58. Dibalik layar

114 9 0
                                    

"Hahaha, kau memang yang paling hebat, Hans"

Hans hanya tersenyum senang ketika mendengar pujian dari salah satu temannya yang hadir di acara pembukaan cabang baru perusahannya yang terletak di ibu kota.

Karena, perusahaan inti milik Hans itu ada di yogyakarta.

"Hans" sapa seorang laki-laki dengan setelan jas rapih mulai menghampiri Hans.

"Oy, akhirnya kau datang juga" seru Hans senang.

Laki-laki dihadapan Hans hanya tersenyum kecil sembari memperhatikan wajah Hans yang sangat berseri.

"Kau ingat janjimu kan, Hans?"

Hans tersenyum, lalu memukul pundak temannya itu dengan pelan. "Haish, tentu saja saya akan ingat. Aku bisa buka cabang disini pun karena kau"

"Hans, kau akan membantu perusahaan kecilku agar bisa menjadi perusahaan besar seperti milik mu, kan?" Tanyanya lagi.

Hans terdiam, lalu mengangguk. "Iya, kau tenang saja" jawabnya, menenangkan sang lawan bicara.

"HANS!" seru seorang wanita dengan gaun merah panjang dari ujung ruangan.

Hans yang mendengarnya pun langsung tersenyum senang. Dia, dokter muda yang akan menjadi calon istrinya.

Wanita dengan gaun merah itu mulai berjalan anggun mendekati Hans disertai dengan senyuman manisnya.

Laki-laki yang tadi sempat menyapa Hans pun langsung permisi pamit ketika wanita itu sudah berada dibelakangnya. Ya, dia mengerti suasananya kok.

"Kau baru sampai?" Tanya Hans sembari bergerak merangkul pundak wanita cantik disampingnya.

Wanita berambut hitam panjang itu langsung tersenyum malu. "Iya, maaf ya aku terlambat pada acara pembukaannya"

"Tidak apa. Ayo, aku ingin memperkenalkan mu dengan teman-teman ku"

Hans langsung merengkuh bahu wanita cantik disebelah nya dengan perasaan senang. Rasanya, hari ini semesta memang sedang berpihak dengannya.

Perusahaannya mengalami kenaikan saham, dia baru saja membuka cabang, dipuji banyak teman, dan menjadi calon suami dari wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter muda.

Hans hanya manusia, yang juga memiliki sifat egois dan serakah.

Lagipula, siapa sih yang tidak senang jika sedang berada dalam keadaan seperti Hans sekarang ini? Berlimpah harta diusia yang masih bisa dibilang muda?

"Ow, jadi ini calon istri mu?" Tanya seorang laki-laki dengan badan tegap dan tinggi.

Hans mengangguk semangat. "Iya, dia cantik bukan?"

"Tentu. Lebih cantik lagi kalau dia menjadi istri kedua ku"

"Berhenti lah, John. Kalau tidak, aku akan menceraikan mu" sahut seorang wanita yang berdiri tepat disebelah John.

"Istri ku, bolehkah aku berpoligami? Ya? Aku kasian dengan Hana yang harus menikah dengan manusia kasar seperti Hans" ucap John dengan suara membujuk.

Istrinya hanya berdecak, lalu memukul pelan dada sang suami. "Jangan macam-macam kau"

Hans hanya geleng-geleng saja melihat tingkah sepasang suami istri yang baru menikah satu minggu yang lalu itu. Hah, terlihat harmonis bukan?

"Hans, lama tak jumpa"

"Kau nya saja yang tak pernah ikut jika kita kumpul" ujar John menyahuti sapaan laki-laki yang menggunakan setelan jas abu-abu dihadapan nya.

Laki-laki itu tersenyum mendengar ucapan John. "Kan aku sudah bilang, kalau aku ini sibuk"

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang