Luna Pov
Hari ini aku sudah berada di rumah. Kemarin malam dokter menyuruhku untuk pulang. Aku senang akhirnya aku bisa terlepas dari ruangan berbau antiseptik itu. Tapi Kak Vano dan Valdo belum mengizinkan aku untuk sekolah.
Kesal. Pasti. Kenapa sih mereka jadi lebih over protective sama Aku?
Apa karena kejadian kemarin?Ayolah itu hanya sebuah kebetulan. Tidak akan mungkin kan mereka akan mencari ku kembali?
Dengar - dengar mereka sudah masuk penjara.Well, sejauh ini aku aman. Tapi Aku bingung, untuk apa mereka mencari ku?
Ku pikir aku tidak suka melukai orang, atau menyakiti hati seseorang, atau mungkin pernah?
Jangan - jangan Aku pernah membuat kesal seseorang, sehingga Ia menyuruh para preman itu untuk melukai ku?Sudahlah pikiranku jadi melantur. Aku turun ke bawah menuju ruang makan. Ku lihat Mbok Tin sedang membereskan Meja makan.
"Mbok." Sapa ku.
Mbok Tin sedikit terkejut, diletakannya waslap itu di meja. Mbok Tin berhenti sejenak dari pekerjaannya.
"Non Luna kenapa? laper? Mbok belum masak loh Non."
Aku menggeleng, "Enggak, Luna nggak laper Mbok. Cuma bosen."
Jujur Aku bosan sekali berada di rumah tanpa kegiatan seperti ini. Biasanya jam segini bila Aku sekolah, Aku tidak akan mati kebosanan.
"Luna mau jajan ke mini market depan ya Mbok?" Tanyaku penuh harap.
"Aduhh....Piye ya Non, Anu....Iku opo toh...." Ucap si Mbok sambil terbata - bata. "Mas Vano sama Mas Valdo nggak ngizinin Non Luna keluar sendirian."
WHAT THE HELL!!
Mereka kira Aku Rapunzel apa? harus dikurung segala.
Wah ngajak perang ini mah."Mbok, aku cuma ke mini market depan kok, nggak kemana - mana. Suer."
Mbok Tin memilin ujung baju daster lusuhnya. Raut wajahnya menunjukan kebingungan.
"Mbok, percaya sama Luna. Luna nggak kemana - mana, cuma ke depan doang kok." Aku terus merengek pada Mbok Tin.
"Yowes lah, tapi langsung pulang ya Non."
Hatiku bersorak ramai, "Sipp Mbok."
***
Author Pov
Kini Luna sedang mengambil Es krim dari lemari pendingin. Setelah mengambil dua buah Es krim, Luna buru - buru menuju kasir untuk membayar. Tanpa sengaja mata Luna melihat Tante Renata yang juga menuju kasir.
"Hai Tan." Sapa Luna.
Tante Renata sedikit terkejut, "Oh hai Luna, Kok kamu udah jalan - jalan sih? Bukan nya masih sakit?"
"Udah baikan kok Tan, Oh iya Tante beli apa?"
Tante Renata tersenyum, "Tadinya nanti sore tante mau ke rumah kamu, kasih kue buatan Tante. Nih maka nya Tante beli bahan - bahan Kue."
"Ih jadi ngerepotin Tan, hehe."
"Kamu nggak pernah ngerepotin Tante, Luna."
Luna dan Tante Renata mengakhiri obrolan mereka dan langsung menuju kasir untuk membayar belanjaan masing - masing.
"Luna naik apa kesini?" Tanya Renata saat sudah keluar mini market.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade
Teen FictionKisah ini tentang Luna. Gadis cuek dan kurang peka ini diam-diam menyimpan Banyak Luka. Mata sehitam Batu obsidian itu kerap Memancarkan Duka. Namun Ia punya seribu topeng untuk dikenakan. Senyumnya adalah Rahasia Terbesar. Dan tangisnya adalah Kebe...