Hari Senin. Hari pertama seluruh peserta MOS SMA Napolet resmi menjadi murid kelas sepuluh. Hari pertama mereka mengenakan seragam putih abu-abu. Hari pertama mereka melaksanakan upacara bendera sebagai murid SMA.
Semuanya merasa bahagia. Tentu, karena mereka sudah terlepas dari masa-masa MOS dan camping yang melelahkan. Kecuali, bagi gadis yang kini sedang duduk termenung di bangkunya, dengan wajah yang memerah karena sinar matahari pagi sehabis upacara bendera.
Sherin termenung. Ia kesepian. Sahabatnya tak masuk sekolah di hari pertama. Ketika ia masuk ke dalam kelas, July sudah menyampaikan kabar buruk itu padanya. Bahwa tadi ada surat dokter yang menyatakan bahwa Rayefa sedang sakit dan butuh istirahat selama dua hari.
Jadi, bisa dibayangkan bagaimana nasibnya tanpa Rayefa? Buruk sekali.
Bel istirahat yang berbunyi dan riuh suara anak-anak yang berhamburan keluar kelas memang membuatnya tergoda untuk melangkahkan kaki menuju kantin. Tapi, moodnya sedang tidak baik, bahkan untuk sekedar tersenyum ketika menanggapi ucapan July dan Disya.
"Ayo Sherin, kantin, yuk!" ajak July yang sudah beranjak dari duduknya.
Sherin menggeleng. "Enggak. Gue disini aja."
Kini giliran Disya menghela napasnya. Ia bergerak duduk disamping Sherin. "Kalau gitu, gue temenin disini, deh." Matanya seperti mengisyaratkan sesuatu pada July, dan yang diisyaratkan pun segera menghilang dari hadapan mereka.
July pergi sendirian ke kantin. Meninggalkan Sherin dan Disya yang diam berdua didalam kelas sambil berbicara banyak hal. Obrolan yang membuat Sherin lupa sejenak akan kesepiannya, dan tersenyum ketika membicarakan masa-masa awal berkenalan.
Tak lama beberapa murid mulai kembali kedalam kelas setelah menghabiskan sepuluh menit waktu istirahat ditempat yang mereka inginkan. Dan juga wajah July muncul di ambang pintu dengan tangan penuh dengan makanan.
July duduk dibangkunya, menghadap ke arah belakang dan menyimpan beberapa bungkus roti, biskuit, dan air minum berasa dihadapan kedua temannya.
"Nih! Dimakan, ya! Perjuangan banget ini gue sampe desak-desakan di kantin." Ujarnya dengan sedikit memaksa.
Disya tanpa ragu mengambil satu bungkus biskuit dan memakannya, berbeda dengan Sherin yang masih enggan menyentuh semuanya. Merasa tidak enak atas perlakuan kedua teman barunya ini.
Lengannya mendapat senggolan dari Disya. "Nggak usah malu-malu. Ambil aja, ambil ... " Sherin menampakkan senyumnya dan mengambil minuman rasa jeruk, lalu meneguknya dengan senang.
Disya dan July tersenyum cerah ketika melihat Sherin yang sudah merasa nyaman dengan mereka. Teman barunya itu sedikit demi sedikit mulai membuka diri lebih dalam agar dapat saling mengenal lebih jauh.
Dan, seperti kebiasaan, July dan Disya langsung memotong dengan cepat kata yang ingin Sherin lontarkan dari bibirnya ketika ia telah selesai minum. Mulutnya terbuka sambil tersenyum hangat.
"Maㅡ"
"Iya, sama-sama."
Lalu selanjutnya suara tawa dari ketiganya mengisi ruang kelas.
● ● ●
Satu senyuman mengembang ketika suara bel pulang terdengar. Jam pulang di hari pertama ini lebih cepat dari ketika ia masih berada di bangku menengah pertama. Karena kegiatan belajar mengajar belum efektif di hari ini, dan jam belajar siswa dari seluruh tingkat mendapat freeclass jadilah mereka dipulangkan lebih awal.
![](https://img.wattpad.com/cover/128224538-288-k151154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AS
Teen FictionHighest Rank: #1 in SMA (091218) #26 in Fiksi Remaja #51 in Remaja (161118) Sherin suka Adnan, dan ia pun berpikir bahwa Adnan juga suka padanya. Karena perhatian Adnan yang menjurus kepada hal itu...