LONG TIME NO SEE

522 62 14
                                    


Tak ada hal lain yang terlintas dibenak seorang Im Jaebom selain Im Bona, ia masih duduk menunduk di kursi ruang tunggu rumah sakit Han hingga seorang pria berjas putih menghampirinya. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan ekspresi yang ditunjukan oleh Jaebom saat ini, pria seusianya itu menatapnya sambil tersenyum, jelas Jaebom sangat mengerti senyuman itu, cukup paham dan terbiasa hingga ia yakin benar jika itu bukanlah senyuman kebahagiaan tapi senyum yang pria itu tunjukan untuk menguatkan kawannya. Lebih dari sepuluh tahun bersahabat, jelas membuat Jebom paham betul dengan gerak-gerik dan perilaku Park Jinyoung sahabatnya. Melihat senyuman dan tatapan itu, air muka Jaebom mengeras.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pagi pertama di bulan Februari, bulan cinta tepat di musim semi itu nyatanya tak membawa kebahagiaan bagi beberapa orang. Seorang yang kehilangan kekasihnya dan orang lain yang harus melepaskan seseorang yang ia sadari betul telah mengubah semua hal yang ada pada dirinya. Irene menyadari ada sesuatu yang salah pada hubungannya dengan Mino ketika semalam ia mengunjungi rumah keluarganya. Hal yang tak pernah sangka jika momentumnya akan sangat tepat dan sedramatis ini. Nyaris seminggu kekasihnya itu tak menghubunginya bahkan dihubungi pun tak bisa, dan semalam fakta itu membuatnya merenung kembali.

Ten hours before

Tak seperti biasanya Nyonya Bae menyuruh Irene untuk mengunjungi kediamannya dalam suasana damai. Ia pun disambut dengan cukup hangat, tak lagi duduk berhadapan di meja makan dengan secangkir teh dan mulai membicarakan hal-hal politis dan ekonomis, malam ini isi pembicaraan mereka berbeda; baru kali ini Irene merasakan perasaan hangat dan perhatian ibunya, rasanya sudah lama ia tak bercengkrama sehangat ini dengan Nyonya Bae; sejak usianya menginjak dua puluh tahun Nyonya Bae selalu mendikte hidupnya dan usianya sekarang sudah tiga puluh dua tahun, cukup lama memang.

"Kau benar-benar mencintai kekasihmu itu?"

" Ibu masih menanyakannya? Bukankah itu sudah sangat jelas. Untuk apa aku berkencan dengannya jika aku tidak mencintainya?"

" Apa kalian berencana menikah secepatnya?" tanya Nyonya Bae

Pertanyaan yang membuat Irene membelalakan matanya tidak percaya, pertanyaan dan cara ibunya bertanya itu sangat berbeda, ia tidak pernah mendengar ibunya bertanya dengan nada selembut itu.

" seharusnya begitu, tinggal ibu setuju atau tidak?"

" Jika menikah dengan anak itu membuatmu bahagia, maka menikahlah dengannya" ucap Nyonya Bae masih menatap wajah putrinya.

Irene terdiam, sesuatu yang tak pernah ia sangka terjadi dan membuatnya cukup terkejut.

" Ibu tidak sedang bercanda kan?"

" akhir pekan lalu, Song Mino menemui ibu mengatakan semuanya pada ibu; anak itu bahkan mengatakan semua hal yang kau ceritakan padanya. Kali ini kau tidak salah memilih pria; itu yang ibu pikir, jadi lakukan hal yang menurutmu baik untuk dirimu. Ibu tidak akan mencampuri urusanmu lagi"

Irene tersadar kembali, ia tengah duduk di ruang tengah apartementnya sementara Sehun tengah berada di dapur untuk membuat kopi untuknya.

Akhir pekan lalu dan ini juga akhir pekan, dan aku dicampakan sejak hari Minggu. Pria itu memang luar biasa. Dia menyerah dan pergi begitu saja??? Benar-benar pecundang!!!

LOVE IS ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang