68. he's comeback

28 7 6
                                    

Maafin aku yang harus ngeluarin emot warning🙂

Warning : part ini terdapat beberapa kata kasar dan umpatan yang sangat amat teramat tidak boleh ditiru. Apalagi bocil-bocil ya cil~ jan maen2 lu pada. Dimarahin emak, w gamau tanggung jawab loh ya dikata w ngehamilin lu apa.

Oke?

So?

Let's get it!

HAPPY READING YOROBUN!!!

《《《

























Hans memejamkan matanya sebentar, sedikit meringis ketika sebuah pukulan mendarat mulus mengenai wajah pria di hadapannya.

Bukannya Hans tidak mau menahan John untuk melakukan hal tersebut. Namun, jauh di lubuk hatinya, Hans merasa kalau pria itu pantas mendapatkan hal tersebut. Bahkan, lebih.

"Wah, sudah lama aku ingin memukul mu dan baru kesampaian sekarang" ucap John sembari menatap kepalan tangannya dengan bangga.

Yang dipukul hanya diam, lalu mulai tertawa sinis dengan tangan yang sibuk mengusap ujung bibirnya yang sobek karena ulah John.

"Kita baru ketemu, mana sambutan hangat untukku?" Ucap pria tersebut masih dengan tawa sinis nya.

John tidak tahan dan kembali bergerak, berniat memukul pria tersebut untuk kedua kalinya.

Namun gagal, tangan John sudah lebih dulu ditahan oleh Hans yang kini tengah menggeleng kearah John, tanda bahwa John tidak perlu melakukan itu lagi.

"Berhenti bermain-main, Derry" ucap Hans tajam.

Derry menatap Hans dengan sengit. Tak kalah sengit dari tatapan sang lawan. Mengangkat sedikit dagu nya, membuat Hans mendecih pelan.

"Maksud Anda itu apa?" Tanya Hans masih dengan intonasi yang datar.

Derry kembali tertawa sinis, "Gampang. Ngaku di persidangan kalau Anda yang salah, pecundang"

Tubuh Putra meremang ketika mendengar ucapan Derry. Putra marah, tidak terima kalau ayah nya dikatai pecundang seperti itu.

Baru saja maju selangkah, lengan Putra sudah lebih dulu ditahan oleh Amira yang kini sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

Padahal harusnya Amira itu khawatir pada Derry kalau sampai-sampai Putra turun tangan sekarang juga. Maklum, mantan atlet karate.

"Der, sejak kapan sih kau jadi menyebalkan begini?" Tanya John dengan nada geramnya.

"Sejak sahabatmu ini tidak menepati janjinya!"

Semuanya terdiam, menatap kearah Derry yang sedang menunjuk wajah Hans dengan jari telunjuknya.

Tidak hanya rombongan Hans, namun beberapa orang yang berada disekitar mereka juga ikut memandang, menyimak, dan juga memperhatikan keributan yang sedang terjadi di bandara sepagi ini.

Sebagian dari mereka adalah kaum yang penasaran. Tapi, sebagian lagi adalah kaum yang mencintai keributan.

Merasa perilakunya sudah menyita beberapa pasang mata, Derry mulai menurunkan telunjuknya dari depan wajah Hans.

"Kenapa diturunin tangannya? Malu? Oh, masih punya malu, ya? Dikira udah lenyap bareng sama otak situ" ucap Putra ketus dari belakang Hans.

Derry melirik kearah Putra, menarik salah satu sudut bibirnya keatas. "Dia anakmu? Hah, mirip loh. Sama-sama brengsek nya!"

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang