Telapak tangannya mulai basah dan panas, debaran jantungnya menggelegar di telinga.
"Baekhyun!"
Didengarnya suara pelatih memanggilnya dari samping lapangan.
Entah bagaimana, kakinya bergerak sendiri saat ia beranjak keluar lapangan.
Dia tak pernah berlari sangat cepat seumur hidupnya, tidak pernah merasakan desakan yang menggebu dari hatinya untuk menuntun tubuhnya, selangkah demi selangkah, hingga ia berlari keluar stadion secepat kilat.
Dia berlari sangat cepat sampai ia sendiri pun tidak percaya kakinya masih menempel di tubuhnya, sakit di kakinya mulai surut dengan perlahan tapi pasti, namun denyut di kepalanya tidak hilang-hilang juga.
Kembali di stadion, Sehun beranjak mengejar Baekhyun, tapi Jongin menahannya.
Ia menggeleng.
"Tidak apa-apa," kata Jongin.
"Flashbaek tidak pernah lari secepat itu seumur hidupnya." Ia tersenyum.
"Kau tidak akan pernah menangkapnya."
Tapi, ia menatap ke arah Baekhyun pergi dengan senyum mengetahui.
Baekhyun berlari melewati ruang dan waktu; ia berlari sangat kencang sampai-sampai ia melihat semua di sekelilingnya melesat dan menjadi warna-warna, dan, dalam derasnya adrenalin, dia berlari menyeberangi jalan tepat di saat kendaraan mulai melaju dari arah lain.
Ia berlari sangat kencang hingga merasakan perih hujan yang menampar mukanya seperti air shower.
Tidak sekalipun dia berhenti, melewati tempat-tempat yang ia kenal: supermarket, toko bunga, toko hewan yang sangat Chanyeol sukai, hingga pada akhirnya ia berhenti di dekat rumahnya dan melihat mobil hitam terparkir di luar.
Chanyeol ada di sana.
Kardus-kardus pindahannya sedang dimuat di bagasi kosong, Ibu Baekhyun tengah menandatangani sebuah kertas.
Baekhyun nyaris jatuh ke samping saat berhenti, badannya akhirnya merasakan goncangan, dampak setelah berlari cepat tanpa henti.
"Ch-Chanyeol..."
Ia terengah, berjalan ke arahnya dengan terpincang, lalu memeluknya erat-erat.
Dihirupnya aroma shampo Chanyeol, pakaian kotornya, semua miliknya.
Air mata pun akhirnya jatuh, dicengkeramnya belakang kemeja Chanyeol, sementara hujan turun dengan derasnya.
"Jangan pergi. Kumohon jangan pergi," tangisnya.
Chanyeol melingkarkan tangannya pada Baekhyun tanpa kata dan meletakkan pipinya di sisi kepala Baekhyun.
Dipeluknya lama sekali tanpa berkata suatu apa pun.
"Maaf, Baekhyunnie... Maaf aku tidak bisa menontonmu bermain bola..."
Baekhyun merasakan air mata Chanyeol merembesi kain tipis seragam kesebelasannya.
"Tidak," katanya dalam hembusan napas,
"tidak apa-apa, Chanyeol, i-ingatkah kamu janji yang kita buat? Kau bisa menontonku bermain bola kapan pun... hiks- Kita bisa bermain bola sepulang sekolah kalau kau tinggal, k-kita bisa..."
"Terima kasih..."
Chanyeol tersenyum, raut wajahnya jauh lebih tenang daripada yang Baekhyun kira.
"Terima kasih sudah menjadi temanku, Baekhyun."
Kening mereka bersentuhan lembut, dan Baekhyun berbagi waktu yang terasa seperti selamanya itu dengan Chanyeol saat mereka saling menatap.
Momen itu adalah momen yang sangat kuat dan menyesakkan hingga Baekhyun dapat merasakan wajahnya memucat.
" Jangan pergi...," bisiknya sembari menyentuh pipi Chanyeol dengan lembut
"aku akan merawatmu lebih baik lagi. Kita bisa makan es krim dan bermain d-di arcade... Kita bisa melakukan semua itu..."
Chanyeol tersenyum, kemudian menyodorkan sebuah buku yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, ataupun ia sadari sedang dipegang Chanyeol sedari tadi hingga buku itu berada di tangannya.
"Kau boleh memiliki ini," kata Chanyeol.
"Aku menulis namamu di sini." Dia membalik buku itu ke halaman depan, ke kolom untuk mengisi nama pemilik buku.
" Park Chanyeol" telah ditulis di situ dengan pensil, tapi tampak jelas sekali sudah dihapus dan diisi lagi dengan "Byun Baekhyun".
Baekhyun melihat dengan kagum seraya hujan menetes di halaman buku, tiap halaman merupakan diary tentang perasaan Chanyeol, sejak hari pertama Chanyeol pindah ke rumah mereka hingga pagi ini.
Di tiap halaman, tulisan tangan Chanyeol bertambah baik.
Dia sudah menulis kalimat yang lebih panjang.
Beberapa halaman hanya berisi doodle tentang apa yang mereka lakukan hari itu.
Beberapa lagi ditempeli dengan bungkus es krim yang diselotip ke halaman, juga tiket film animasi yang mereka tonton bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanfictionCast : Byun Baekhyun × Park Chanyeol Story by: Jindeul Genre : Angst,Hurt,Family and find by your self Story is remake karya Jindeul. Keren banget sumpah ni Ff :'v bikin ingus gue meler. Siapin tisu yang banyak y guys kalau mau baca nih Ff :v . " B...