"El, nanti ke kantin kuy!"Ajak Satya.
Elden mengangguk. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, tanda pesan masuk.
Sisil
Kak Elden istirahat bisa ketemu Sisil nggak?
Elden mengerutkan keningnya bingung. Ada apalagi dengan anak ini?
Elden
Ngapain?Sisil
Ada yang mau Sisil omongin. Penting!Elden
Dimana?Sisil
Di Perpus ajaElden
OkeElden menghela napas pelan, dilihatnya punggung Luna dari belakang. Hanya dengan melihat punggung Luna saja membuat darahnya berdesir. Namun kini, semenjak kedatangan Sisil, Luna seperti membuat jarak yang amat panjang. Seakan-akan Luna tengah menjauhinya. Tapi untuk apa?
Entahlah Elden masih sulit untuk mengerti jalan pikiran Luna.
Bel berbunyi nyaring seantero sekolah. Tanda istirahat telah tiba. Dan, saatnya Elden untuk bertemu dengan Sisil.
"Sat, gue pergi dulu sebentar. Lo tunggu gue. Nanti ke kantin bareng."
"Nggak lama kan?" Tanya Satya.
Elden menggeleng, "Sebentar." Ucap Elden lalu berdiri dari kursi dan segera menuju perpustakaan.
Beberapa menit kemudian Elden telah sampai di Perpustakaan. Matanya mengedarkan ke seluruh perpustakaan. Dan disanalah Sisil, di pojok ruangan.
Elden berjalan menghampiri Sisil. Saat sudah dihadapan Sisil, perempuan itu terkejut lalu tersenyum ceria.
"Kak Elden datang?" Tanya Sisil tak percaya.
"Hm, kenapa suruh gue kesini?"
"Duduk dulu Kak."
Elden mendengus kesal, gadis didepannya ini banyak sekali permintaan. Elden pun duduk disamping Sisil.
"Jadi?"
"Tadi Sisil ketemu sama dua Kakak kelas perempuan. Mereka marahin Sisil karena deket-deket sama Kak Elden. Awalnya Sisil nggak marah, tapi mereka juga bawa Orangtua Sisil. Saat itu Sisil marah, tapi Sisil malah ditampar." Jelas Sisil dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.
"Lo tau siapa yang labrak lo?"
Sisil menggeleng lemas, "Nggak tau."
"Yaudah, jangan lo dengerin mereka ngomong. Anggap aja angin lalu."
"Tapi kalo mereka kaya gitu lagi?"
Elden menghela napas, "Nanti gue yang lawan."
Reflek Sisil langsung memeluk Elden kesenangan. "Makasih Kak. Ohiya jangan bilang ke Kak Luna ya Kak."
"Hm." Elden menatap Sisil jengah.
BRUKK.
Terdengar suara gaduh dari belakang, Elden dan Sisil pun reflek menoleh, dan jantung Elden terasa berdegup kencang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade
Roman pour AdolescentsKisah ini tentang Luna. Gadis cuek dan kurang peka ini diam-diam menyimpan Banyak Luka. Mata sehitam Batu obsidian itu kerap Memancarkan Duka. Namun Ia punya seribu topeng untuk dikenakan. Senyumnya adalah Rahasia Terbesar. Dan tangisnya adalah Kebe...