8. Berangkat bareng

3.5K 183 15
                                        

"Cewek nggak akan Baper kalo cowoknya nggak Caper"

-SAUDADE-





--

Mentari mulai beranjak dari peraduannya, Namun karena pagi hari ini ditemani rintik hujan sisa semalam hingga membuat cahaya mentari tak begitu terang tertupi gumpalan awan Kelabu.

Jam sudah menunjukan pukul enam pagi, Luna sudah siap sekolah dengan rambut di ikat satu kebelakang lengkap dengan Seragam dan tas Hitam kesayangan nya. Luna berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan pagi.

Terlihat Vano dan Valdo di meja makan tidak dengan kedua orang tua nya. Luna pun menghampiri mereka dan mengambil tempat duduk di depan Vano dan Valdo yang bersebelahan.

"Papa sama Mama pulang kapan ?" Tanya Luna.

"Gak tau. Minggu depan kali." Jawab Valdo sambil mengendikan bahu nya.

"Lo mau gue anterin sekolah?" Tanya Vano. "Mumpung gue kuliah siang" Tambahnya.

"Nggak usah. Lagian gue pingin mengurangi kemacetan di Jakarta"

"Halah sok sok an Lo Na. Kalo cuma satu mobil doang mah kurang dari mana" Ledek Valdo

"Dih Suka suka gue lah. Kalo bukan kita yang mulai siapa lagi. hehe" Ucap Luna mengikuti kata kata yang ada di iklan televisi.

"Najis kebanyakan nonton tv gini nih Do" Kata Vano sambil menoyor kepala Luna

"Ishhh kak Vano Kepala gue suci Lo penuh dosa" Teriak Luna karena Vano sudah meninggalkan ruang makan dan menuju kamarnya.

"Najis. Dasar bocah Alay. Udah cepetan dimakan roti nya" Ucap Valdo

"Bawel"

Beberapa menit kemudian Luna telah selesai Sarapan pagi. Lalu dilihatnya jendela Ruang makannya yang menghadap langsung ke pekarangan Rumah Luna.

"Masih gerimis." Gumamnya

Akhirnya Luna memutuskan kembali ke kamarnya untuk mengambil sweater Hijau tosca nya.

Setelah Sweater nya sudah Luna pakai, ia pun beranjak dari rumahnya untuk berangkat sekolah.

Rintik rintik hujan menemani perjalan Luna menuju ke Halte depan kompleknya. Luna terlalu malas untuk memakai payunh maka dari itu Kedua tangannya lah ia gunakan menjadi pelindung kepala.

Setelah beberapa menit kemudian Luna akhirnya sampai di Halte bus.

Gelisah.

Itulah sekiranya yang Luna rasakan. Sedari tadi bus arah sekolahnya tak kunjung datang. Dan waktu terus berjalan tanpa henti.

Perasaan nya mulai berkecamuk. Bagaimana jika ia telat ?

Luna tidak ingin dikira tidak disiplin oleh guru dan teman teman nya. karena selama ini Luna belum pernah yang namanya di hukum. Apalagi jika harus melibatkan kedua orang tuanya. Bisa dipastikan Luna lebih memilih tenggelam di Lautan dari pada harus menghadapi kemarahan kedua orang tua nya yang super duper Perfect!

TIN TIN

Suara klakson motor menghentikan lamunan Luna.

Ia seperti merasakan Dejavu.

Suara klakson, Motor ninja hitam, Dan

Melvin

Dan ternyata benar.

SaudadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang