37. Superhero

2.4K 118 106
                                    

1....2.....3

Happy readings guysss.......




Luna merasa tiap detik yang diberikan tuhan padanya adalah suatu nikmat yang tak pernah bisa Luna bayar dengan materi. Memang kedua orang tua Luna sibuk bekerja di negeri orang sampai jarang bertemu dengannya, namun Luna sadar yang dilakukan kedua orangtua nya untuk kebahagiaan Luna dan kedua kakak laki-lakinya ditambah Sisil yang ikut menjadi tanggung jawab keluarga Luna.

Apalagi waktu yang diberikan tuhan untuknya berdua dengan Elden. Laki-laki yang mampu membuat hidup Luna menjadi berwarna. Membuat ia sadar bahwa masih ada yang peduli padanya. Laki-laki yang selalu melindunginya.

Kini Luna sedang berada dalam mobil Danu Atmajaya, pasalnya Danu ingin mengajak Luna ke Restourant favorit nya dengan Syera dulu. Luna memandang dari samping Danu Atmajaya yang sedang fokus menyetir. Danu sangat mirip dengan Vero-Papa Luna, membuat Luna meridukan papanya.

"Om Danu sering ketemu Papa?" Tanya Luna.

"Enggak Na, baik Om sama Papa kamu kan punya kesibukan masing-masing." Jawab Danu Atmajaya tanpa mengalihkan pandangannya dari depan. "Kenapa emang?"

Luna menggeleng, manik matanya menatap keluar jendela mobil. "Luna kangen sama Papa dan Mama."

"Mas Vero dan Mba Viona masih di Rusia?"

"Masih, katanya Cuma sebulan. Tapi ini udah lewat."

Hari ini perasaan Luna benar-benar bercampur aduk; sedih, kesal, patah, dan kecewa. Luna merasa seakan tidak akan ada lagi yang memperhatikannya. Elden seakan berubah saat ini, Luna benar-benar merindukan Elden. Kalimat Elden di UKS masih menari-nari di benaknya, kalimat yang menusuk Luna tepat di hatinya. Semudah itukah Elden mengatakan akan mengakhiri hubungannya? Sepenting itukah Celin dibanding dirinya?

"Kok melamun? Kamu lagi banyak pikiran?" Tanya Om Danu memecahkan keheningan.

"Banyak banget."

"Ceritain dong sama Om."

Luna menghela napas panjang, "Pacar Luna berubah dan menjauh sama Luna. Padahal Luna nggak merasa buat masalah, tapi seakan-akan masalah yang Dia hadapin ini berhubungan sama Luna dan masa lalu nya dia Om." Luna mengeratkan jari-jarinya, "Udah gitu hubungan kita berdua seakan ditentang sama semesta, karena banyak banget masalah yang datang."

Danu Atmajaya tersenyum penuh arti, ia tahu permasalahan yang Luna ceritakan. Semua seperti apa yang Danu Atmajaya inginkan.

"Tapi kamu masih cinta kan?"

"Ya masih lah Om, tapi Luna lagi marah banget sama dia."

Tiba-tiba mobil berhenti namun bukan di Restoran yang Danu Atmajaya janjikan. Melainkan di jalanan sepi dan Apotek dua puluh empat jam yang tak ada pengunjung. Sontak hal ini membuat kening Luna berkerut bingung. Untuk apa berhenti disebrang Apotek?

"Om...Kita mau mampir ke Apotek dulu?" Tanya Luna.

Danu Atmajaya tersenyum penuh arti, "Iya, Om mau beli Vitamin. Kamu gapapa kan kalo Om tinggal bentar disini?"

Luna mengangguk setuju, tanpa menaruh curiga sedikit pun. Danu Atmajaya melangkah keluar mobil dan berjalan menuju Apotek disebrang jalan.

Luna yang melihat Danu Atmajaya sudah memasuki Apotek kembali merenungi hubungannya dengan Elden yang semakin kacau. Luna merasakan bahwa kini hubungannya seakan menyalahi takdir dan akhirnya mendatangkan banyak masalah. Ditatap nanar ponselnya, sejak kejadian di ruang UKS tadi Elden sama sekali belum menghubunginya. Luna menghela napas pelan, hidupnya tak pernah lepas dari masalah sepertinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SaudadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang