Hari Minggu.
Baekhyun bukanlah tipe orang yang suka melingkari kalender, namun kali ini, rupanya ia sedang mengecek kalender kecil penuh debu di samping tempat tidurnya tiap pagi, menyilang angka-angka tebal yang tertera dengan pulpen merah.
Benar-benar keterlaluan kegiatannya menghitung hari, namun hanya itulah yang mampu menolongnya, bisa dibilang dalam rangka menyiapkan diri untuk saat-saat terakhir.
Ia berguling ke luar tempat tidur saat mendengar bel rumahnya berbunyi berkali-kali, rambutnya masih berantakan dan matanya masih mengantuk.
Ia bahkan tidak bisa membayangkan orang waras mana yang mau membangunkannya dari "tidur anggunnya" di pagi buta, meski ada satu wajah dan nama yang muncul saat ia mendengar suara.
"Baekkolo! BABY, COME BAEK! My freshly baeked apple pie!"
"Jongin," desis Baekhyun saat membuka pintu depan lebar-lebar, dan menemukan seorang laki-laki dengan cengiran khas untuknya, beserta beberapa orang di belakangnya.
Sebagian besar merupakan rekan satu tim, beberapa lainnya adalah wajah-wajah kenal-tapi-tidak-begitu-kenal yang mungkin ia temui sekali-dua kali.
"Mau datang nonton? Kupikir kau mungkin ingin latihan sedikti; tambah lagi, kita dapathot dog setelah pertandingan, tim yang kalah bayar."
Jongin menyeringai, menggendong bola di antara lengan dan paha.
"Apa kakimu sudah baikan?"
Baekhyun melirik ke bawah, kekakinya yang masih dibalut perban dan ototnya yang dibebat untuk mengembalikannya ke posisi semula, ia harus bersandar ke pagar untuk menopang tubuhnya.
Ia menggoyangkan kaki bagian lutut-ke-bawah pelan untuk menunjukkan bahwa cederanya perlahan-lahan pulih.
"Masih agak sakit,tapi tidak ada patah tulang atau apa pun,"
katanya, sambil sekilas melirik ke belakang, ke jendela yang terbuka.
Kamar Chanyeol paling dekat denganpintu depan, alasan mengapa kamarnya merupakan ruanganterdingin, tapi dari pagar ia dapat melihat Chanyeol sudah bangun dan belajar, meski Hari Minggu.
"Kau keberatan kalau Chanyeol ikut?"
Anak-anak lain mulai berkasak-kusuk di belakang Jongin.
"Si dungu? Dia akan ikut bersama kita?"
"Orang-orang akan betul-betul mengira dia salah satu dari kita."
"Bagaimana kalau dia memukul kita dengan batu?"
"Hei, hei, hei," Jongin mendiamkan mereka yang mulai ramai tertawa.
"Chanyeol ada di pihak kita. Jangan lupa dialah yang menolong Baekgu ini dari baku hantam, benar?"
Saat ia berpaling ke Baekhyun, ia mengedipkan sebelah matanya.
"Ayo main."
Baekhyun dan Chanyeol duduk di bawah teduhnya bayangan pepohonan selagi menonton kedua tim bertanding.
Chanyeol begitu serius menonton bola sepak yang dioper dari ujung lapangan ke ujung yang lain sampai kepalanya ikut-ikutan bergerak dari sisi ke sisi, seperti kucing mengikuti sinar laser.
Ia tersenyum dan bertepuk tangan tiap kali salah satu tim mencetak gol, melompat kaget sambil menutup telinga saat wasit meniup peluit terlalu keras, lalu sesekali menoleh ke arah Baekhyun dengan cengiran bodoh di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanficCast : Byun Baekhyun × Park Chanyeol Story by: Jindeul Genre : Angst,Hurt,Family and find by your self Story is remake karya Jindeul. Keren banget sumpah ni Ff :'v bikin ingus gue meler. Siapin tisu yang banyak y guys kalau mau baca nih Ff :v . " B...