"Kau menulis 'yeo-eut' terbaliklagi!"
Baekhyun memutar bola matanya dan melemparkan notebook itu ke dada Chanyeol
"Kau bahkan tidak bisa menulis namamu sendiri, kau itu seberapa bodoh? Harusnya Park Chanyeol, bodoh, bukan Park Chanyal!"
Dia berbalik sebelum sempat melihat ekspresi sedih di wajah Chanyeol, yang tidak mampu mengabaikan rasa bersalah yang mulai berkumpul di tenggorokannya.
Dia tidak bermaksud untuk meneriakinya, tetapi dia begitufrustasi setelah kejadian hari ini sampai-sampai ia tidak menginginkan apa pun selain tidur dan berharap Chanyeol akan menghilang keesokan paginya.
Dengan adanya dia disini, dia tidak dapat mengundang teman-temannya yang sering ia ajak bermain sepulang sekolah ke rumah karena harus mengawasi Chanyeol.
Baekhyun mendesah pelan saat berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju,
"Ayo jalan-jalan."
Pergi berjalan-jalan bisa berarti dua hal: membeli es krim, atau pergi ke toko bunga keluarga.
Toko itu milik neneknya, namun ketika beliau meninggal beberapa bulan yang lalu, keluarga Baekhyun mewarisi tempat tersebut.
Awalnya, mereka berniat menjual atau merenovasi toko itu, namun akhirnya mereka memutuskan untuk menjaganya sebagai kenang-kenangan.
Ditambah lagi, Chanyeol menyukai toko itu.
Dia menghabiskan berjam-jam untuk merawat bunga karena hampir tidak ada hal membahayakan untuk dilakukan di sana, kecuali kalau Chanyeol cukup ceroboh untuk menjatuhkan pot di sana-sini.
Sepulang sekolah, Baekhyun akan membuka toko dan mengurus bisnis mereka di bagian depansementara Chanyeol tinggal dibelakang, menyiram atau memangkasi tanaman.
Dia juga membuat karangan-karangan bunga yang bagus, yang mana cukup mengejutkan karena Baekhyun tidak menduga Chanyeol dapat melakukan sesuatu yang membutuhkan otak.
Kalau saja Chanyeol dapat menulis namanya sebagaimana dia menata bunga-bunga, dia tidak akan mengeluh lagi.
Keduanya tidak berjalan berdampingan di acara jalan-jalan siang mereka karena Baekhyun tidak ingin dikira sebagai kenalan Chanyeol, apalagi berteman dengannya.
Namun, kapan pun Baekhyun mendecakkan lidah, Chanyeol akan menyusul di belakangnya sambil menoleh ke kanan, ke kiri, ke mana saja,kagum akan pemandangan dan suara-suara di sekitarnya.
Begitu garasinya terbuka dan semua perlengkapan siap untuk hari ini, dia melihat Chanyeol mengenakan celemek kerja dan ia ingin tahu bagaimana bisa seseorang terlihat begitu berbeda di dua tempat.
Dengan celemek kerja terpasang, rambut diikat longgar ke belakang membentuk ekor kuda, dan kacamata berbingkai tebal di batang hidungnya, Chanyeol terlihat seperti pemuda yang keluar dari komik-komik shoujo; seperti seorang pemuda yang selalu bekerja ditoko bunga.
Kemiripannya malah terlihat semakin nyata ketika Chanyeol mencondongkan badan di atas barisan-barisan pot bunga dengan alat penyemprot di tangan.
Di sisi lain, Baekhyun sama sekali tidak tertarik dengan bunga dan hanya menunggui mesin kasir.
Itulah mengapa dia menyimpan setumpuk komik Naruto di sebelahnya, berjaga-jaga kalau ia bosan, yang sayangnya sangat seringterjadi.
Bisnis selalu agak sepi di hari-hari biasa, sementara di akhir minggu dan hari libur sangat ramai.
Orang-orang meninggal dan merayakan sesuatu tiap harinya, sehingga selalu ada pesanan karangan bunga untuk pemakaman, kelahiran bayi, dan terkadang untuk lamaran yang dipesan seorang pria untuk seorang wanita yang beruntung.
Baekhyun hampir tidak pernah mengetahui nama-nama bunga, jadi dia membiarkan Chanyeol yang bekerja merangkainya.
Itu membuat si bodoh itu tetap sibuk.
Baekhyun akan membacakan pesanannya pada Chanyeol yang akan merangkainya menjadi sebuah buket tidak kurang dari tiga puluh menit untuk diantarkan oleh orang suruhan atau diambil sendiri oleh sang pembeli secara tunai.
Kebanyakan pesanan berisi mawar, anyelir, atau berbagai macam bunga lili yang selalu menjadi favorit setiap waktu.
Dari semua jenis bunga, Chanyeol menyukai bunga Baby's Breath; bunga putih, mungil dan bergerombol, yang biasanya dirangkai bersama mawar untuk membuat sang mawar tampak menonjol secara estetis.
Baekhyun tidaktahu mengapa pemuda tersebut sangat menyukainya, namun begitulah, dia selalu menambahkan Baby's Breath jauh lebih banyak daripada florist pada umumnya.
"Enam belas mawar, dengan pita warna emas. Buatlah yangbagus, Chanyeol, pelanggan ini akan melamar kekasihnya satu jam lagi."
Chanyeol menyiapkannya dalam tiga puluh menit, mawar-mawarnya dibentuk hati dengan Baby's Breath yang berkerumun di sekelilingnya.
Dia tampak puas dengan hasilnya saat ia menyerahkannya pada Baekhyun, yang sedang menuliskan selembar catatan untuk menyertai buket tersebut dengan tulisan tangannya yang paling bagus.
Barulah kemudian, sebuah panggilan masuk ke ponselnya dan Baekhyun menahan ponselnya di antara pipi dan bahunya, sementara Chanyeol kembali menyiram bunga di belakang.
"Di warnet? Aku sedang sibuk sekarang..."
Baekhyun menjelaskan,
"Hei, tahu tidak, setelah aku pikir-pikir lagi, akuakan ada di situ jam sepuluh, jangan memulai babak tanpa aku!"
Dia menutup ponselnya, tiba-tiba sibuk dalam bayangannya bermain Starcraft dengan teman-temannya di sebuah warnet hanya beberapa blok dari tokonya.
Kalau Chanyeol tinggal di toko, dan dia kembali ke toko satu jam kemudian berarti, tidak apa-apa, kan? Toh, sangat tidak mungkin pembeli datangpada jam lima sore untuk membeli bunga.
"Hei, Chanyeol, aku akan keluar sebentar membeli es krim untuk kita, tetaplah di sini, ya?"
Chanyeol mengangguk, menatap bingung ketika Baekhyun pergi terburu-buru.
![](https://img.wattpad.com/cover/129550613-288-k325434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanfictionCast : Byun Baekhyun × Park Chanyeol Story by: Jindeul Genre : Angst,Hurt,Family and find by your self Story is remake karya Jindeul. Keren banget sumpah ni Ff :'v bikin ingus gue meler. Siapin tisu yang banyak y guys kalau mau baca nih Ff :v . " B...