Ia tak dapat berhenti menyalahkan dirinya;
ia tak yakin bagaimana cara memberi tahu Chanyeol bahwa mereka tidak akan bertemu satu sama lain untuk waktu yang sangat lama, sama seperti halnya mereka tidak sanggup memberi tahu Chanyeol bahwa ayahnya telah berpulang.
Menurut pengertian Chanyeol, ayahnya sedang berada dalam perjalanan bisnis yang panjang, mengabaikan fakta bahwa pria tersebut telah menjadi pengangguran untuk beberapa waktu, lalu...
Meninggal.
Ia mendesah, kemudian mengintip dari balik lengan Chanyeol ke arah meja belajar sementaranya.
Tulisan tangannya sudah lebih rapi berkat banyak latihan, namun beberapa kalimat masih tidak masuk akal atau spasinya salah.
Ia menunjuk ke sebuah kata.
"Sepak bola dieja dengan huruf bawah 'gi-eok' di bawah huruf vokal. Chook-gu,"
ia membacanya perlahan, membaca seluruh kalimat perlahan.
"Baekhyun suka... sepak bola..."
Jantungnya berdebar lagi.
"Chanyeol, kau harus menunjukkan pada mereka bahwa kau pintar... Aku tahu kau pintar. Mungkin mereka akan mengubah pendiriannya kalau kau menunjukkan mereka kau bisa membaca dan menulis seperti yang lainnya."
"Seperti... yang lainnya?"
Chanyeol meremas pensil yang ia genggam.
Ia menurunkan pandangannya kembali ke kertas bergaris.
Ada rasa sakit dan terluka yang tak terbayangkan di matanya.
"Maksudku..."
Baekhyun mendesah,
"Maksudku bukan begitu, Chanyeol..."
"Kalau begitu apa maksudmu?"
Nada suara Chanyeol rendah dan semakin turun, seperti kehabisan tenaga.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku... aku mempercayaimu."
Ia tidak sadar hari mulai larut sampai dilihatnya jam dinding di kamar Chanyeol.
Hampir jam lima sore.
Baekhyun tidak akan benar-benar memperhatikan waktu kalau ia tidak mendengar bel pintu, yang mana aneh karena mereka hampir tidak pernah kedatangan tamu selain teman-teman setim Baekhyun,itu pun sangat jarang.
Baekhyun adalah tipe orang yang membenci kunjungan takterduga.
"Siapa di sana?" tanyanya, lebih seperti mengelak daripada mendengar jawaban.
Ia menduga pengirim surat, salesman, atau mungkin penagih utang, tapi ia tidak pernah menduga akan menemukan Luhan memandanginya saat ia membuka pintu depan.
Baekhyun bersumpah jantungnya hampir copot lewat kerongkongan saking kagetnya, dan kakinya yang sakit terasa seperti agar-agar lunak saat kekagetannya surut.
Apa yang Luhan lakukan di depan rumahnya?
"Apa Chanyeol di rumah?"
Luhan bertanya tanpa basa-basi.
Baekhyun menggaruk tengkuknya.
"Err, ya, ada," jawabnya.
"Bagaimana kau..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanfictionCast : Byun Baekhyun × Park Chanyeol Story by: Jindeul Genre : Angst,Hurt,Family and find by your self Story is remake karya Jindeul. Keren banget sumpah ni Ff :'v bikin ingus gue meler. Siapin tisu yang banyak y guys kalau mau baca nih Ff :v . " B...