7

3.2K 381 2
                                    

Ini adalah situasi yang menguntungkan semua orang,kecuali Baekhyun.

Ia tidak sedang dalam kondisi prima untuk berlatih, dan ada tekanan besar baginya karena ia merupakan salah satu penyerang di tim.

Pertandingan musiman yang akan segera tiba itu bagaikan mimpi buruk bagi Baekhyun, namun ia pikir hal itu pasti karena sudah lama ia tidak bermain sepenuh hatinya.

Ia mulai bertanya-tanya bagaimana rasanya bermain sepak bola hanya sebagai hobi semata, daripada sebagai pertandingan kompetitif.

Baekhyun menghela nafas dan menyandarkan kepalanya ke tembok di sebelahnya, tenggelam dalam kegaduhan yang masuk kanan keluar kiri di telinganya sebelum bel berbunyi.

Tidak berarti semua orang akan langsung tenang, namun ketika wali kelas mereka memasuki kelas bersama dua sosok murid asing, kelas hening seketika.

Murid-murid baru itu terlihat sangat menakutkan.

Walaupun mereka mengenakan seragam yang sama, namun pakaian itu terlihat seperti sesuatu dari film kriminal; pendek kata, kesan pertama mereka menampakkan masalah.

Murid yang di kanan bertubuh amat tinggi, dengan alis tebal penuh kharisma, serta sepasang mata yang tajam.

Sulit dipercaya bahwa siswa itu seumuran dengannya.

Sementara itu murid yang di kiri sedikit lebih pendek, dan tampangnya lebih ke arah eksotis ketimbang mengerikan.

Ada sesuatu dalam roman mukanya yang mengingatkan Baekhyun pada sejenis kucing; bukan kucing rumahan yang kecil dan manis, namun seekor macan kumbang yang licik.

"Kelas 3-1. Dua orang ini akan menjadi teman sekelas kalian selama sebulan. Mereka datang jauh-jauh dari Beijing, jadi berilah sambutan hangat pada mereka,"
tukas sang guru.

Si tinggi di sebelah kanan mengangkat tangan, memotong penjelasan sang guru

Ia bicara dalam bahasa Inggris.

"Sebenarnya, Vancouver."



"Ah, ya. Vancouver. Maafkan saya. Anak-anak, ini Huang Zitao. Yang dari Vancouver ini Wu Yifan."

"Kris." Kembali Yifan membetulkannya.

Zitao melirik ke arah murid satunya dan mendengus.Vancouver atau Beijing, Baekhyun tidak ambil pusing.

Ia tidak mau membuat masalah dengan mereka karena ia tahu (atau ia kira demikian) bahwa orang Cina terlatih dalam ilmu bela diri (jelas sekali ia terlalu banyak menonton film kungfu).

Huang Zitao akhirnya duduk dikursi kosong di belakangnya, sedangkan Kris di seberang sana, antara Jongin dan Sehun.

Dibanding cowok Vancouver itu, Jongin dan Sehun terlihat seperti kurcaci; setidaknya dari sudut pandangnya saat itu.

Ia membungkuk ke depan lagi dan melipat tangannya dengan malas, namun kali ini, ia sama sekali tidak mengantuk.

Bagaimana ia bisa tidur dengan tenang jika sosok di belakangnya melubangi belakang kepalanya dengan mata?

Baekhyun tidak melihat Chanyeol seharian setelah homeroom.

Itu normal, tapi mungkin Baekhyun berharap bertemu dengannya di lorong... atau mungkin di kantin, paling tidak hanya memandangnya sesaat karena aneh rasanya jika tidak ada Chanyeol di dekatnya.

Namun saat ia menyadari telah memberi perhatian yang berlebih, ia menggelengkan kepala dan langsung melenggang ke tempat latihan.

Di tengah-tengah waktu istirahat pertama mereka, Jongin berlari ke arahnya dan meletakkan tangannya di pundak Baekhyun.

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang