5. BINGUNG

799 53 0
                                    

Drap drap drap...

"Nah, itu Ran nya" Seru sang mamah ketika melihat Ran mulai menuruni tangga.

Entah kenapa, hari ini ada yang berbeda dari Putra.

Rambut nya seperti dirapihkan hingga membuatnya terlihat lebih tampan. Dan walaupun bajunya biasa saja, itu tidak mengurangi nilai ketampanan Putra hari ini.

Ah, ingat Ran, kau masih marah pada Putra.

"Ayo, Ran" ajak Putra sambil menarik tangan Ran.

"Mah, Ran pamit dulu ya" Ucap Ran kepada mamah nya, dilanjutkan dengan mencium punggung tangan mamah nya, begitu pula dengan Putra.

"Iya, hati-hati di jalan, jangan pulang terlalu malam loh." Pesan sang mamah. "Putra titip anak tante ya? jangan di nakalin" ucap sang mamah berniat bercanda.

"Ih mamah!" Seru Ran kesal.

"Yaudah, Assalamualaikum" lanjut Ran yang langsung disambut dengan gelangan kepala mamah nya.

"Waalaikumsalam" balas sang mamah.

Setelah keluar dari rumah, mata Ran langsung menyapu halaman rumahnya sendiri, mencari-cari keberadaan motor pink milik Putra.

Tunggu, mana motor pink Putra? Kok ada nya motor vario hitam yang gagah? Batin Ran heran.

"Ran, ini pakai helm nya dulu. Keselamatan." ucap Putra membangunkan Ran dari lamunannya.

"Eh, iya put" jawab Ran seadanya.

Lalu keduanya langsung berangkat dan meninggalkan pekarangan rumah Ran. Berboncengan berdua, melintasi jalanan ibu kota yang sudah dihiasi beberapa lampu warna-warni yang menerangi jalanan yang hampir gelap.

"Hm, Put, sebenarnya kita mau kemana sih?" Tanya Ran heran setengah berteriak karena kebisingan jalan raya diantara mereka yang membuat Ran harus sedikit mengerahkan kekuatannya saat berbicara.

"Ketempat yang gue suka" balas Putra tak kalah keras.

Ran hanya bergumam kecil. Sebenarnya dia takut dibawa ketempat yang aneh-aneh oleh Putra. Lagipula, dia dan Putra kan baru kenal, jadi wajar saja kan kalau Ran masih belum bisa percaya seutuhnya pada Putra?

"Udah, lo ga usah takut, gue ga akan apa-apain lo kok." Ucap Putra seakan- akan mengetahui isi kepala Ran.

"Yakin ya?" Tanya Ran memastikan.

"Kalo gue ga janji? " Putra tersenyum jahil

"Apaan sih lo" seru Ran, seraya mencubit Putra dan disambut dengan suara Putra yang meng-aduh kesakitan.

"Nih bentar lagi nyampe." Kata Putra membuat Ran kembali fokus pada jalanan.

Siapa duga jika Putra membawa Ran untuk memasuki sebuah jalanan seperti gang kecil ditengah ibu kota yang sekarang langit nya sudah hampir gelap.

Namun, jalanan kecil nan gelap ini halah sebuah permulaan. Karena, betapa terkejut nya Ran ketika dia melihat di balik jalanan kecil ada suatu hal yang membuat matanya membola saking indahnya.

Disana, ada sebuah danau dan beberapa berbagai jenis pohon di sekitar nya. Oh, jangan lupa juga ada beberapa bunga yang tumbuh dipinggiran danau yang memiliki air hijau yang tenang.

Ditambah lagi ada sebuah lampu taman di sebelah kursi taman yang rumput nya tumbuh hijau di bawah nya, yang membuat tempat ini terlihat seperti taman pada umumnya.

Setelah Putra memarkirkan motornya, Ran langsung turun dan berlari menuju tepi danau untuk melihat beberapa bunga yang terkena sinar senja hari ini.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang