Seperti judulnya, ketika kalian baca chapter ini kalian bisa sambil dengerin lagu. Here the playlist
G-Dragon- Untitled 2014
Mino - HER
Suasana masih lengang, Jaebom masih mengunci tubuh Bona. Mereka masih bertukar pandangan. Kata-kata Jaebom yang terdengar lembut walau sangat menusuk itu masih terngiang jelas di pikiran Bona.
" aku memahami jika perasaanmu padaku itu tulus dan aku pun sama. Maaf jika aku tidak mengatakan semuanya padamu karena aku merasa jika masalah Ae Ra dan Kelvin itu urusan mereka dan aku sebagai teman dari keduanya hanya berusaha membantu mereka. Aku juga tidak menyangka jika kamu akan salah paham seperti ini. Maaf juga karena aku tidak bertanya padamu ketika kamu bersikap seperti kemarin. Maaf juga karena aku mendorongmu untuk terus mengalah pada ibu" Ucap Jaebum masih menatap wajah istrinya sementara jemarinya mengusap lembut pipi kanan Bona.
Bona tersenyum tapi jelas itu bukan tanda yang baik untuk Jaebom
" Pondasi dari hubungan adalah Kepercayaan, jika itu hilang lalu apa yang tersisa untuk kita? Bukankah itu yang kau ucapkan?" ucap Bona lalu mendorong tubuh Jaebom dan berjalan menuju lantai dua apartementnya.
Masih mencoba menghilangkan amarhnya, ia membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dan meminumnya. Hari ini benar-benar melelahkan baginya, ia harus menyelesaikan proyek perusahaan, hingga ia lupa makan siang dan di acara makan malam keluarga suaminya, ia tak bisa menikmati waktu makannya dengan damai. Ia hanya melahap sepotong kecil steak hingga Jaebom mengajaknya pulang.
Bona terduduk di ruang makan, menghipnotis dirinya sendiri jika apa yang ia lakukan tadi bukanlah kesalahan. Apa yang ia lakukan itu benar, apa yang tidak sehat dalam hubungan mereka lebih baik ia utarakan; walau itu membahayakan hubungan mereka tapi setidaknya ia tak akan menderita sendiri karena memendam amarahnya. Wanita itu masih terduduk ketika ia melihat Jaebom berjalan menghampirinya membuatnya mau tak mau berdiri dari duduknya dan berusaha untuk menghindar dari suaminya. Baru saja ia berjalan dua langkah, ia sudah kehilangan kesadarannya.
Dari semua laki-laki di dunia ini, Irene tak pernah berpikir barang satu detikpun akan berakhir jatuh sejatuh-jatuhnya pada seorang pria sensitive bermarga Song. Semua penilaian masyarakat tentang dirinya itu salah dia bukan bad boy ataupun Cassanova, dia hanya Song Mino yang ia sayangi. Awalnya ia tak tahu bagaimana ia bisa menyukai pria itu, ia juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyadari perasaannya sendiri. Sejak awal ia tahu jika semua ini tak akan mudah. Mencintai Song Mino bukan karena tampang ataupun kekayaan pria itu, ia hanya merasa jika Song Mino bisa melengkapi dirinya yang hilang. Meskipun terlihat seperti tanpa beban dan seenaknya, dia sungguh bukan pria seperti itu. Song Mino itu tipe pemikir dan terlalu sensitive jika menyangkut perasaan hanya pria itu sangat mahir untuk menyembunyikan semuanya, terlampau mahir malah.
Pria bermarga Song itu tak akan pernah menyangka jika dirinya akan berakhir takluk pada wanita itu, awalnya ia hanya ingin menggoda seorang Bae Joohyun yang sejak pertemuan pertama mereka menunjukan raut wajah tak suka padanya. Ia hanya ingin bermain-main saja tapi pada akhirnya ia sendiri yang terjebak pada rencana kotornya. Selama hidupnya ia tak pernah merasa se inferior ini, tapi akhir-akhir ini sejak ia bertemu dengan ibu dari kekasihnya; pikirannya berkecamuk. Ia pikir ini karma untuknya, hampir separuh dari umurnya ia habiskan untuk mempermainkan wanita dan sekarang inilah balasan untuknya. Ia juga sering berpikir jika dirinya tak pantas untuk wanita sesempurna Irene. Setidaknya wanita itu begitu sempurna dibanding dirinya. Nyonya Bae, memang benar.
Bukan bertemu dengan kakek Bae Joo Hyun, Song Mino justru langsung menemui calon ibu mertuanya. Wanita yang menentang hubungannya dengan putrinya, ibu kekasihnya itu hanya menatapnya datar. Lantai dua restaurant milik Bae Joohyun itu masih diliputi keheningan.
Mino meneguk tehnya dalam diam.
" saya tahu alasan mengapa Anda sangat menentang hubungan kami. Dan saya juga akan menuruti apa yang Anda inginkan walau saya tahu jika wanita yang saya cintai akan merasa tersakiti. Tapi bukankah keluarganya jauh lebih penting dari pada harus terus bersama dengan saya. Dia sangat sayang dengan keluarganya. Anda tahu apa yang sering diceritakan Joohyun ketika bertemu saya? Dia selalu bercerita tentang Sehun dan Anda" ucap Mino tersenyum dan menatap Nyonya Bae yang tatapannya justru terfokus pada cangkir teh di hadapannya.
Song Mino mengeratkan gengaman kedua tangannya di bawah meja, sementara air muka sang lawan bicara tak menunjukan sesuatu yang berarti.
"Dia selalu mengatakan jika Anda menyebalkan tapi dia tahu itulah cara Anda menunjukan perasaan sayang Anda pada mereka. Ia bahkan menceritakan bagaimana Anda memukul Joohyun karena dia yang keras kepala tidak mau berhenti bermain lumpur dan hujan-hujanan hingga ia sakit, dia juga menceritakan bagaimana Anda meniup lukanya ketika ia jatuh dari sepeda saat ia kecil. Mendengar ceritanya saya sangat yakin jika ia benar-benar menyayangi Anda dan berharap kebahagiaan untuk Anda. Alasan kenapa saya melepaskannya karena saya tahu jika dia tidak bisa hidup dengan keluarganya. Anda, suami Anda dan Sehun sangat berarti untuknya"
Ruangan itu kembali dihinggapi kesunyian.
" Sepertinya saya harus pergi sekarang. Sampai Jumpa, semoga Anda selalu bahagia" ucap Mino lalu membungkuk sopan dan keluar dari ruangan itu.
Irene hanya merasakan ada yang aneh pada Mino hari ini. Entahlah, tapi ia merasa sikap pria itu sangat manis dan terlalu manis dibanding biasanya. Tidak biasanya pria itu membawa bunga jika berkunjung ke apartementnya dan hari ini ia membawa sebuket bunga mawar. Terus memeluknya dan tak mau melepaskan, sesekali mencium puncak kepalanya dan itu cukup lama.
" ada apa denganmu??"
" Aniya"
"ck, hari ini sikapmu aneh sekali"
" apa menjadi romantis itu aneh? Aku sedang berusaha menjadi romantis" balas Mino.
Mereka memutuskan untuk tidak membahas restu nyonya Bae, karena jika mereka membahasnya maka suasana pasti akan berubah hancur.
Nyaris tengah malam dan Mino harus kembali ke apartementnya. Irene juga harus istirahat karena besok ia harus bekerja. Irene mengantar Mino sampai di depan pintu apartement. Irene memang benar, sikap Mino cukup aneh karena pria itu masih berdiri di hadapan Irene dan menatap mata wanita itu lekat-lekat hingga membuat pipinya bersemu. Ia menarik Irene dan mencium bibir wanita itu cukup lama dan tanpa paksaan hanya ketulusan yang ada di sana, lalu ia memeluk wanita itu. membuat Irene kebingungan dengan sikap pria itu.
"Ada apa denganmu?"
" nothing, cepatlah masuk dan istirahatlah. Good Night" ucapnya lembut
Mino tersenyum,ia berjalan memasuki lift dan sekali lagi ia menoleh memastikan jika Joohyun masuk ke apartemnetnya dan akhirnya pria itu benar-benar pergi dan aku pun tak tahu apakah dia kembali atau tidak.
TBC
Sejauh ini apa yang kalian pikirin soal cerita ini??? Gue butuh feedback. Apa yang bisa kalian ambil dari cerita ini, selain dari segi hiburannya ya. Gue tahu cerita ini pasaran dan menye-menye nggak serius-serius banget kek cerita lain di wattpad. Tapi gue pengen denger pendapat kalian tentang cerita ini dan apa sih yang kalian dapet dari cerita ini??? Karena ENDING nya semakin dekat dan gue nggak janji bisa bikin kalian semua bahagia dengan endingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters