BAB 6 • Smile!

585 25 0
                                    

"Makasih Ludi!"

-S-






Ini kali pertama Sherin mengikuti kegiatan camping dari sekolah. Karena baru kali ini Dena dan Ayahnya memberikan izin, itupun hasil memohon Sherin selama berhari-hari. Biasanya gadis ini hanya menginap dirumah saudara atau Ica, atau paling jauh rumah Rayefa. Ini benar-benar pertama kali, dan Sherin takut. Kalau bukan karena Rayefa yang sampai memohon-mohon ke Dena, ia tak akan mau menginjakkan kakinya di lingkungan sekolah tepat satu jam sebelum jam 10.

Begitu turun dari mobil, kedua alisnya sudah tertaut. Selain karena sinar matahari, juga karena rasa khawatirnya yang teramat ketika akan memulai kegiatan camping untuk pertama kali. Ia meneguk ludahnya ketika mobil Dena sudah melaju dan menyisakan dirinya disini.

Sherin jadi ingat kata Dena tadi malam, ketika sedang membantunya memilih pakaian untuk dibawa.

"Nanti disana Adek harus bener-bener bisa mandiri, ya. Buktiin kalau Adek bukan anak kecil lagi!"

Dan inilah yang terus ia pikirkan sepanjang perjalanan menuju kelas. Perkataan Dena seolah menjadi tantangan baginya.

Bagaimana kalau ia tak betah tinggal 3 hari di alam bebas? Bagaimana jika nanti ia terlalu lemah untuk menghadapi segala tantangan dari para seniornya? Ah, sepertinya Sherin tidak akan bisa mandiri.

Sebuah suara mendadak terdengar memanggil namanya. Ia berhenti dan matanya menelisir ke jalan koridor di belakangnya. Ia membelalakan matanya dan buru-buru membalikan tubuhnya kala melihat Ludi sedang berlari ke arahnya.

Sherin berusaha mempercepat langkahnya dari biasanya. Tapi langkah siputnya ternyata tak bisa diubah. Sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa Ludi berada disampingnya dan berjalan bersamanya menuju kelas.

"Sayang, jangan cepet-cepet dong jalannya!" Protes Ludi, geli mendengarnya.

Sherin menoleh ke arah Ludi dan mendelik. "Ih! Apaan sih? Sana jauh-jauh, ih!"

"Kita harus bareng ke kelasnya. Aku nggak mau jauh-jauh dari kamu."

Itu adalah pernyataan terjijik yang pernah Sherin dengar secara langsung. Biasanya ia hanya menemukan yang seperti ini di sinetron atau drama-drama alay. Tapi ini, ia mendengarnya dari orang alay. Menyesal jadinya Sherin keceplosan 2 hari yang lalu.

Perjalanan menuju kelas jadi terasa jauh ketika Sherin ingin segera sampai dan jauh-jauh dari si sayang.

Setelah menempuh perjalanan menuju kelas seperti ke Kutub Utara, akhirnya ia dapat merasa lega dan segera berlari ke bangkunya. Dan ia langsung mendapat sambutan meriah dari Rayefa.

"Cie..., cie... bareng sama sayangnya nih ceritanya..." ledeknya sambil terkekeh, terlebih ketika melihat wajah Sherin yang sudah sangat merah, menahan malu dan kesal.

"Iya, ih! Kok lo bisa bareng? Janjian yaa?" sahut July yang sedang menghadap ke bangkunya. Sama-sama menyebalkan.

Sherin memajukan bibirnya, ia nampak kesal. Wajahnya pun nampak tambah memerah kala diledek dua teman usilnya. "Apaan sih?! Bete deh!" Ia pun menenggelamkan kepalanya dengan kedua tangan yang ditaruh diatas meja, lalu memejamkan kedua matanya untuk berusaha tenang.

Melihat Sherin yang kesal, kedua temannya malah tertawa geli sembari mencoba membujuk Sherin yang nampak tak menggubris bujukan mereka.

Tiba-tiba, ditengah rasa malu dan kesalnya, Sherin mendadak merasa lebih baik. Hanya karena seseorang.

"Kenapa?" Seketika mata Sherin yang tertutup pun terbuka kala mendengar suara Adnan yang sepertinya berada tak jauh dari tempatnya.

