Jam istirahat sudah berdering. Siswa dan Siswi pun segera berlarian menuju kantin. Aileen berdiri dari mejanya, "Na kantin yuk." Ajak Aileen.
"Em, sori ya Leen. Tapi gue lagi nggak mau ke kantin. Gapapa kan kalo lo sendiri?"
"Oh yaudah, gue duluan ya."
Luna mengangguk, dikeluarkannya satu kotak bekal berwarna cokelat tua dari dalam tas nya. Kemudian Luna berbalik kebelakang dan langsung meletakan bekal tersebut dihadapan Elden.
"Nih udah gue buatin nasi goreng pesanan lo."
Elden menaiki alisnya sebelah, "Lo serius buat nasi goreng?"
"Yaiyalah, kenapa sih nggak percaya kalo ternyata gue bisa masak?"
"Percaya, yaudah gue makan."
Elden membuka tutup bekal tersebut, didalamnya terdapat nasi goreng dengan tampilan yang menggugah selera. Elden menyendok nasi goreng tersebut lalu mulai memakannya.
Dan demi jenggod dewa neptunus, ini adalah nasi goreng dengan rasa terburuk yang pernah Elden makan.
"Gimana rasanya? Enak 'kan? Pasti lah, buatan gue." Kata Luna dengan sombongnya.
"Emangnya lo belom nyicipin waktu masak?"
Luna menggeleng, "Enggak, gue pikir rasanya pasti udah enak. Ya jadi nggak perlu gue cicipin 'kan?"
Elden mengangguk-angguk, nasi gorengnya masih tetap ia makan. Elden tak habis pikir, bagaimana percaya dirinya perempuan dihadapannya ini. Satu hal yang pasti dan tak kan Elden lakukan lagi yaitu, jangan pernah menyuruh Luna untuk memasak lagi.
Sepertinya Luna harus banyak-banyak belajar dulu pada Mbok Tin jika ingin makanan nya mendapatakan lebel enak dari Elden.
Walaupun nasi goreng buatan Luna benar-benar buruk, tapi Elden tetap menghabiskannya hingga kandas.
"Woaaa, pasti enak banget ya nasi goreng gue?"
"Hm, lumayan."
Luna tampak berpikir, "Em... El besok lo mau gue bawain bekel-"
"Gausah Na." Potong Elden.
"Kenapa? lo nggak suka masakan gue?" Ucap Luna dengan tampang tak bersahabat.
Elden menghela napas panjang, dilihatnya gadis bermata hitam pekat itu dalam-dalam.
"Gue suka, tapi gue nggak mau lo harus repot-repot masakin gue."Luna mengetuk-ngetukan jemarinya pada meja, wajahnya tampak sedang berpikir.
"Mm.. Yaudah kalo gitu." Ucapnya.
Diam-diam Elden menghela napas, hatinya lega mendengar itu. Sepertinya Elden akan memakan makanan Luna apabila gadis itu sudah banyak belajar, karena jika tidak, tamat sudah hidupnya.
***
Kini Luna berada didalam kamarnya. Perempuan itu sedang duduk bersila diatas kasur queen size miliknya. Pikirannya menerawang saat Elden memakan nasi goreng yang Ia buat. Seketika hatinya menghangat dan jantungnya pun berdebar-debar. Senyuman manis muncul di wajahnya.
"Senyum-senyum sendiri udah kayak orang gila." Ucap Sisil membuyarkan lamunan Luna.
"Loh kamu kapan masuk?"
Sisil memutar kedua bola matanya malas. "Aku udah ngetuk pintu dari tadi tapi nggak ada balesan, yaudah aku langsung masuk aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/103531252-288-k781605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade
Novela JuvenilKisah ini tentang Luna. Gadis cuek dan kurang peka ini diam-diam menyimpan Banyak Luka. Mata sehitam Batu obsidian itu kerap Memancarkan Duka. Namun Ia punya seribu topeng untuk dikenakan. Senyumnya adalah Rahasia Terbesar. Dan tangisnya adalah Kebe...