57. Persiapan

89 9 10
                                    

Ran terdiam, menatap seseorang yang sedang berada diluar pagar rumahnya dengan sebuah motor yang berada disebelah tubuhnya.

Helaan nafas pun akhirnya keluar dari mulut Ran. Sebenarnya dia masih kesal dengan Dinan karena kejadian beberapa hari lalu yang mengharuskan keduanya adu mulut pagi-pagi di sekolah.

Ran sudah cerita semuanya pada Vira dan Nana, dan jawaban keduanya pun sama dengan apa yang dikatakan oleh Raihan hari itu.

"Ih, lo pacaran baru berapa minggu kok udah mau putus aja sih? Nanti lah" kata Nana.

"Iya Ran, kasih kak Dinan kesempatan buat buktiin kalau hubungan lo sama dia itu memang pantas dipertahankan" Vira pun ikut bersuara.

Lagi-lagi Ran menghela nafasnya. Hatinya merasa janggal, seperti akan ada sesuatu besar yang sedang menunggunya didepan.

Karena tak mau terlambat masuk sekolah, akhirnya Ran pun bergegas menuju gerbang dan membukanya untuk berjumpa dengan Dinan yang berada diluar.

Kini, Ran sudah diluar pagar rumahnya, tangannya dengan cepat kembali menutup pagar rumahnya rapat-rapat.

Setelah menutup gerbang, mata Ran langsung tertuju pada Dinan yang sedang sibuk memainkan handphone nya sampai-sampai tak sadar akan keberadaan Ran disampingnya.

"Pagi, kak" sapa Ran canggung.

Dinan langsung menoleh kearah Ran. Lalu setelahnya, dengan cekatan, Dinan langsung memasukkan handphone nya kedalam kantung jaketnya.

"Oh? Ran sudah siap?" Tanya Dinan diiringi dengan senyuman.

Ran mengangguk pelan, tak ada niat untuk membalas ucapan Dinan walau hanya sepatah dua kata saja.

Hati Ran terasa sesak. Sepertinya memang ada yang salah dengan Dinan. Bahkan, dia juga tidak membalas ucapan selamat pagi dari Ran dan memilih untuk langsung berangkat ke sekolah.

***

Langkah Ran terhenti didepan ruang kesehatan yang nampak rame dan ricuh oleh teriakan-teriakan para murid yang berdesakan di pintu maupun di jendela ruang kesehatan.

Ingin lewat pun rasanya sangat sulit karena memang jalanan sudah ter-blokir oleh gerombolan para murid.

"Eh, ada apa sih? Rame gini?" Tanya Ran pada salah satu siswi yang tak jauh darinya.

Siswi itu pun menoleh kearah Ran. Lalu, matanya mulai membulat lebar. "Ran, bukan?"

Ran mengerutkan keningnya heran. "Hah? I-iya, aku Ran, kenapa?"

Siswi berambut pendek itu pun langsung mendorong Ran masuk kedalam gerombolan murid yang semakin gaduh dan ribut.

Ran yang terkejut pun langsung oleng dan menabrak orang yang berada disamping kanan dan kirinya secara bergantian.

Ran pun bingung, author nya pun ikut bingung. Ini kenapa gurunya kagak dateng-dateng sih? Rame banget gini? 

Hingga dimana tubuh Ran yang enggak kecil-kecil banget itu pun berhasil tiba diambang pintu ruang kesehatan. Atensi nya pun langsung menuju kearah dua orang yang berada didalamnya.

Matanya membulat melihatnya. Ran pun langsung lari kedalam ruang kesehatan dan segera menarik baju salah satu dari dua orang tersebut agar berhenti melakukan kegiatannya.

"Apa-apaan sih ini?!" Tanya Ran dengan suara yang meninggi.

Keduanya pun terdiam, gerombolan murid yang berada diluar pun ikut terdiam. Hanya ada suara nafas terengah-engah yang keluar dari bibir kedua cowok yang berada disisi kanan dan kiri Ran.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang