Suara itu berhasil membuat seorang Im Bona terhuyung, dunia terasa gelap seketika, dunia itu kembali terang ketika ia juga mendengar suara keibuan dari ibu mertuanya.
Sejujurnya wanita itu tak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi, terpikirpun tak pernah, karena menyeramkan. Nenek dari Im Jaebom sudah sangat terkenal kepedasan bicaranya, sudah terkenal sangat perfectionist dan sangat kaku karena sangat patuh dengan aturan, dan kini Bona menyaksikan sendiri semua itu.
Bona masih termangu hingga ibu mertuanya menyuruhnya untuk memberi hormat pada nenek Shim. Nenek itu tersenyum tipis dan langsung menyuruh Bona untuk mencuci wajahnya dan membantu membuat sarapan.
" aku akan membangunkan Jaebom" ucap Bona
"tidak perlu, biarkan dia tidur. Anak itu pasti kelelahan" ucap nenek Shim
"Ne" balas Bona lirih
Jarum jam sudah menunjuk ke angka sepuluh dan Jaebom belum juga bangun.
Jangan-jangan mahluk itu overdosis dan mati
Kenapa tidak juga bangun? Dia tidak tahu apa aku sangat takut dengan neneknya yang menyeramkan ini. Jika dia tidak bangun, ibu dan nenek tidak akan pergi dari sini, kalau begitu bagaimana aku bisa pergi. Pergi?
" Yak, Bae Juhyun!!!!" teriak Bona lalu berlari ke ruang tengah dimana Jaebom dengan tenangnya tidur di sofa. Bona mencari ponselnya hingga berjongkok dan ternyata Jaebom menindih ponsel miliknya.
Ia mendorong badan suaminya dan menarik ponselnya yang ditindih oleh Jaebom, ia berhasil mendapatkan ponselnya sekaligus membangunkan Jaebom. Dalam beberapa detik ia sudah mengirim pesan pada Irene dan berniat kembali ke dapur, tapi di saat baru saja ia berjalan selangkah. Jaebom sudah menarik tangannya.
"a...ambilkan aku minum" ucap pria itu terbata-bata sepertinya kerongkongannnya benar-benar kering.
"ambil sendiri" balas Bona lalu meninggalkan Jaebom menanggung penderitaan karena kerongkongan kering.
Baru dua langkah berjalan, Bona sudah berhenti bukan karena tidak tega meninggalkan suaminya kesakitan tapi karena suara nenek Shim.
" bagaimana bisa kamu meninggalkan suamimu yang sedang kesakitan seperti itu?" ucap nenek Shim sambil menuruni tangga.
Ck, matilah kau.
"bukan begitu nenek, saya baru saja ingin mengambil air; Jaebom bilang kerongkongannya kering" ucap Bona langsung berlari ke lantai atas untuk mengambil air minum.
Bona kembali turun ke lantai satu, ia mendapati Jaebom tengah duduk di samping neneknya. Bona menatap Jaebom sebal.
Ambil minum sendiri kan bisa, dasar manja.
Nenek Shim mengambil segelas air dari tangan Bona dan memberikannya pada sang cucu semata wayang.
"minumlah pelan-pelan"
Jaebom meminum air itu sambil sedikit melirik ke arah Bona dengan senyuman liciknya yang khas.
Tahu akan seperti ini, aku ludahi saja air itu.
" kenapa nenek dan ibu ke sini tanpa memberi tahuku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/126066503-288-k40707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS ?
FanfictionWhat is Love? Love is Food, just like what George Bernard Shaw said "There is no sincerer love than the love of food" -Bae Irene- Love is a bug of everything. -Song Minho- NOTE : Private in some chapters