2. Mungkin kah? ( Putra POV )

1.6K 90 3
                                    

"Hai" sapaku kepada sosok perempuan yang sedang duduk santai di taman belakang rumah ku.

Saat itu, aku masih duduk di bangku sd kelas 6. Ya, dia sahabatku. Dari kecil, aku sudah ditakdirkan bertemu dengannya. Dan aku berharap akan bersama dia selamanya. Dia itu anak tetangga sebelah rumahku.

"Oh, hai Putra" jawabnya dengan senyuman.

Tapi, aku merasa ada sesuatu yang salah pada dirinya. Raut wajah dan mata hitamnya itu yang meyakinkan aku jika dia sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu kenapa?" Tanyaku sambil duduk disebelahnya dan menggoyang-goyangkan bahunya, pertanda aku ingin tau.

Dia tidak langsung menjawab pertanyaan ku, dia terdiam lama sambil menatapku dengan tatapan sedih.

Hei, ada apa ini? Apa aku berbuat kesalahan padanya? Tapi, kapan? Entah lah yang jelas aku menunggunya menjawab pertanyaanku dengan sabar.

"Put, aku mau ngomong serius sama kamu" ucap dia, pada akhirnya angkat bicara setelah terdiam lama.

"Iya, bicara saja. Apa? Ada apa?" Ucapku penasaran.

"Put, aku gak bisa bareng-bareng lagi sama kamu. Soalnya aku dan keluarga ingin pindah ke chicago. Kamu gak marah kan?" jelasnya panjang lebar yang mampu membuat mulut ku terbuka.

"Put, kamu marah ya?" Dia bertanya sembari menggoyang-goyangkan tubuhku yang lemas karena perkataannya itu.

"Oh, engga kok" ucapku disertai senyum, yang pastinya aku paksakan.

Entah mengapa, hatiku disaat itu sangat kacau, dan pikiranku tak tentu. Badan ku lemas hingga hayati tak sanggup berdiri dan bergerak.

Entah kenapa juga, hati ini tak terima. Egois kah aku jika aku tak mengizinkannya pergi? Serakah kah aku jika aku ingin dia hanya menjadi milikku saja?

Setelah dia berbicara seperti itu, dia menangis dan meminta maaf mati-matian kepadaku. Dengan perasaan yang mungkin sama-sama hancur, dia memeluk diriku erat.

Satu persatu air mataku pun ikut jatuh menyusul air matanya. Aku tak bisa membayangkan jika disaat itu lah aku akan kehilangan seseorang yang paling aku sayangi dan ya dia salah satu orang yang aku sukai akhir-akhir ini.

Memang tidak wajar mendengar anak sd sudah mulai bercinta. Tapi, aku merasakannya. Jika aku disebelahnya, aku merasa jantungku tak beraturan. Mungkin kah ini, Cinta? Benar kah?

***

"WOI PUT!" Teriak seseorang yang jelas-jelas membuat aku terkejut.

"Heh! Biasa aja dong!" Ucapku lantang sembari mengelus-elus iba telingaku yang kesakitan.

"Hehehe, maaf put. Habisnya lo ngelamun aja sih, lamunin apaan?" Tanyanya diiringi dengan cengiran tak berdosa.

"Kepo deh."

Lelaki yang duduk disebelah ku itu hanya mendengus pelan mendengar jawaban ku yang terdengar sinis.

Ya, dia teman sebangku ku ALEX WINARDA. Namanya memang seperti bule, tapi dia itu sebenarnya orang lokal asli kok.

"Eh put, lo kenal sama ranesaa?" Tanyanya lagi yang kali ini benar-benar membuatku tersentak.

Dia tau dari mana?

"Gue tau pas liat lo sama dia makan di kantin tadi" ucapanya seolah-olah membaca pikiranku.

"Dasar stalker, kaya fans aja" ucapku dingin sambil mengetuk-ketuk pulpen keatas meja.

Benar, saat ini kita sedang berada didalam kelas. Yang kebetulan sedang kosong karena gurunya tidak masuk yang katanya sih ada urusan pribadi gitu.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang