Irene sebenarnya sudah sembuh dari sakitnya tapi entah kenapa ia menjadi sangat betah tinggal di rumah sakit, hampir satu minggu ia tinggal di rumah sakit dan membuat saudara sepupunya yang baru saja mendarat di bandara Gimpo terburu-buru mengunjunginya karena yang ia tahu Bae Joohyun tengah sakit.
Apa yang dipikirkan oleh Im Bona jauh berbeda dengan apa yang ia lihat saat ini. Ia pikir sepupu tercintanya itu akan terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang infus terpasang di pergelangan tangannya, namun pikirannya itu salah besar. Justru yang ia lihat saat ini adalah seorang wanita yang tengah sibuk berurusan dengan kertas-kertas yang kini ia tanda tangani.
"YA, BAE JOOHYUN. Aku pikir kau sakit parah" ucap Bona yang kini menarik kursi agar lebih dekat dengan ranjang Irene, disambut senyuman oleh Irene.
" O...sepertinya kau khawatir sekali denganku"
" ck, maaf ketika kau dan kekasihmu dalam masalah aku tidak bisa membantumu"
"why? Kenapa malah membahas hal itu? Kau juga pergi ke Thailand untuk menyelesaikan masalah perusahaanmu"
" bagaimana? Apa direktur Cho sudah tertangkap?" lanjut Irene
Bona mengangguk.
Ada banyak hal yang dilalui Bona setelah pernikahannya dengan Im Jaebom dan seperti dugaannya, suaminya itu sangat membantu hidupnya. Jika bukan karena bantuan Jaebom, para pejabat korup di dalam perusahaannya itu tidak akan mengakui dosa mereka dan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi haknya. Hanya tinggal menunggu waktu,hingga ia diperkenalkan secara resmi sebagai CEO baru perusahaan ayahnya.
Setidaknya masalah perusahaan telah teratasi, kini ia hanya perlu menyelesaikan perang dingin dengan ibu mertuanya dan keluarga suaminya. Benar sekali, hubungan antara Bona dengan mertuanya belum sepenuhnya membaik walau masalah itu telah lewat enam bulan yang lalu. Bona masih sangat kecewa dengan ibu mertuanya. Dia tidak suka dengan cara ibu mertuanya mencampuri urusan rumah tangganya. Menggunakan Alena hanya untuk memaksanya memberikan cucu itu bukan masalah kecil. Apa jika dia tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga Im, dia akan ditendang dari rumah itu.
Hanya memikirkannya saja membuat Bona marah.
Bona memberikan muffin pada Irene, karena ia tahu benar jika wanita yang tengah berbaring sambil sibuk memainkan ponsel itu sangat menyukai muffin.
" Kau sama sekali tidak sakit, kenapa masih di rumah sakit?"
"Jika aku kembali ke apartement, aku yakin ibu akan stay di sana untuk mencegah Mino menemuiku"
" Secinta itukah kau pada pria itu?" Bona tersenyum aneh
" menurut mu?" balas Irene lalu melahap muffin yang ia pegang.
Bona hanya menunjukan seringai menggoda Irene
" Bagaimana kau dan suamimu? Masih seperti orang asing? aku yakin tidak karena bulan kemarin aku melihat headline sepasang-suami istri tengah berciuman panas di airport" cerocos Irene yang kini menatap wajah Bona yang semerah kepiting rebus.
" Kenapa? iri? Kalau kau iri kenapa tidak segera menikah" ucap Bona tak kalah sengit.
" kau pikir semudah itu meyakinkan Nyonya Bae yang terhormat?"
" untuk ibu mu memang akan sulit membujuknya tapi kau tahu kan kelemahan ibumu itu apa?"
" memang apa kelemahannya?"
" kakek"
" ck, mereka sama saja" balas Irene kemudian melahap potongan terakhir muffin miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/126066503-288-k40707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters