" Hati kumohon bersabarlah karena aku sedang berusaha mengeluarkan dia dari lubuk hatinya"
--Author pov
"Na serius pipi lo udah gak sakit ? pipi lo rada biru. " tanya Melvin ketika sudah didepan rumah Luna
"Yaelah santai kali Vin, besok juga udah hilang" jawab Luna "Lo mau masuk dulu gak?" lanjutnya
"Ehm.. lain kali aja, ini gue yang pegang ?" melvin menyodorkan dua voucher makan malam yang diberikan pak Dayat
Luna mengangguk "Nanti lo gak usah jemput gue dirumah"
"Loh? kenapa?"
"Hm, gue males kakak gue pada bersisik " ucap Luna sambil mendengus kesal.
"Lo jemput gue dihalte bus depan kompleks aja ya" lanjutnya.
"Iya..iya..oh iya jangan na lupa dandan yang cantik" ucap Melvin
blushh, pipi Luna sudah benar benar merah. dia butuh oksigen yang banyak kali ini. Melvin benar benar ajaib hanya mengatakan itu saja sudah mampu membuat Luna salah tingkah.
"Eh? pipi lo makin sakit ya? tambah merah soalnya" ucap Melvin, dengan gerakan cepat Luna menggeleng
" gue masuk duluan ya kalo gitu, makasih buat tebengannya" Luna langsung membalikan badannya menuju pintu rumahnya. baru beberapa langkah luna berjalan, Melvin kembali memanggilnya
"jam 7 ya Na" teriak Melvin
"Sipp" ucap Luna dan kembali melanjutkan jalannya
.
.
Luna masuk kedalam rumah sambil senyum senyum sendiri. ia bagaikan sedang berjalan di ladang penuh dengan bunga bunga yang semerbak harum. luna semakin tak sabar untuk makan malam bersama Melvin nanti malam
"Ngapain lo senyum senyum gitu? masuk rumah nggak salam nggak apa"
langkah Luna terhenti, lamunan-nya terbuyarkan akibat suara tersebut. luna mematung melihat laki laki yang berumur sekitar 19 tahunan memakai kaos putih selengan dan celana boxer selutut sedang berjalan kearahnya dengan tampang khas orang bangun tidur
"Nanti gue traktir lo hot americano di cafe sebrang kompleks" ucap Luna dengan senyum termanis-nya
Valdo kakak laki laki kedua luna yang baru beranjak semester 3 ini hanya bisa menganga mendengar ucapan sang adik. sepertinya otak luna sedang tergeser sedikit, biasanya dia yang minta di traktir mengapa sekarang dia ingin meneraktir Valdo
Wah ada yang gak beres kaya nya, batin Valdo.
"Dalam rangka apa lo mau traktir gue?" ucap Valdo dengan tatapan menyelidik.
"Mood gue lagi bagus nih" Luna berjalan menuju ruang tengah dan langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.
"Oh gue tau, lo baru aja ditembak kan sama cowok yang nganterin lo tadi"
"Eh? gak jelas lo" ucap Luna gelagapan
"Ahh ngaku deh lo, kak luna punya pacar kak.... woii luna punya pacar" teriak Valdo.
Vano turun dari tangga dengan kedua tangan terkepal, kedua matanya memancarkan amarah
"APAAN SIH BERISIK BEGO."ucapnya dengan amarah yang memuncak
"Yaelah santai kenapa" decak valdo
Vano kakak laki laki pertama Luna. kini ia sedang menyelesaikan skripsi yang tak kunjung di accept. wajah tampan-nya terlihat sangat tirus, kantung mata terlihat membesar, rambut acak acakan benar benar menyeramkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade
Novela JuvenilKisah ini tentang Luna. Gadis cuek dan kurang peka ini diam-diam menyimpan Banyak Luka. Mata sehitam Batu obsidian itu kerap Memancarkan Duka. Namun Ia punya seribu topeng untuk dikenakan. Senyumnya adalah Rahasia Terbesar. Dan tangisnya adalah Kebe...