Lalu tak lama, telinganya menangkap suara Rayefa yang menjawab, "kesel dia gara-gara diledek, hehe."

Hening. Gadis itu hanya dapat menautkan alisnya kala tak mendengar jawaban dari Adnan. Yang sekarang terdengar hanyalah Rayefa, July, dan ditambah Disya yang berteriak heboh ketika melihat MV comeback salah satu boygroup.

Setelah sekitar kurang lebih lima menit lamanya, Sherin hanya mendapat asupan teriakan fangirl teman-temannya, membuatnya bosan. Jadi sepertinya ia akan menyudahi aksi ngambeknya.

Tapi, tunggu. Sebuah keributan terjadi. Bukan, ini bukan keributan ketiga cewek yang sedang fangirl, melainkan keributan mereka dengan seseorang. Ia pun mengurungkan niatnya.

"Ngapain lo kesini? Sana! Jangan ganggu temen gue melulu!" Itu suara July, yang tentunya sangat menggelegar.

Dan yang lain menimpali.

"Iya, ih Ludi ganggu terus!"

"Kalo mau bikin Sherin bete, mending pergi!"

Seseorang pun menanggapi, "santai dong, gue kesini cuma mau ngasih ini nih!" katanyaㅡLudi, tak kalah emosi.

Kembali terdengar sahutan, kali ini Disya angkat bicara. "Apaan tuh? Dalam rangka apaan?"

"Bukan dari gue, tapi buat dia. Udah ah, nggak baik lama-lama gue disini. Entar direbutin lagi, hahaha." Ucapnya sambil berlalu, yang tentunya mendapat komentar dari para cewek.

Disini, Sherin bertanya-tanya. Apa yang Ludi bawa? Dan siapa yang Ludi maksud dia? Lalu kali ini, ia benar-benar menyudahi ngambeknya.

Gadis itu kembali duduk tegap. Lalu dengan cepat mendapat pelukan erat dari Rayefa. "Maafin gue Sherinnn! Maaf yaa, tadi gue terlalu ngeselin." pintanya seraya mengguncang tubuh Sherin dalam pelukan.

Yang dipeluk pun tersenyum cerah, mengelus punggung Rayefa. "Nggak papa, kali. Gue cuma bercanda, haha..."

Rayefa melepaskan pelukannya, lalu mengernyit dalam. Ia aneh dengan sikap Sherin yang dengan sangat cepat berubah. Ia pun mengikuti arah tangan Sherin ketika mengambil sebuah susu kotak rasa coklat yang berada di hadapannya, dengan sticky note menempel disana.

Soal susu kotak itu, masih jadi misteri siapa pengirimnya. Karena yang pasti itu bukanlah sang pengantar, Ludi.

Terlihat satu tarikan senyum di bibir Sherin ketika membaca pesan di sticky note tersebut.

The world will be better if you smile ; )
- *dnan

"Waaah!! Rayefaaa!!!" Sherin teriak kegirangan. "Ini dariㅡ"

"Adnan ya?" Disya memotong ucapan Sherin dengan sangat tepat. Ketika berbicara wajahnya terlihat tak berekspresi.

Dengan malu, Sherin mengangguk pelan. Sembari mengulum senyum dan menahan luapan hatinya. Ia menahan diri agar tak berteriak.

"Gece juga dia," celetuk July dengan enteng, membuat Sherin yang sedang meminum susu pun tertawa bahagia. Bukan karena celetukan July, melainkan karena pikirannya.

'Ludi itu ngeselin, tapi menguntungkan!'
















                                       ● ● ●




haloo! huft... setelah sekian lama akhirnya kembali update. maaf ya baru bisa update sekarang, karena baru sekarang aku punya waktu untuk kembali nulis dan mendapat inspirasi yaitu dari lagu di mulmed.

oh iya, btw aku mau kasih tau aja kalo bab ini bukanlah bab yang terlalu serius. hm.. semacam comeback aku mungkin (?) makannya cuma sampai 800+ words.

terimakasih untuk kalian yang masih setia nunggu update cerita ini <3 dan jangan lupa vote dan comment ya!

-
Song: What Is Love? by Twice

ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang