga bisa merasakan kesungguhan dari pria itu. Sebelum ia memutuskan untuk menerima pernyataan pria itu yang entah sudah keberapa kali ia dengar, Song Mino telah memperkenalkan Irene kepada keluarganya. Di acara ulang tahun pernikahan orangtuanya Mino membawa Irene mengunjungi kediaman keluarganya. Memori yang paling melekat dalam pikiran Irene adalah perkataan Nyonya Song yang mengatakan jika Irene adalah satu-satunya wanita yang pernah Mino bawa pulang dan ia perkenalkan pada keluarganya.
Sama halnya seperti kebanyakan para gadis muda yang dilanda mabuk cinta, sesungguhnya ia pun merasakan hal seperti gagu ketika pria itu berbicara padanya, salah tingkah jika pria itu melihatnya namun jangan panggil dia Bae Joohyun jika tidak berhasil menutupi semua.
Seperti saat ini, mereka memang sedang menonton tv bersama; tapi sadar atau tidak mereka tenggelam dalam kesunyian masih dalam posisi sebelumnya. Irene bersandar pada bahu Mino sementara tangan mereka saling menggenggam hanya sesekali ibu jari Song Mino mengelus punggung tangan Irene. Nyatanya tv hanyalah pemanis, mereka bergelut dengan pikiran masing-masing.
" ini seperti mimpi" gumam Mino pelan, namun masih bisa didengar oleh Irene.
"why?"
" entahlah, tadi pagi saja kita masih bertengkar dan sekarang. Lihatlah!"
" ka_ mu masih tidak percaya?" balas Irene lalu mencubit perut Mino membuat pria itu menjerit kesakitan.
" sekarang sudah percaya? Kamu tidak sedang bermimpi"
" tapi dicubit itu sakit sayang"
Mendengar kata sayang, Irene membeku seketika. Hell this is the first time since middle school, she heard the cheesy thing like this.
Mino membalaskan dendamnya dengan memeluk Irene erat sekali hingga membuat Irene bersusah payah melepaskannya.
"Stop, aku kesulitan bernafas" ucap Irene menyerah.
Mereka kembali duduk seperti semula, tangan kiri Mino yang merangkul bahu Irene dengan bebas mengelus rambut wanita itu dan sesekali mencium kepala wanita itu. Pemandangan romantis itu seketika rusak karena bunyi bel apartement yang berbunyi. Irene berdiri untuk melihat siapa yang tak tahu adab bertamu malam-malam seperti ini dan umpatan yang terlontar dari mulutnya ketika tahu siapa yang bertamu ke rumahnya. Seketika suasana menjadi kalang kabut.
"Ibu datang" Irene mengetuk kamar Sehun berulang kali namun tak juga dibuka terpaksa ia menarik Mino ke kamarnya.
" Jangan buat suara apapun, jangan sampai ibu tahu ada orang asing di rumah ini. OK" ucap Irene lalu keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu.
Irene berlalu untuk membuka pintu.
" ada apa ibu malam-malam ke sini?"
" tidak boleh?" balas Nyonya Bae sambil melepas mantelnya.
" bukan begitu"
" Dimana anak itu?" tanya Nyonya Bae yang seketika membuat Irene terperanjat, ia terkejut mengira jika ibunya tahu jika Mino berada di sana.
" Sehun dimana?"
" Oh...dia tidur di kamarnya" jawab Irene lega.
" Kenapa kau terus mengikuti ibu?" ucap Nyonya Bae yang heran Irene mengikuti ke mana pun ia pergi.
" tidak aku tidak mengikuti ibu"
Nyonya Bae berjalan menuju kamar Irene .
" Ibu? Kamar ibu kan di sana!" tunjuk Irene pada ruangan di samping kamar Sehun.
![](https://img.wattpad.com/cover/126066503-288-k40707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters