39. tidak mengerti

238 19 0
                                    

Hai readers! Chapter kali ini ada sedikit kata umpatan kasar yang mungkin menganggu pembaca. Kalo bisa kalian skip aja gak apa.

Saya sudah memperingatkan ya. Tapi klo mau tetep baca GAK PAPA kok hehehew:v

Happy reading...















Ran merapihkan buku pelajarannya yang sempat berserakan di atas meja. Sebentar lagi sudah mau mendekati ujian kenaikan kelas dan Ran masih sibuk memikirkan tugas kelompok yang tak kunjung selesai.

Bukan karena tugas nya sih sebenarnya, tapi karena sistem nya yang hanya melibatkan satu orang saja untuk mengerjakan tugas itu. Yang lain, numpang nama dan nilai doang. Maaf, Ran benar-benar emosi jika sudah menyangkut hal seperti ini.

Lalu tanpa Ran sadar handphone nya bergetar hebat diatas meja dan menunjukkan seseorang sedang menghubunginya.

Alex. Ada apa?

"Iya, lex?" Tanya Ran setelah sambungan nya terhubung dengan Alex.

"Ran, bisa ke kelas gue sama Vira ga? Ada yang mau gue omongin"

"Ohh oke, aku kesana ya" Lalu setelahnya sambungan terputus.

Ran langsung bergegas menggendong tas coklat nya dan bertujuan untuk menuju kelas Alex yang berada dibawah dengan gerakan cepat.

Tapi belum sampai di lantai bawah, Ran bertemu dengan David di anak tangga yang menghubungkan gedung sekolah.

Sebenarnya Ran sangat benci hanya untuk bertemu dengan David. Muak melihat wajahnya. Sebisa mungkin Ran menundukkan kepalanya guna tidak melihat David yang jalan berlawanan arah dengan Ran.

Tapi ketika berpapasan, Ran mendengar sesuatu "Raihan akan membalas rasa sakit gue" bisik David tak salah lagi.

Harusnya David lah yang tersenyum dan tertawa senang karena merasa dapat menjebak Ran, tapi kenyataannya Ran lah yang tersenyum menang.

Dengan keberanian, Ran memutar badannya dan melihat kearah punggung David yang sudah melewatinya."Kakak salah besar!" Teriaknya memenuhi tangga.

David yang merasa langsung berbalik melihat Ran dengan kening yang menekuk heran. Dia rasa selama ini rencananya berjalan lancar ketika melihat Raihan mengajak Ran ke mall.

Hahaha, dia salah menangkap rupanya.

"Maksud lo?" David mulai mendekat kearah Ran yang sudah melipat tangan di dada.

"Kak Raihan menentang"

David lebih mendekat ke tubuh Ran yang sudah terhimpit tembok. Tapi mata gadis itu tak sedikitpun menunjukkan ketakutan. Bahkan sebaliknya, di mata bulat itu terdapat api amarah yang membara.

"Ohh, jadi sekarang semua kakak kelas lo deketin?"

Ran memutar bola matanya malas diiringi helaan nafas yang sedikit kasar. "Maksud kakak apa?"

"Gak usah sok polos, lo itu gak lebih dari seorang cewek penggoda" ucap David penuh penekanan.

Mata Ran membulat sempurna, belum lagi bibirnya yang terbuka lebar ketika mendengar David mengucapkan kata terakhir pada ujung kalimatnya.

Bukan, bukan masalah David yang mengucapkannya secara tiba-tiba. Rasanya Ran seperti ditarik kedalam lubang hitam yang dalam dan tak berujung. Jantungnya kini berdetak diluar kewajaran, seperti ada bayangan masalalu yang kembali menghampirinya.

Air mata Ran sudah tergenang di kelopak matanya, badannya mati rasa dan semua kinerja organnya seperti diluar kendali.

"Dasar cewek penggoda"

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang