Bel pulang sekolah merupakan salah satu surga duniawi bagi para pelajar Di Sma Purna Wijaya. Akibat hampir seharian mereka berkutat dengan angka dan sejarah, Membuat Bel sekolah terdengar seperti alunan melodi yang indah.
Luna dan Aileen berjalan di koridor lantai satu menuju halte depan sekolahnya. Mereka pulang seperti biasa dengan menggunakan Bus atau nama keren nya-Metro mini.
Mereka lebih memilih naik angkutan umum dibandingkan harus diantar dengan mobil pribadi. Alasan nya cuma satu yaitu-
'Biar Jakarta nggak tambah macet'
Padahal Di rumah, Luna memiliki satu mobil dan satu motor. Mobil Vano dan Motor Valdo. Tapi Luna tetap tidak ingin diantar atau dijemput dengan Mobil. Paling cuma karena Ada hal yang penting saja Luna mau diantar-jemput.
"SERIUS?! Lo tetangga-an sama Elden?" Teriak Aileen Histeris pada Luna.
Luna memutar bola matanya jengah "Elah, mulut toa banget sih". Luna telah menceritakan semuanya pada Aileen. Bagaimana pertemuan awalnya dengan Elden, Pergi ke toko perlengkapan sekolah, Bahkan sampai dimana Luna ditinggal oleh Elden.
"Gila. Gue yakin, Nggak bakal lama lagi lo bakal lupa sama Melvin"
"Dih, kok bisa? Sok tau Lo!"
"Iyalah, Kan bentar lagi Bang Elden bakal masuk ke hati Lo" Ucap Aileen sambil mengerling nakal.
"Hah, Lucu lo. Nggak banget gue suka sama Es balok."
"Bahkan Lo udah kasih Elden nama kesayangan?! Astaga, ini mah beneran siaga satu"
"Yaampun Aileen Cempaka, Mana ada sih nama kesayangan. Itu hinaan lebih tepatnya." Luna mendengus kesal.
"Btw, Kok Es Balok sih? Nggak ada yang bagusan dikit?" Tanya Aileen.
"Karena dia kaya Es. Dingin. Terus dia tinggi kaya Balok"
Aileen hanya ber-oh Ria, Tak terasa mereka sudah sampai Di halte sekolahnya.
Luna meraba kantong seragam dan Rok nya, Tetapi ia tidak menemukan benda pipih yang ia cari.
"Yaampun Hp gue masih Di kolong meja" Ucap Luna sambil menepuk dahi nya sendiri.
"Ck, Pikun dasar! Udah sana ambil!" Kata Aileen.
"Gue ambil dulu. Kalo bus nya dateng dan gue belom disini, jangan masuk!. Tungguin Gue." Kata Luna.
"Iya, iya udah sana ambil"
Luna kembali berjalan menuju bangunan sekolahnya. Ia berjalan dengan tergesa-gesa.
Kini Luna sudah berada di koridor lantai dua, Kelasnya berada persis di dekat tangga, Sehingga tak butuh waktu lama untuk sampai Di kelasnya. Luna segera berjalan menuju pintu dan saat Luna ingin masuk ke dalam kelas, sesuatu sedang terjadi.
Celin memeluk Elden erat.
Luna segera membalikan badan dan pergi dari sana. Ia cukup terkejut dengan apa yang dia Lihat. Hingga ia lupa tugas awalnya untuk mengambil Ponsel nya yang tertinggal di kelas.
Mampus Lo Na, Batin Luna sambil merutuki dirinya sendiri.
***
From : Melvin
Sori Cel, Nanti gue nggak bisa anter lo pulang. Ayla minta gue jemput juga habis les musik.
Melihat pesan itu membuat Celin menghela napas pelan. Perasaan nya Dilema sekarang. Celin bingung, Dimana seharusnya dia membuka hati pada Melvin, Tetapi Elden datang disaat yang tidak tepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade
Novela JuvenilKisah ini tentang Luna. Gadis cuek dan kurang peka ini diam-diam menyimpan Banyak Luka. Mata sehitam Batu obsidian itu kerap Memancarkan Duka. Namun Ia punya seribu topeng untuk dikenakan. Senyumnya adalah Rahasia Terbesar. Dan tangisnya adalah Kebe...