59. Buat apa?

73 15 7
                                    

Ah males ah, kalian gak vote.

Ntar aku ilang dari dunia wattpad lagi nih:(

Gak tau ah aku ngambek! Aku mau seblak!

Hehehe canda beb~

HAPPY READING YA~

《《《



























"Ran, kenalkan, dia Luthfi"

Ran terdiam mendengarnya. Hatinya terasa sakit ketika melihat Dinan membawa pergelangan tangan gadis yang bernama Luthfi itu kearah hadapan wajah Ran.

Yang bernama Luthfi hanya tersenyum manis kearah Ran. Dan jujur, itu membuat Ran semakin tidak suka.

"Hai, aku Luthfi, lebih tua satu tahun dari kamu" jelas sang gadis masih melayangkan telapak tangannya di udara. Bermaksud mengajak Ran berkenalan.

"Lalu? Buat apa ngajak kenalan? Kan situ udah tau nama aku" ucap Ran tajam.

Luthfi hanya tersenyum tipis sembari menurunkan kembali telapak tangannya yang menggantung di udara.

"Maaf, aku hanya ingin kita berkenalan secara resmi" ucap Luthfi dengan wajah yang berubah menjadi sedih.

"Gak perlu, aku gak mau mengenal mu, dasar perusak hubungan orang!" Ucap Ran sedikit menaikkan nada bicaranya.

Dinan yang berada dihadapan nya pun langsung melebarkan matanya, tidak percaya. "Ran! Jaga bicaramu!" Ucap Dinan tak kalah berteriak.

"Kenapa? kakak marah? Bukannya benar? Cewek ini udah merusak hubungan kita?"

"Ran, saya bisa jelaskan, tolong tenang"

Ran berdecak pelan. "Apalagi sih yang mau kakak jelasin? Waktu itu kakak pernah bilang, kalau kakak engga bisa jujur soal cewek yang ada disamping kakak itu"

"Sekarang saya siap, saya akan menjelaskan semuanya"

Ran tertawa remeh, badannya mulai mundur, menyejajarkan dengan tempat Putra berdiri.

"Kakak anggap aku tuh apa sih, kak? Bahkan, untuk dua orang yang bisa disebut menjalin kasih pun enggak mungkin. Kakak gak pernah percaya sama aku"

"Dengerin saya dulu Ran"

"Untuk apa sih kak? Biar apa kakak cerita sama aku? Percuma, kalau perasaan kakak udah gak buat aku lagi"

Dinan tertegun mendengarnya. Matanya melirik kearah Luthfi yang masih setia dengan kesunyian disebelah nya. Lalu, sedetik kemudian, matanya kembali untuk menatap Ran yang berada didepan nya.

"Ran, kamu sudah kelewatan!" Teriak Dinan tersulut emosi.

Ran tertegun mendengar ucapan Dinan. Hatinya sakit. Dinan tidak pernah seperti ini.

"Kakak berubah" lirih Ran.

"Saya tidak pernah berubah, Ran saja yang kurang mengenal saya"

"Gimana aku mau kenal? Bahkan, kakak saja gak mau percaya dan terbuka sama aku"

Dinan mendengus keras. "Karena Ran hanya orang asing bagi saya"

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang