Welcome to my storyline :)
-G-
Ditengah kerumunan orang yang memenuhi area kantin siang ini, Sherin dan Rayefa berdiri mematung disamping pot hitam besar yang berisi tanaman hias sambil sesekali menyesap minuman berperisa jeruk dalam botol yang mereka beli di koperasi tadi. Mereka bingung. Tadinya tujuan datang ke kantin itu untuk membeli makanan yang sekiranya dapat mengganjal perut mereka yang keroncongan, tapi setelah melihat keramaian di kantin, niat itu terurungkan begitu saja.
"Tapi lo yakin, Sher, nggak bakalan nyoba?" Tanya Rayefa yang baru saja menutup botol minumannya.
Sherin menggeleng tanpa ragu. Gadis itu meneguk minuman dalam mulutnya dan membuka suara. "Yang ada gue tenggelam diantara mereka-mereka yang ganas karena kelaperan!" Serunya hiperbola.
"Terus ngapain kita daritadi disini, kalau lo nggak mau jajan?" tanyanya lagi, diikuti desah keluhan panjang.
Sherin yang sedang tertunduk fokus pada layar ponselnya itu diam. Seolah tidak mendengarkan.
"Mending balik ke kelas, atau beli snack di koperasi, yuk?" Rayefa membetulkan posisi berdirinya yang semula bengkok menjadi tegak dan menyerong menghadap Sherin.
Lagi-lagi tak ada sahutan atau sekedar isyarat pemberi jawaban dari Sherin. Cewek blasteran itu teramat fokus pada layar ponsel yang lebih menarik perhatiannya dibanding suara cempreng Rayefa.
"Sherin Edrea Danau!" Suara itu sangat jelas menusuk telinga Sherin. Sontak ia menjauhkan telinganya dari bibir yang barusan meneriakinya dengan intensitas suara tinggi.
Sherin menoleh, sebelah alisnya terangkat. Meskipun begitu, tak ada raut kemarahan di wajahnya. "Toa di masjid nggak rusak, deh. Kenapa nggak sekalian aja pake itu? Biar gereget." Ucapnya sinis, dengan nada menantang pada Rayefa yang menatapnya jengkel.
Kini giliran Rayefa yang diam. Kedua tangannya dilipat di dada, kekesalan nampak di wajah Rayefa yang kini mengerucutkan bibirnya.
Melihat situasi ini, karena sadar ini salahnya, Sherin langsung ambil tindakan dengan bersikap baik kepada Rayefa. Berusaha mengambil hatinya. Membujuknya supaya tidak ngambek lagi.
Tapi memang yang namanya Rayefa itu tidak bisa marah lama-lama pada Sherin. Pastilah ia langsung luluh dan memaafkan apapun kesalahan Sherin padanya. Karena Sherin itu satu-satunya teman yang membuat Rayefa merasa seperti pulang kerumah. Semenjak ia bisa mengenal Sherin lebih dekat, pada kelas 8 SMP, ia menemukan teman yang selalu mau mendengarkan segala keluh kesahnya, tanpa memojokan atau justru menjerumuskannya disaat ia sedang punya masalah. Sherin justru selalu memberi nasihat ala anak remaja, yang pas untuknya.
Seperti sekarang, dengan mudahnya Rayefa kembali melempar senyum terbaiknya pada Sherin, setelah merasa kesal tadi.
"Yuk, ke kelas?" Sherin mengambil langkah didepan Rayefa. Ia berjalan agak lambat karena fokusnya itu masih untuk ponselnya. Rayefa yang ditinggal pun berusaha mengejar Sherin dan menyamakan langkahnya dengan si maniak ponsel yang sekarang sudah berjalan menjauh dari area kantin.
Rayefa yang penasaran, diam-diam mencuri pandang ke layar ponsel Sherin yang lebih menarik perhatian gadis disampingnya itu. Matanya berusaha menangkap apa yang dilihatnya secara sekilas, dan barulah ia tahu bahwa foto-foto di timeline Instagram Sherin-lah yang lebih menarik.
Pandangannya kembali fokus pada koridor yang sedang ia lewati sekarang. Perlahan, bibirnya itu berkomentar. "Sheriiiinn, berapa kali gue harus ingetin lo? Jangan main hape kalau lagi jalan, bandel, deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AS
Genç KurguHighest Rank: #1 in SMA (091218) #26 in Fiksi Remaja #51 in Remaja (161118) Sherin suka Adnan, dan ia pun berpikir bahwa Adnan juga suka padanya. Karena perhatian Adnan yang menjurus kepada hal itu...