"Dihari ini, ada berjuta makna dibalik sebuah peristiwa."
-S-Rambut panjang Sherin yang diikat dengan model ponytail terlihat bergerak bebas kesana-kemari, seiring dengan langkah kaki gadis itu. Gadis blasteran yang akan menjalani masa MOS selama satu minggu di SMA Napolet itu berjalan di koridor kelas sepuluh dengan sedikit malu-malu. Pasalnya, ia merasa sangat asing dengan lingkungan barunya ini, dan juga ia merasa tak enak kala dipandangi oleh beberapa peserta MOS.
Cewek bernama lengkap Sherin Edrea Lake ini memang sangat sering menjadi pusat perhatian ketika berada ditempat ramai dan baru. Wajah blasteran Australia-Indonesia inilah yang mengundang mata-mata itu untuk menatapnya.
Sesampainya dikelas barunya, X-3, Sherin nampak celingukan mencari seseorang. Iris mata coklatnya itu nampak serasi dengan kepalanya yang sedang mencari.
"Sher!" Teriak seseorang yang Sherin hapal suaranya dari deretan bangku kedua dari belakang, ia melambaikan tangannya kepada Sherin.
Wajah Sherin nampak sumringah saat dapat menemukan Rayefa, teman sekelas Sherin sewaktu SMP. Ia berjalan menghampiri Rayefa dengan tergesa, lalu menghempaskan pantatnya ke bangku di sebelah Rayefa.
"Tinggal 15 menit lagi, mampus lo!" Kata Rayefa ketika Sherin baru saja menarik napas pertamanya setelah duduk disamping Rayefa.
Gadis blasteran itu menoleh, "kayaknya para penghuni jalanan nggak rela, deh, kalau gue nggak telat, sehari aja." Ungkapnya sambil melepaskan tas ransel yang sedari tadi menggantung di pundaknya.
Ya, memang begitulah permasalahan Sherin setiap harinya. Yaitu; terlambat datang ke sekolah.
Rayefa menatap Sherin malas. Ia dengan tekun menyaksikan kebiasaan Sherin setiap pagi yang ternyata dilakukan juga disini, yaitu membersihkan setiap sudut meja dan bangku dengan tisu basah.
Gadis berponi samping itu mendekatkan tubuhnya beberapa senti ke arah Sherin, yang siap melemparnya dengan tisu basah bekas membersihkan meja dan bangku kapan saja. "Intinya, dikelas ini banyak cogan!"
Sherin menghantikan aktivitasnya. Ia kembali menoleh ke arah Rayefa. "Yang mana?" Tanya Sherin to the point.
Ia dan Rayefa itu pemburu cogan, omong-omong.
Rayefa terkekeh pelan. Lalu jari telunjuknya mulai menunjuk satu persatu cogan yang dimaksudnya. "Itu, itu, itu, sama..., itu tuh!" Serunya dengan sangat antusias.
"Lo udah tahu nama mereka?"
Rayefa menggeleng. "Gue belum bisa kepo,"
Sherin cemberut, diikuti Rayefa.
Ketika Sherin akan melontarkak kata-katanya lagi, kedua cewek yang duduk didepan mereka mendadak berbalik badan secara bersamaan dan menghadap ke arah mereka. Dengan cengiran khas masing-masing.
"Hai! Gue July, hehe." Sapa salah satu diantara mereka yang tidak memakai kacamata.
Sapaan dari July disusul oleh teman sebangkunya. "Gue Disya, dan em... semoga elo-elo betah ya sekelas sama dia."
Sherin dan Rayefa saling bertatapan, dan tertawa garing.
"Oke, gue Rayefa. Dan... ini Sherin, yah semoga kalian juga pada betah ya sekelas sama bule satu ini."
Sherin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
July memekik. Ia membelalakan matanya dan mulutnya membentuk huruf O. "Jadi, lo bener-bener bule? Gue kira cuman kebule-bulean. Ya ampun, nggak nyangka banget deh gue bisa sekelas sama model kayak lo, ck ck." Gadis itu menggelengkan kepalanya. Agak berlebihan, sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
AS
Teen FictionHighest Rank: #1 in SMA (091218) #26 in Fiksi Remaja #51 in Remaja (161118) Sherin suka Adnan, dan ia pun berpikir bahwa Adnan juga suka padanya. Karena perhatian Adnan yang menjurus kepada hal itu...