52. Sebenarnya siapa?

167 12 11
                                    

Eh maaf banget ya kalau ada typo, soalnya aku nulisnya malem-malem mulu sih, sekalian begadang nunggu balesan chat doi awokawokawok.

Langsung aja.

CEKIDOT

》》》》》》 D R E A M 《《《《《《


























Ran memijat pelipisnya pelan, rasanya kepalanya ini sangat minta dibenturkan ke tembok. Pusing. Mata Ran kembali terbuka dan melihat sekelilingnya, memang perpustakaan itu adalah tempat yang paling cocok untuk dijadikan tempat tidur bagi Ran.

Sedetik kemudian, Ran langsung menidurkan kepalanya diatas meja dengan tangan yang dijadikan sebagai bantalan. Rasa kantuk mulai menjalar dalam tubuh Ran hingga membuatnya menguap beberapa kali.

Belum sepenuhnya mata Ran tertutup, ada sebuah suara yang terdengar sangat dekat dengan telinganya. Ran lantas membalikkan badannya untuk melihat siapa pelaku yang sudah membuat rencana tidurnya gagal.

"Eh? Gue ganggu lo tidur ya?" Tanya laki-laki yang kini sudah duduk disebelahnya.

Jujur, Ran geram melihatnya. Sebenarnya laki-laki ini siapa sih? Dan mau apa dia terus-terusan mendekati Ran?

"Gak, kenapa?"

Laki-laki yang bernama Rayn itu lantas tersenyum senang mendengarnya. Hah, Ran tidak tau saja kalau Putra yang berkedok Rayn itu sedang menahan rindu sejadi-jadinya.

"Ada hal yang mau gue omongin sama lo" ucap laki-laki itu pelan.

Ran mengerutkan keningnya, tanda menunggu ucapan dari Putra selanjutnya. Putra kembali tersenyum kecil melihat Ran kebingungan seperti itu. Lucu.

"Lo itu udah ada pacar belum?" Tanya Putra yang benar-benar random pikir Ran.

Ran yang ditanya pun diam sejenak, merasa tak nyaman dengan pertanyaan Putra. Karena, menurut Ran untuk ukuran seseorang yang baru saja kenal, pertanyaan itu memang membuatnya jadi tidak nyaman dengan orang tersebut.

"Apaan sih? Random amat" ucap Ran lantas membuang pandangannya.

Lagi-lagi Putra tersenyum, dia sangat rindu dengan kelakuan Ran yang seperti ini. Yah, sekarang yang membedakan diantara kedua nya itu hanyalah sebuah keadaan dan perasaan saja.

Putra tau, sangat tau jika perasaan dan hati Ran sudah bukan untuknya lagi. Laki-laki yang bersamanya di cafe saat itu lah yang meyakinkan Putra akan hal ini.

"Sorry gue ganggu lo terus ya" ucap Putra.

Ran mengerutkan dahi nya.

"Lo mau permen? Gue ada satu, nih" kata Putra sembari merogoh sakunya dan menyodorkan satu permen dihadapan Ran.

Ran menatap permen itu dalam diam. Pikirannya mulai bercabang tentang laki-laki disampingnya ini. Kenapa dia terlihat seperti laki-laki yang berada di mimpinya? Kenapa mereka berdua begitu mirip?

"Gak, makasih, di perpus ga boleh makan" ucap Ran ketus.

"Tapi kan permen ini gak dikunyah, jadi gak bakal ketauan"

"Makasih, buat lo aja" ucap Ran setenang mungkin menghadapi laki-laki bernama Rayn itu.

Putra hanya mengangkat bahunya. Lalu, ia buka bungkus permen itu untuk dimakannya sendiri. Entahlah, karena sudah terbiasa bersikap dingin, Putra jadi malas untuk berdebat.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang