Di halaman kedua dari belakang ada dua koin game terselotip dan sebuah catatan dengan tulisan cakar ayam di bawahnya:
"Main lagi lain waktu, Baekhyun dan Chanyeol, sahabat sejati!"
Halaman terakhir yang ia buka dipenuhi dengan tulisan yang rapi, dari atas sampai ke bawah.
Di dunia yang berikutnya,
bila kau terlahir kembali sebagai seorang rupawanKuingin terlahir kembali sebagai malaikat.
Walau ku tak terlihat,
dan kau akan mencintai yang lain,Kuingin terlahir kembali sebagai malaikat
untuk menjagamu..
Di dunia yang berikutnya,
bila kau terlahir kembali sebagai seekor burung cantik,Aku ingin terlahir kembali sebagai pohon besar.
Walau ku harus menunggumu,
di satu tempat,Aku ingin terlahir kembali sebagai sebuah pohon,
tempat kau beristirahat saat sayap-sayapmu lelah.
Pandangan Baekhyun yang berlinang air mata baru membaca dua bait sepintas saat didengarnya Chanyeol menggumam lembut,
Di dunia yang berikutnya,
Bila kau terlahir kembali sebagai mawar yang cantik,Aku ingin terlahir sebagai Baby's Breath yang sederhana.
Walau sama sekali tak mirip
di hadapanmu,aku ingin terlahir kembali sebagai bunga Baby's Breath,
agar keindahanmu dapat tumbuh, dan kau bisa dicintai.
Air mata mengaliri pipinya, buku catatan itu bergetar di tangannya.
Tulisan itu tercoreng rintik hujan, atau air matanya, ia tidak yakin.
Baekhyun merasakan ciuman hangat di keningnya, dan saat itulah ia kembali pada kenyataan.
Salah satu pria berbaju putih mengatakan sesuatu pada yang lain tentang cuaca yang buruk, lalu mereka memegang lengan Chanyeol dengan perlahan dan menuntunnya ke mobil.
Baekhyun menariknya lagi, terisak, bersuara tidak jelas, sampai ibunya menahannya.
Sementara ia berontak dalam cengkeraman ibunya dan berteriak pada orang-orang itu untuk melepaskan Chanyeol selagi mereka membawanya ke mobil, Chanyeol mengikuti mereka dengan sepenuh hati, sambil menoleh ke belakang, pada Baekhyun selama ia ditarik pergi.
Mesin mobil menggeram di antara derai hujan, Baekhyun berteriak untuk Chanyeol dengan usaha yang sia-sia untuk menghentikan mobil itu supaya tidak pergi.
Dia menatap Chanyeol yang melihatnya lewat kaca belakang, namun wajah itu semakin menjauh saat mobil mulai melaju dan menuruni jalanan.
Saat sudah setengah jalan di jalanan daerah perumahannya, Baekhyun akhirnya melepaskan diri dan mengejar mobil itu.
"Chanyeol !!! " teriaknya.
Awan petir seolah menjawab panggilan putus asanya dengan suara bergemuruh.
Ia tersandung dan terpeleset di jalanan aspal keras sekali, lututnya langsung lecet.
Chanyeol menyembulkan kepalanya dari jendela dan meneriakkan nama Baekhyun, Baekhyun berusaha untuk bangun kembali dan berlari.
Berlari seolah ia tak pernah berlari sebelumnya.
Berlari seperti yang dilakukannya di pertandingan semasa junior saat ia mencetak gol pertamanya.
Bagaimanapun juga, mobil terlalu kencang.
Semakin cepat ia berlari, semakin jauh mobil itu melaju hingga tidak tampak apa pun selain bayangan hitam di kejauhan.
Baekhyun menangis, mencengkeram dadanya, tempat hatinya yang terasa sakit.
"Chanyeol...," ratapnya, ia jatuh berlutut dan memeluk buku harian itu sedekat mungkin agar tak basah.
Ia menangis sampai ingus dan air mata mengalir, ia terisak sampai hati dan rusuknya terasa sangat sakit hingga ia tak sadarkan diri, tepat di tengah jalan.
"Jika angin bertiup, itu berarti seseorang menyerukan namamu. Jika hujan turun, itu berarti seseorang merindukanmu. Kamu tidak usah takut, aku akan menjagamu!"
"Sungguh?"
"Sungguh."
"Selalu?"
"Selalu! Janji!"
Kesadaran menemukannya kembali di rumah, di mana suasananya tenang dan damai.
Hujan telah reda, burung-burung berkicau di luar. Kutilang, ia menerka.
Ia merasa begitu lemah sampai tidak mampu bergerak, hingga tiang infus memasuki penglihatannya, dan dia merasa aneh saat obat terpompa masuk ke tubuhnya lewat jarum yang menancap di belakang tangannya.
Dia merasa sangat kosong.
Kemudian, ia melihatnya.
Ia memandang cahaya yang menembus lewat jendela terbuka, tetes hujan yang berketipak-ketipuk jatuh dari genteng.
Di ambang jendela, dilihatnya sebuah kaleng berisi bunga-bunga putih yang bermekaran di atas pot yang jelek, kelopaknya basah oleh embun.
Pemandangan itu menghangatkan hatinya dan memberinya semangat, meski ia tidak begitu ingat mengapa ia merasa senang bukannya sedih.
Lalu, ia teringat alasannya.
Dia ingat Chanyeol menjelaskan padanya bahwa Baby's Breath melambangkan kesucian hati, ketulusan, dan kebahagiaan.
Dia ingat kesucian hati Chanyeol.Dia ingat ketulusan kasih sayang Chanyeol.
Dia ingat kebahagiaan yang telah Chanyeol beri.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanfictionCast : Byun Baekhyun × Park Chanyeol Story by: Jindeul Genre : Angst,Hurt,Family and find by your self Story is remake karya Jindeul. Keren banget sumpah ni Ff :'v bikin ingus gue meler. Siapin tisu yang banyak y guys kalau mau baca nih Ff :v . " B...