Bona sepertinya benar-benar sakit hati kepada ibu mertuanya, hari ini adalah hari peringatan kematian kakek Jaebom dari pihak ibunya. Sejak pagi di apartement, Jaebom sibuk membujuk Bona agar mau diajak ke acara peringatan itu, namun Bona yang memang keras kepala terus menolak dengan alasan.
" aku sedang malas bertemu dengan ibumu. Akan lebih baik jika aku diam di rumah, aku tidak sedang dalam mood untuk berdebat dengan orang yang bahkan ia tak sadar sedang dibohongi"
" aku bicara seperti ini bukan karena aku membela ibu, apa yang ada dalam pikiran saudara-saudara ibu yang lainnya jika satu-satunya menantunya tidak ada di acara itu?"
" entahlah, mungkin paman dan bibimu akan berpikir jika ibumu tidak menyukai menantunya yang hobi berbohong" balas Bona sarkastik.
" aku tahu kau kecewa pada ibu, tapi tidak bisakah kau redam ego mu untuk saat ini saja? Jika seperti ini bukan hanya ibu saja yang akan berprasangka buruk padamu, yang lain juga akan berpikiran yang sama"
Bona memicingkan matanya, ia mulai kesal. Ia ingin membalas perkataan suaminya, namun belum sempat ia mengatakan apa pun; Jaebom mengatakan fakta yang membuat Bona, memikirkan ulang tindakannya.
" aku hanya mengingatkan mu. Keluargamu dan ibumu akan merasakan imbas dari prilakumu"
Jelas karena mereka tinggal di lingkungan di mana apapun yang mereka lakukan kurang dari satu menit, berita akan muncul di manapun, dan sulit untuk menyembunyikan itu semua. Apalagi jika seekor serigala berbulu domba berada di tengah-tengah mereka.
Lidah Bona menjadi kelu, sulit sekali ia membalas serangan fakta dari suaminya; yang bisa ia lakukan sekarang adalah duduk diam dan memejamkan mata, ia berniat untuk menjernihkan pikiran dan memikirkan kerugian yang ia dapatkan jika ia tidak mengunjungi rumah mertuanya, tapi di tengah-tengah ia berpikir ia merasakan sesuatu yang berbeda.
"YA, TURUNKAN AKU" teriak Bona ketika Jaebom menggendongnya
Sampai di kamar mereka, Jaebom menurunkan Bona.
"sekarang cepatlah mandi dan ganti bajumu" ucap Jaebom langsung berjalan keluar kamar meninggalkan Bona yang menghela nafas kasar.
Pasangan suami-istri ini telah tiba di kediaman keluarga Im, Bona dan Jaebom tengah duduk bersama dengan nenek dan ayah Jaebom, ketika Bona melihat jika ibu mertuanya tengah sibuk membantu asisten rumah tangga untuk menyiapkan makanan yang akan digunakan dalam upacara peringatan kematian.
Bona berdiri dan berjalan ke dapur untuk membantu ibu mertuanya. Dia berniat melupakan kejadian dua hari yang lalu, ia ingin melihat apa ibu mertuanya berubah membencinya setelah kejadian itu atau bersikap biasa saja. Nyonya Im memberikan tugas pada Bona untuk membantu asisten rumah tangganya membuat kue beras. Belum ada satu jam Bona berada di rumah itu, ada seorang wanita cantik yang tidak termasuk dalam keluarga Im, bertamu ke rumah itu.
"Alena?" ucap salah satu bibi Jaebom ketika ia baru saja membuka pintu dan mendapati seorang wanita dengan dress hitam selutut berdiri di depan pintu.
"sudah lama aku tidak melihatmu" lanjutnya lalu memeluk Alena.
Ketika semua mata tertuju pada kedatangan Alena yang tiba-tiba, Jaebom justru tengah fokus melihat istrinya yang tengah bergulat dengan adonan tepung beras. Bona yang tengah kesal, membanting adonan itu dan Jaebom justru menyunggingkan senyum ketika melihat itu. Jaebom menghampiri Bona.
![](https://img.wattpad.com/cover/126066503-288-k40707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters