22

1.8K 236 0
                                    

Mulai dari awal
Dia berhenti dan menurunkan ponselnya saat Jongin berbicara karena ia melihat dua pekerja membenahi gembok pada pagar yang tidak pernah dia lihat dari luar.

Mereka juga memasang beberapa paku tajam di atasnya, membuat pintu masuknya terlihat seperti benteng daripada fasilitas medis, tetapi sekali lagi, Baekhyun menganggap mereka berdua sama saja.

Dia tidak terlalu tertarik dengan apa yang mereka lakukan, justru perbincangan merekalah yang menarik perhatiannya.

Saat salah satu dari mereka mendeskripsikan seorang pasien dengan "rambut keriting dan mata yang besar", ia tahu mereka sedang membicarakan Chanyeol.

"Ia memanjat pagar yang lain dan lari sangat cepat," kata pria itu kepada pria yang lain.

"Apa dia gila?"

"Tentu saja! Mereka mencoba menutupi kepergiannya dari polisi berhubung dia kabur dua hari yang lalu."

Kedua pria itu berhenti berbicara saat mereka melihat Baekhyun tang berdiri di sana menatap pagar dengan Jongin yang masih berteriak kepada ponsel yang tidak bereaksi.

Baekhyun tahu ia harusnya berputar balik dan meminta penjelasan dari klinik itu, tetapi dia berpikir kalau Chanyeol berhasil keluar, dia bisa saja masih berada di luar sana, tersesat, kelaparan dan kedinginan.

Kalau dia masih berada di luar sana, ke mana ia akan pergi?

Baekhyun berjalan keluar dengan pikiran yang masih samar dan memandang sekeliling.

Hanya ada pepohonan dan jalanan yang kosong bermil-mil jauhnya, tidak ada tanda-tanda peradaban di luar klinik itu, dan kalaupun ada, Baekhyun ragu kalau Chanyeol bisa meminta bantuan.


Baekhyun tidak bisa berlari.

Kakinya menggagalkannya saat dia sedang benar-benar membutuhkannya, karena semuanya tiba-tiba saja menimpanya.

Tentu saja, dia tidak tahu apakah ada pasien lain dengan "rambut keriting dan mata yang besar" di klinik, tetapi semua mulai masuk akal bagi Baekhyun sekarang.

Semuanya, dan setiap beban potongan-potongan yang datang secara bersamaan ke dalam kepalanya terasa sangat berat sampai Baekhyun jatuh berlutut.

Baekhyun membayangkan Chanyeol tersesat ke suatu tempat, tidak bisa menemukan jalan pulang.

Tidak mungkin dia bisa begitu saja naik bus atau segala bentuk transportasi umum lainnya.

Kalau dia punya kesempatan dan akses untuk menelepon, dia pasti sudah meneleponnya. Pasti.


Dia bangun dengan kaki yang goyah, berpikir siapa yang harus ia telepon terlebih dahulu.


Kalau dia menelepon polisi, tidak diragukan lagi mereka akan mengirim Chanyeol kembali ke klinik dan semuanya akan menjadi semakin rumit.


Kalau dia menelepon temannya, akan butuh beberapa jam perjalanan bagi mereka untuk ke Seoul dan hari sudah malam bahkan sebelum mereka sampai.


Baekhyun berjalan tak tentu arah, memanggil nama Chanyeol kesana-kemari berharap gema dapat membawa suaranya lebih jauh.


Kalau aku Chanyeol, ke manakah aku akan pergi?

Tiba-tiba, semuanya yang ada dalam penglihatannya menjadi kabur, hanya ada satu jalan yang jelas.


Jalan yang sempit yang tidak bisa dilalui oleh mobil, tetapi Baekhyun tahu ia harus mempercayai nalurinya.

Dia berjalan bermil-mil jauhnya sampai staminanya benar-benar habis terkuras.

Matahari bersinar sangat terik dan banyak sekali nyamuk sampai Baekhyun harus terus-menerus menampar pipinya agar mereka tidak menimbulkan bekas.


Dia merasa sangat haus dan mulai mengikuti jejak asap yang terlihat, berharap ada orang di sekitar sana yang mempunyai sumber air.


Area itu tidak seperti area kota yang ia bayangkan.

Terlihat tepat seperti pinggiran kota, tetapi dia berpikir tentang kenyataan bahwa Seoul sangat besar dan banyak sekali lingkungan kecil yang mungkin tidak se-modern seperti di pusat kota.


Seperti yang sudah ia duga, daerah yang dia datangi adalah daerah yang kecil dan hanya ada beberapa rumah yang sepertinya sudah dibangun berabad-abad yang lalu dengan atap yang renyuk dan pagar yang jelek.


Tidak ada tanda-tanda Chanyeol.
Baekhyun menghela napas dan menundukkan kepalanya, penglihatannya benar-benar kabur karena kelelahan.

Tahu-tahu dia terjatuh ke tanah, tapi Baekhyun belum merasakan sakitnya sebelum orang asing yang menabraknya tadi membantunya berdiri.


"Aku benar-benar minta maaf," katanya, "aku sedang terburu-buru. Aku tidak melihat kau di sana."

Orang itu membersihkan bajunya dan Baekhyun bilang tidak apa-apa, bertanya-tanya mengapa orang itu terburu-buru.

Puji syukur, orang itu menjawabnya saat ada beberapa orang berjalan ke arah yang sama.


"Ada seorang anak lelaki yang ditemukan di hutan. Mereka bilang dia orang gila yang kabur."


Mata Baekhyun membelalak dan dia berlari melewati orang itu ke arah sebuah rumah dengan asap yang mengepul.

Saat dia menyerobot masuk melalu pagar depan, dia melihat sekumpulan orang sedang mengelilingi seorang anak lelaki yang terbaring di beranda.


Tidak salah lagi bahwa anak lelaki itu adalah Park Chanyeol.


" Chanyeol ! " Baekhyun berteriak, berjalan melalui kumpulan orang-orang itu dan terjatuh di sampingnya.


Dia menggenggam tangannya dan berteriak kepada Chanyeol meski ia tahu tangan saudaranya itu lemas dan dingin di genggamannya.

Wajah Chanyeol penuh dengan torehan dan luka kecil dan ada lebam di sekitar mata kirinya.



"Tenanglah," seorang wanita yang duduk di beranda memberitahunya


"dia hanya tak sadarkan diri."

Baekhyun menyandarkan dahinya pada belakang tangan Chanyeol, mendengarkan orang-orang di sekitarnya bergunjing bahwa Chanyeol gila, bahwa Chanyeol harus dilaporkan ke polisi...



"Dia tidak gila!" Dia berteriak kepada mereka

" Tolong! Jangan ganggu dia! Tolong jangan ganggu dia, dia tidak berbuat salah terhadap kalian... dia tidak gila...."

Saat air mata mulai keluar dan membasahi pipinya, orang-orang itu terdiam dan sebagian besar meninggalkan halaman.

Baekhyun merasa menyesal dan kasihan pada Chanyeol karena dia sama sekali tidak pernah menduga akan seperti ini cara mereka bertemu kembali.

Ia pikir mereka akan membuka kado di hari Natal bersama-sama dan bermain di arcade...


"Kau kenal dia?"

Wanita tua itu bertanya, dengan baik hati menaruh handuk basah di dahi Chanyeol.


Baekhyun tersedu-sedu dan mengangguk setelah jeda yang panjang.


.

Kenapa, Chanyeol? Kenapa kau tidak bangun?

.

Aku di sini sekarang...

.

Aku di sini...

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang