Kekacauan yang baru saja terjadi menjadi berita bahagia bagi seseorang, seolah angin segar datang di tengah suasana berkecamuk dalam hati dan pikirannya. Sebuah titik terang, telah menjawab keraguannya; sejujurnya wanita itu merasakan sedikit keraguan pada kekasihnya; tapi hari ini semuanya terbuka.
Sementara Irene sibuk menghubungi pengacara Song Mino, Sehun tengah duduk di kursi kesakitan. Pemuda itu tengah duduk di hadapan empat tetua, ayahnya dan seorang laki-laki seusia ayahnya.
Sehun menelan ludah ketika Komisaris Jang mulai membuka suara.
" Sehun-ah, kau tahu kan alasan kamu dipanggil kemari?" ucap komisaris Lee yang tak muda lagi terlihat dari rambutnya yang memutih dan kerut di dahinya.
" Ini memang kesalahanku, tapi aku tidak bisa menahannya lagi. Sudah berapa banyak kejahatan yang dilakukan oleh pria ini, dia bahkan membunuh sepupunya agar ia menjadi Presdir Harlos dan sekarang ia membuat kesalahan dan menjadikan orang tak bersalah sebagai kambing hitam. Apa masih harus didiamkan?"
" setidaknya kau mendiskusikannya dulu dengan kami" ucap Tuan Park Junho.
" aku tahu kalian akan menolaknya, ini akan menimbulkan masalah di pasar saham; aku tahu. Tapi aku yakin itu tidak akan lama" jawab Sehun.
" jika begitu kita harus memanfaatkan sesempatan ini untuk membalikan keadaan; keluarga Lee sudah begitu lama berkuasa sesuka hati mereka" ucap Komisaris Oh, masih menerawang jauh.
" Umumkan Sehun sebagai kandidat Presiden Direktur Zeus" lanjut Komisaris Oh.
"Aku??" kata Sehun menunjuk dirinya sendiri.
" Tuan, jangan bercanda. Aku sama sekali tidak sanggup jika harus melakukannya sekarang"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Irene berada di tempat istirahat para pegawai restaurantnya, ia merenung. Nyaris sebulan ia tak menghubungi Song Mino, justru ia sering menghubungi pengacara yang mengurus kasus kekasihnya itu, sejujurnya ia sedikit merasa bersalah. Wanita itu bangkit dari duduknya masuk kembali ke dapur restaurant.
Seorang wanita berjalan memasuki lift, kedua tangannya membawa plastik besar berisi bahan makanan. Ia keluar dari lift dan membunyikan bel apartement itu. Seorang pria berambut pirang membuka pintu, pria itu langsung membungkuk nyaris sembilan puluh derajat. Setelah itu ia mempersilahkan wanita itu masuk.
Sesungguhnya Irene ingin mengumpat tapi tiga orang pria yang berkumpul menjadi satu di depan TV itu membuatnya mengurungkan niat. Pria yang membukakan pintu untuknya bernama Kang Seungyoon.
"Hyung! Irene-noona ada di sini" ucap Seungyoon pada Mino yang tengah tidur di sofa masih di ruang yang sama.
"tidak mungkin, dia masih marah padaku"
Seungyoon menatap Irene, dan tersenyum hambar. Setelah itu ia memberi kode pada kedua pria lain di ruangan itu untuk pergi.
" Mino-ah, kami pergi dulu" ucap Jinwoo.
Mino bangkit dari tidurnya berniat memprotes teman-temannya yang ingin meninggalkannya begitu saja, tapi ketika ia melihat Irene berdiri di sana ia justru terdiam dan menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
ФанфикWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters