25

1.8K 217 2
                                    

"Chanyeol,"

kata Baekhyun dengan terbata-bata sembari menggenggam bagian kemeja saudaranya dan menariknya sangat dekat hingga mereka berhadapan mata ke mata di tengah-tengah neraka itu.


Ia mendengar teriakan orang-orang dari luar dan ia merasakan api mulai menjilat kulitnya saat ia mulai berbicara dengan pelan.

"Chanyeol, kau bisa pergi tanpa aku. Tidak apa-apa."

Chanyeol menggelengkan kepala lalu menempelkan dahi mereka.

Ujung jari tangan Chanyeol nyaris menyentuh pipi Baekhyun.

"Chanyeol tidak akan pergi ke mana-mana tanpa Baekhyun. Aku...," ia mendesah pelan

"aku tidak takut... kalau bersamamu."

Baekhyun tersenyum lembut mendengar itu, namun sebelum ia sempat membalas, ia kehilangan kesadaran dan terkulai di lengan Chanyeol.


"Baekhyun? Baekhyun!" teriak Chanyeol.

Ketika semua usaha mengguncang-guncangnya gagal, ia meletakkan tangannya di belakang leher dan di balik lutut Baekhyun.

Ia berusaha mengangkatnya, tapi seluruh kekuatan di kakinya telah hilang dan ada batasan berapa lama Chanyeol bisa bertahan sebelum dia juga pingsan akibat menghirup terlalu banyak asap dan menahan temperatur yang membara.

Tapi, dia mencoba dan mencoba lagi hingga Baekhyun berada di dadanya dan dia sendiri bediri.


Keringat mengalir di wajahnya yang melepuh dan Chanyeol berteriak "tolong!" pada api tersebut seolah ada yang akan menjawab.

Setiap orang normal pasti akan bertaruh dan berlari melewati api, tapi Chanyeol kurang dalam berpikir kritis dan pemikiran bahwa keamanan ada di luar di balik api jauh di luar nalarnya.

Baginya, mereka terjebak di sebuah ruangan, sama seperti bagaimana ia terjebak di antara dinding-dinding putih rumah sakit.


Ia menoleh kanan-kiri dan melangkah tak tentu arah, berteriak saat sebagian atap kayu itu roboh dan nyaris menimpa mereka berdua.



"Tolong! Seseorang, tolong!" Dia berteriak terus, suaranya serak dan tenggorokannya panas.


Chanyeol berlutut dan menarik Baekhyun lebih dekat, secara naluri melindungi tubuhnya dari puing-puing yang berjatuhan.

"Baekhyun..."

Ia menangis sembari menyentuh pipi saudaranya dengan lembut.


Kemudian, ia mendengar suara berisik dari luar seperti orang-orang berteriak dan otak Chanyeol tiba-tiba paham.



Berhenti sebentar, ia menurunkan Baekhyun dan menyelimutinya dengan selimut untuk menghindarkan api dari tubuhnya terlebh dulu, lalu ia mengambil sebuah balok kayu yang terbakar di lantai.

Ia ayunkan ke pintu terdekat dan pintu itu retak, kayunya berjatuhan sedikit-sedikit hingga akhirnya runtuh dengan pukulan kedua.


Ada cahaya.


Para pemadam kebakaran yang telah merangsek masuk terlambat malah menyiramkan air lewat selang daripada menyelamatkan mereka.




Chanyeol mengerahkan sisa tenaganya untuk mengangkat Baekhyun kembali, lalu berjalan sempoyongan keluar dari rumah yang terbakar itu tepat waktu untuk paramedis merenggut saudaranya darinya.


Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang