A TERRIFYING NIGHTMARE?

640 92 21
                                    


NOTE: SEBELUM BACA CHAPTER INI DIHARAPKAN MEMBACA ULANG CHAPTER SEBELUMNYA.

Bona masih memikirkan pembicaraan ibu mertuanya dan bibi-bibi Im Jaebom, bahkan dua minggu sejak kejadian malam itu. Ini hari Minggu dan kini ia berdiri di dapur untuk menyiapkan sarapan, tapi ia sangat malas untuk memasak jadi dia hanya akan menyediakan buah, susu,kacang-kacangan, dan oatmeal; semua itu cukup mengenyangkan jika tidak biarkan saja suaminya memasak sendiri. Wanita itu kini tengah mengiris buah kiwi ketika Jaebom tiba-tiba memeluknya dari belakang dan meletakan kepalanya di bahu kanan Bona. Ia bisa merasakan kehangatan kulit pria itu, Bona terkejut.

"apa yang kau lakukan? Lepaskan!"

" biarkan seperti ini, sebentar saja"

Mereka berdua terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

" Apa ibu sudah mengatakannya padamu?"

Jaebom masih terdiam semakin menenggelamkan kepalanya, mencari ketenangan yang sulit ia dapatkan dalam situasi seperti ini. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya, ia membalikkan tubuh istrinya, menatap wajah Bona dengan serius dan mencium wanita itu, semakin dalam dan Bonapun tak bisa berkutik, semuanya sudah berada dibawah kendali Im Jaebom.



Suara berat rapper bernama Song Mino membuat seorang wanita terbangun dari tidurnya, ia terlihat panik menatap sekelilingnya, ia menghela nafas lega ketika mendapati seseorang tidur di sampingnya dengan pakaian lengkap, ia mengambil ponselnya yang telah mengganggunya sepagi ini. Memang alarm milik Bona diset dengan lagu Fear milik Song Mino.

Bona tidak fokus bukan karena suara sexy milik Song Mino tetapi mimpi buruk yang baru saja ia alami. Mimpi terburuk yang pernah ia alami, se powerful itukah ucapan Nyonya Im hingga mampu mengoyak alam bawah sadar seorang Bona. Wanita itu masih sibuk mengaduk teh panas sambil melamun sampai pada akhirnya Jaebom membuyarkan lamunannya.

"ada kecoa di tanganmu" ucap Jaebom menakuti Bona

Wanita itu kalang kabut, mencoba membuang kecoa dari tangannya padahal tidak ada apapun di tangannya, ketika menyadari jika ia dibohongi oleh suaminya, langsung saja Bona memukul Jaebom tanpa ampun namun ketika ia ingat dengan mimpinya, dia berhenti memukul Jaebom dan mengambil jarak aman dari pria itu. Sebuah tindakan yang membuat Jaebom bertanya-tanya.

Dua minggu yang lalu Bona tak sengaja mendengar percakapan ibu mertuanya dan saudara-saudaranya. Sebenarnya Nyonya Im memang sengaja melibatkan Alena untuk menyadarkan Bona dan Jaebom karena Nyonya Im yakin jika mereka berdua sudah mulai menyukai satu sama lain. Pemikiran dan harapan Nyonya Im, sama seperti keinginan orang tua pada umumnya, ia ingin segera menimang cucu dari satu-satunya putra yang ia miliki. Usia Bona juga hampir menginjak kepala tiga dan dia usia beliau juga tak muda lagi.





Selama dua minggu hingga saat ini Bona masih mencoba menenangkan diri, ia masih bertanya-tanya sampai seperti itu kah ibu mertuanya mendambakan cucu? Ia masih ingat betul dengan tamparan dari ibu mertuanya hanya karena ibu mertuanya berpikir ia telah berbohong. Jadi tamparan itu hanya bagian dari rencananya?

Bona meminta nasihat dari Irene, meskipun Irene masih melajang dan belum pernah menikah namun wanita itu lebih dewasa ketika menghadapi masalah seperti ini. Dan kau tahu apa yang dikatakan Irene? Wanita itu mengatakan

LOVE IS ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang