20. Tolong Luna

2.9K 166 26
                                    

Tidak ada yang lebih Luna suka selain langit malam. Bahkan senja pun kalah posisi di hati Luna. Menurut Luna langit malam itu dapat menenangkan jiwa, hanya dengan melihat kilauan bintang di langit, Senyum di bibir Luna akan terbit.

Kini perempuan dengan bola mata sekelam malam itu sedang menatap kearah langit yang menampilkan puluhan bintang diatas sana.

Rambut panjangnya yang digerai pun ikut tersapu angin. Luna menyukai saat-saat ini, Dimana Luna seakan melepas semua beban nya terbang bersama angin.

'TING'

Notif pada ponselnya berbunyi, Ia berdecak kesal. Siapa orang yang telah menganggu Luna saat ini.

Elden.
Udah tidur?

Luna mengernyitkan alisnya bingung, Darimana Elden mendapatkan Whatshapp nya?

Luna Radinka
Dapet dari mana nomer Whatshapp gue?

Elden.
Dari abang Lo

Luna Radinka
Siapa? Kak Vano atau Kak Valdo

Elden.
Bang Valdo

"Valdo berengsek, berani banget dia kasih Nomer gue tanpa ijin dari gue." Gumam Luna.

Luna Radinka
Oh

Elden.
Udah belajar geografi?

Luna Radinka
Belum, Emang kenapa? Besok emang ulangan?

Elden.
Iya

Luna menepok jidatnya, "Astaga gue lupa."

Luna Radinka
Hah? serius?

Elden.
Iya

Luna Radinka
Astaga gue belum belajar!!!

Elden.
Yaudah belajar

Luna Radinka
Ya lo nya jangan chat gue terus!!

Elden.
Lah? Kenapa?

Luna Radinka
Ehm, itu nanti gue nggak fokus

Elden.
Oh oke

Elden.
Besok berangkat bareng gue.

Luna Radinka
Nggak usah, Gue udah janjian sama Aileen mau naik bus.

Elden.
Yaudah.

***

Laki-laki paruh baya itu tengah menatap sebuah foto keluarga yang tengah bahagia. Sang suami yang menggunakan tuxedo berwarna hitam membuatnya terlihat gagah. Gaun merah brukat melekat pada tubuh sang istri, dengan rambut yang dicepol membuat sang istri nampak anggun dan elegan. Begitupun dengan kedua anak laki-laki yang menggunakan kemeja putih dan satu anak perempuan dengan gaun floral tengah menatap kearah kamera dengan senyum termanisnya.

Laki-laki paruh baya tersebut menatap foto tersebut dengan tatapan membunuh.

"Sekarang saatnya kamu merasakan pedihnya kehilangan Vero."

Foto tersebut pun dirobek menjadi beberapa bagian dan berakhir di tempat sampah.

Beberapa detik kemudian pintu ruangan kerja laki-laki tersebut terbuka, Nampak lah tiga orang lelaki yang berperawakan seram, sekujur tubuhnya penuh dengan tatto.

SaudadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang