17

2K 268 1
                                    


Dia membantunya di awal, tapi lama-kelamaan Chanyeol berhenti bersikap terlalu sentimental terhadap tikus-tikus plastik itu, dia juga meneriaki mereka, menggunakan jari-jarinya yang terkepal dengan palu saat yang palu tidak lagi cukup.



Chanyeol mencetak skor tertinggi untuk Whack-A-Mole, setelah tujuh kali mencoba.


Mereka menemukan sebuah pojok yang baru dipasang di arcade, terlihat berteknologi tinggi yang disebut Zombie Slayers.

Mereka berdua memegang senapan mainan dan Baekhyun memasukkan koin terakhirnya dan membayar untuk satu babak.


"Kita berdua main untuk yang satu ini, tembak saja zombienya, oke?"


Sayangnya, Chanyeol tidak tahu apa itu zombie dan berakhir menembaki apapun yang dia lihat di layar, termasuk pejalan kaki, anjing-anjing tidak bersalah, dan Baekhyun.

"Tidak ada lagi?"

Baekhyun bertanya setelah menaruh senjatanya, merogoh kantongnya.


Chanyeol mengorek-ngorek kantongnya dan mengangguk.

"Tidak ada lagi."

"Tapi tadi itu sangat menyenangkan, ya kan?"


Pemuda yang lebih pendek, tersenyum, bertanya saat dia dan Chanyeol berjalan keluar dari arcade.


"Super-duper menyenangkan," seru Chanyeol.



Mereka tidak menyadari sudah seberapa larut semenjak mereka meninggalkan arcade dan pergi untuk membeli es krim di supermarket, yang semakin banyak kau membelinya, maka semakin murah. Bahkan setelah membeli dua buah es krim, mereka masih punya uang yang lebih dari cukup untuk pulang ke rumah.


Mereka menghabiskan waktu untuk makan, saat Baekhyun pikir menyenangkan juga untuk melenggang sedikit dan menyenggol Chanyeol sesekali, tanpa sadar bahwa itu adalah salah satu cara halusnya untuk menggoda.




Saat mereka sudah dekat dengan stasiun kereta api bawah tanah, seorang wanita menghentikan mereka.


Di atas kepalanya terdapat sebuah keranjang yang padat oleh berbagai macam buah-buahan, tapi masalahnya benda itu terlihat terlalu berat bagi wanita itu untuk dibawa di atas dua pasang kaki yang kurus.


"Nak, apakah salah satu dari kalian bisa tolong membawakan ini ke sana untukku?"

Dia menunjuk ke seberang jalan di mana disana terdapat parkiran.

"Oh, tentu saja."

Baekhyun menyetujui, menyerahkan bungkus es krim kepada Chanyeol.


"Chanyeol, kau bisa buangkan ini dan belikan dua lagi? Aku mau cokelat drumstick, kau tahu yang mana, kan?"



Chanyeol mengangguk, menggenggam kembalian yang Baekhyun berikan padanya dengan erat.


Dia tidak bergeming sampai Baekhyun mengangkat keranjangnya dan mulai berjalan dengan wanita tua itu, yang mana saat dia berbalik dan berkeliling untuk mencari toko yang mereka lewati sebelumnya.



Ternyata lebih jauh dari yang ia pikir, tapi saat dia sudah di dalam, dia memusatkan pikirannya untuk memilih cokelat drumstick kesukaan Baekhyun dan es krim vanilla cone untuk dirinya.


Ada antrian kecil di depan konter, jadi otomatis dia mengalihkan perhatian ke sebuah televisi mini yang menyiarkan berita.




...Polisi setempat telah memperingatkan bahwa sekelompok penjual organ tubuh sedang marak untuk beberapa kasus penculikan yang dilaporkan seminggu terakhir ini...Orang-orang hilang belum ditemukan...Jangan mengikuti orang asing sendirian ke tempat sepi...Segera laporkan segalam macam bentuk aktivitas yang mencurigakan kepada polisi.




Berita yang menggoncang itu tidak menarik perhatian Chanyeol sampai dia keluar dari supermarket dengan dua buah es krim di masing-masing tangannya.


Dia menemukan tempat terakhir kali Baekhyun meninggalkannya dan dia tak menemukannya di sana, jadi dia berputar-putar, memanggil-manggil nama saudaranya.


Es krimnya mencair, dan, dalam keadaan panik dia menghentikan orang-orang yang sedang berjalan dan hanya berkomat-kamit 'Baekhyun? Baekhyun?' kepada mereka.


Mereka mengabaikannya.

Mereka mengata-ngatainya.

Dia panik saat es krim mencair ke sekujur tangannya.



"Baekhyun!" Dia berteriak.


Segera laporkan segalam macam bentuk aktivitas yang mencurigakan kepada polisi.



Segera laporkan segalam macam bentuk aktivitas yang mencurigakan kepada polisi.

Segera laporkan segalam macam bentuk aktivitas yang mencurigakan kepada polisi.


Dia menjatuhkan es krimnya dan berlari cepat menuju ke sebuah telepon umum.

Dia tidak pernah menggunakan telepon umum sebelumnya, tetapi dia punya intuisi, dia memasukkan sisa koin yang dia punya ke dalam celah, seperti yang dia lakukan di arcade, dan menekan '119' yang dia lihat di layar.


Saat dia mendengar seorang wanita mengangkat teleponnya, dia nyaris saja berteriak kepada si penerima,


"Baekhyun! B-Baekhyun, saudaraku! Baekhyun pergi dengan seseorang dan aku tidak tahu di mana dia, tolong!"


"Harap tenang, tuan, Anda berada di mana sekarang?"


"A-Aku tidak tahu, aku tidak tahu." Chanyeol menjerit, melihat sekelilingnya dengan panik dan mencari kata terdekat yang dapat dia baca, kecuali dia tidak terlalu bisa membaca kata-kata yang rumit.



"W-Woo... Woojangsan! Di s-sebelah...,"

dia menyipitkan matanya ke kejauhan saat dia berusaha membaca tanda toko itu,

"Mr. Pizza!"

"Kami akan segera mengirim petugas, Tuan."


"T-Tolong, cepat, saudaraku, saudaraku...."


Tak berapa lama kemudian, suara sirine polisi yang nyaring membuat semua mobil yang berjalan berhenti.


Bukannya menghampiri Chanyeol, mereka mulai menyebarkan petugas ke segala pojok sempit, dan saat Chanyeol berlari menyeberang untuk mencari tahu ke mana mereka pergi, dia menemukan Baekhyun, dan wanita tua itu di borgol di sampingnya.



Sirine mobil polisi itu berbunyi lebih keras seperti dua tembakan menyusul mobil minivan putih



"Chanyeol, apa yang terjadi?"

Baekhyun bertanya, ketakutan, saat Chanyeol berlari menghampirinya dan memeluknya cukup erat untuk mengangkatnya satu inchi atau lebih di atas tanah.


Chanyeol melilitkan tangannya yang lengket di sekitar Baekhyun dan menenggelamkan jari-jarinya di rambut saudaranya, mendekapnya seolah-olah dia terlalu takut untuk melepaskannya.



"Ku pikir aku kehilanganmu,"

Chanyeol berkata di antara isak tangisnya, seluruh badannya gemetar,

"ku pikir aku kehilanganmu."

Dia tidak mengatakan sesuatu yang lain selain empat kata tersebut, dan Baekhyun hanya membalas pelukannya sama eratnya, bertanya-tanya sudah berapa kali dia mengatakan pada dirinya sendiri hal yang serupa.


"Benci mengacaukan suasana ini, tapi kami butuh kalian untuk ikut bersama kami."


Baekhyun buru-buru melepas Chanyeol yang masih terisak untuk menghadap ke petugas berseragam hitam, wajahnya yang tegas dan karismatik terlihat sangat, sangat tidak asing.



"...Kris?"

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang