12. Terima kasih

635 33 0
                                    


" gue gak mau kehilangan seseorang yang seperti lo lagi Put...lo itu mirip sekali dengan beliau"

Ran langsung menghadap ke arah depan dan menyeka air matanya yang tersisa di pipinya.

***
Di pagi yang cerah Ran kecil dengan gembira mengambil buku gambar dan pensil warna nya...lalu dia duduk di sebelah jendela rumah nya.

" Ran sini sebentar" ucap seseorang pada Ran

" iya ada apa papa" senyuman Ran kecil mengembang. Bahagia.

Ran kecil berlari pasti menuju papa nya dan menjatuhkan diri pada pangkuan papa nya.

" pa liat nih gigi Ran udah mau copot...nih" Ran kecil memainkan giginya dengan lidah kecilnya.

" wah anak papa udah besar ya" senyuman yang tak pernah hilang dari benak seorang Ran. Senyuman nya hangat hingga mengalahkan matahari.

" Ran, papa punya hadiah buat Ran" lanjut nya yang kini membuat badan Ran menegak bahagia.

" sungguh?"

Papa nya menurunkan Ran kecil dari pangkuan nya dan berjalan menuju kamar nya.

Ran kecil hanya bisa berdiri tegang dan menggigit bibir bawahnya.

Tak lama setelah nya papa nya keluar dari kamar nya membawa sebuah buku berwarna pink berukuran sedang.

" nih papa belikan buku ini buat Ran"
Papa Ran sangat ceria melebihi anak yang baru di kasih permen oleh orang tuanya.

" apa ini pa?"

" ini namanya buku dairy...nanti jika Ran sudah besar dan tidak punya teman curhat...Ran bisa curhat di buku ini..."

" loh kan Ran punya papa...papa yang bakal nemenin Ran curhat kan?"

Terlihat papa Ran menghela nafas berat dan tersenyum kaku.

" iya...anggap aja buku ini papa ya" raut wajah yang tadinya ceria berubah menjadi pucat.

" memang nya papa mau kemana...hiks...hiks papa mau kemana hiks Ran ikut ya" karena Ran sadar akan sikap papa nya yang mulai aneh.

Papa nya hanya tersenyum hangat mengelus lembut rambut anak tunggalnya itu. Lalu mencium puncak kepala anak nya dengan kasih sayang.

***

" dan gue gak tau kalo itu...hiks...adalah terakhir kali nya gue ketemu sama papa"

Putra hanya bisa mengangguk sedih mendengar cerita Ran.

" dia sangat ceria sama kaya lo Put...hiks...hiks...maaf gue udah curhat panjang lebar sama lo"

" maaf udah buat lo sedih Ran" cerita pilu Ran berhasil membuat hati Putra sedikit tertohok.

" gapapa kok Put...setidak nya gue udah sedikit lega sekarang" senyum Ran kembali merekah. Hati nya sudah agak membaik.

" ehm Ran pulang ini jadi kan ikut gue?" Setelah mengingat lagi Putra ingat jika ia punya janji pada Ran.

" jadi dong, tapi kemana?"

" ikut aja ya"

Mereka saling bertatapan satu sama lain senyum di wajah mereka tak ada yang berani turun. Baik Ran maupun Putra masih mempertahankan senyuman nya.

***

Sepulang sekolah seperti biasa Ran menunggu di halte sekolah. Tak ingin banyak orang yang tau bahwasanya Ran akan pulang bersama dengan Putra.

Ran memutuskan akan keluar sekolah ketika keadaaan sekolah sudah sepi. Dan Putra menyetujui nya.

Lama menunggu Putra keluar dari parkiran. Ran memainkan ponsel nya hanya sebatas mengecek pesan dari mamah nya dan membuka instagram...yah namanya juga anak muda semua sosial media itu harus di cek setiap saat...walaupun hanya untuk melihat postingan dari artis yang tak dikenalinya.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang