Irene bukan wanita berpikiran sempit yang akan mendatangi wanita yang berusaha merebut kekasihnya dan memberi pelajaran pada wanita itu secara fisik. Jika bukan karena pihak wanita yang mencoba merebut kekasihnya itu tak mengundangnya, ia pun tak akan berniat datang. Ia sudah menaruh kecurigaan ketika Jung Ai Ri mengajaknya bertemu di parkiran apartement miliknya. Well, masalah menjadi semakin rumit ketika publik mengetahui keterlibatan Lee Hyun Sung.
Dan dugaannya pun benar, Jung Ai Ri tidak datang sendiri seperti yang wanita itu janjikan. Ai Ri dan sekutunya tahu benar jika Irene memiliki bukti kuat jika Mino hanyalah kambing hitam, dan pastinya ia tak akan dibiarkan lolos begitu saja. Orang pun akan tahu, Ketika pengusaha terlibat scandal maka apa pun akan dilakukannya untuk menutupi itu; tak terkecuali menghilangkan bukti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tiba-tiba listrik di parkiran itu padam, semuanya gelap. Suara decit ban mobil, terdengar sangat jelas. Irene sama sekali tak tahu jika wanita yang tadinya berbicara dengannya tak lagi berada di hadapannya, wanita itu menghilang. Sementara ada tiga orang berpakaian hitam berjalan menghampiri Irene. Dalam gelap, Irene tersenyum, dia membawa Intel Kepolisian karena ia merasa jika pertemuan ini bisa jadi hanya jebakan.
" I got you "
Lampu kembali menyala terang, dan tepat saat itu si pengendara mobil menghentikan mobilnya secara mendadak membuat suara yang memekakan telinga. Tiga orang pria berpakaian hitam yang berada di samping Irene menghampiri pria itu, memborgol tangannya.Bukan, pria itu bukanlah Lee Hyun Sung; itu orang bayarannya.
Sekarang Irene tak hanya memiliki satu bukti untuk menarik Lee Hyun Sung ke pengadilan, bahkan senjata tambahannya ini memperkuat bukti untuk menyeret pria itu ke hotel prodeo.
"aku tidak akan melepaskan pria itu, pastikan kalian menyeretnya ke penjara" ucap Irene pada team kuasa hukum Song Mino.
Wanita itu merasa jika bebannya sudah hilang, ia berjalan keluar dari ruangan CEO Yang dengan raut wajah lebih cerah dibading sebelumnya, walau wajahnya jelas terlihat kurang tidur, kantung matanya menghitam, ditambah anak rambut yang menjuntai ke segala arah, tapi tak ada yang lebih membahagiakan baginya, yang ia butuhkan saat ini adalah bertemu Song Mino.
Suasana area di depan pengadilan tinggi Korea saat ini tak ubahnya seperti area konferensi pers, karena puluhan wartawan dari berbagai macam media tumpah ruah di sana. Mereka semua menantikan moment keluarnya Song Mino. Mereka berlomba ingin menjadi media pertama yang merilis moment keluarnya Song Mino terbebas dari dugaan pelecehan seksual, setelah hampir dua bulan menjadi tahanan kota atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan.
Song Mino keluar dari gedung pengadilan tinggi bersama dengan ketiga pengacaranya dan perwakilan agency. Wajah lelah tak bisa ia sembunyikan, namun ia masih menunjukan senyumannya, ia mengucapkan terima kasih kepada fans yang masih mempercayainya, ia juga berterima kasih pada semua orang yang masih mempercayai dan mendukungnya.
Kediaman keluarga Song kini diliputi haru, Irene sangat memahami bagaimana perasaan keluarga Song ketika berita itu muncul. Irene menatap ke arah Mino yang tengah berpelukan dengan kedua orang tuanya dan dua adiknya. Memang mengharukan, Irene tersenyum ketika ia menangkap manik mata Song Mino.
Hanya tinggal Mino dan Irene, mereka masih saling melempar senyum hingga Mino menghampiri Irene dan mencium pucuk kepala wanita itu dan mengucapkan terima kasih. Keduanya saling memeluk erat, Mino yang biasanya bertingkah seenaknya sendiri kini berubah menjadi Mino yang penurut dan sedikit lebih dewasa. Hanya di depan Irene tentunya, karena setelah ia mendengar suara yang sangat ia kenal memanggilnya, ia sudah kembali ke bentuk asalnya.
" Mino-ya, kau sudah kembali!!!!" teriak Seunghoon sambil berlari menghambur ke arah Mino, dan kini Irene hanya bisa menatap Mino, Seunghoon, Jinwoo dan Seungyoon berpelukan sambil berputar seolah mereka sedang berada di festival musik sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
Irene masuk ke apartementnya, wajah kesal seorang wanita paruh baya yang ia lihat; masih dengan ocehan yang ia tak bisa tangkap maskudnya karena ia terlalu lelah. Ia berjalan beberapa langkah menuju ruang tengah ketika akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri.
Irene terbaring di ranjang rumah sakit, Sehun duduk di sofa masih di ruangan yang sama. Ia melihat ke arah ibunya yang tengah sibuk mondar-mandir; ia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan ibunya tapi baginya Nyonya Bae itu berlebihan.
" Kau tahu jika kakakmu berkencan dengan Song Mino?" tanya Nyonya Bae pada Sehun, dan putra satu-satunya itu hanya mengangguk.
" dan kau tidak memberi tahu ibumu?"
" sudahlah, biarkan saja noona berkencan, lagi pula itu yang membuatnya bahagia" balas Sehun.
Nyonya Bae tak bisa berkata-kata, anak laki-lakinya itu ternyata bisa melawan ucapannya.
" Ya, sekarang kau mulai melawan ibumu?"
" apa mengatakan kebenaran itu disebut melawan? Aku tak paham dengan cara berpikir ibu" ucap Sehun lalu berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan itu. Ia sudah bersabar untuk bersikap sesopan mungkin tapi manusia juga memiliki batas kesabaran.
Putrinya sedang sakit, masih saja memikirkan dirinya sendiri. Apa dikira hidup hanya tentang kekuasaan dan materi??
Sehun berjalan di lorong rumah sakit, seorang pria menghadang jalannya.
" dimana noona mu?"
"Oh, hyung?"
Sehun menarik Mino menjauh dari ruangan Irene, jika ibunya melihat Mino di sana pastilah ibunya akan membuat keributan besar.
Dan di sinilah, kedua pria itu berada. Duduk di cafetaria rumah sakit Gunhoo, masih diam dan menatap uap dari minuman panas di hadapan mereka. Sehun pun bingung mau memulai pembicaraan dari mana, dan akhirnya ia hanya bertanya bagaimana keadaan Song Mino dan hanya mendapat jawaban baik-baik saja dari pria itu.
"Hyung, tenang saja noona hanya kelelahan. Dia tidak apa-apa, dia sedang tidur sekarang"
Mino hanya diam, membuat Sehun juga bingung ingin mengatakan apa.
"Hyung? Aku mengatakan ini karena aku peduli padamu dan noonaku"
" sepertinya ibu tidak akan merestui hubungan kalian" lanjut pemuda itu.
Mino tersenyum dan mengangguk pelan, seolah itu adalah hal biasa baginya.
" Aku sudah tahu itu bahkan sejak awal aku mendekati kakakmu"
"lalu apa yang akan hyung lakukan?"
" mencoba meyakinkan ibu dan keluargamu"
Sekarang giliran Sehun yang tertegun mendengar ucapan Mino.
" dan itu tidak akan mudah, terutama ibu"
" Ada yang harus hyung ingat jika berhadapan dengan ibuku, kata-kata yang ibu ucapkan selalu menohok dan membuatmu merasa rendah diri jadi jangan pernah dengarkan apa yang ia katakan"
Mino menatap Sehun, ia sudah tahu hari ini pasti akan tiba. hari dimana ia memutuskan untuk melawan gelombang besar di hadapannya.
TBC
Sedikit lagi work ini kelar, dan gue udah bikin gantinya. tetep pake MINRENE disana. untuk special chapter Love is ? gue tuh bingung mau gue bikin kek gimana, baru dapet 700an words dan gue masih tetep berusaha untuk nyelesain tapi ya itu, susah. work baru itu udah gue published dan bisa dicek judulnya "Empty" Minrene nggak langsung muncul, jadi jangan langsung nyari mereka; karena mereka akan muncul ketika tiba waktunya.
voment juseyo
![](https://img.wattpad.com/cover/126066503-288-k40707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters