Aletta pov.
Sekarang sudah setengah sepuluh malam, berarti itu tandanya aku sudah diperbolehkan untuk pulang dari pekerjaan paruh waktuku. Sebelum pulang tentunya aku dan rekan-rekan kerja paruh waktuku membereskan cafe terdahulu.
Kini aku sedang bergegas pulang,sebelum aku tertinggal bus terakhir menuju arah rumahku. Disepanjang jalan sudah mulai sepi dan udaranya sangat dingin, lantas aku eratkan sweaterku dan berjalan membunuh malam yang sunyi dan dingin ini.
Ketika aku hampir tiba di tempat biasa bus berhenti, aku melihat sosok yang sangat familiar untukku. Aku melihatnya lagi dengan sangat intens dan ya, itu dia. Dia Yoongi. Tak perlu waktu lama, akupun langsung memanggilnya yang membuat ia menghentikan motor yang sedang ia kendarakan lalu menengok kearah orang yang memanggilnya.
"Hai," ucapku setelah menghampirinya.
"Gak disekolah, gak dijalan, kenapa gue harus ketemu lo terus sih?!"
"Berarti itu namanya jodoh sayang. Kalo jodoh 'kan gak kemana hehe,"
"Serah lo."
"Lovely, aku bareng ya? Sekarang udah malam, plis nanti aku diculik lagi hehe,"
"Emang gue tukang ojek lo?!"
"Ya ampun sayang, sekali ini aja deh plis."
"Yaudah buruan naik!"
"Hehe, makasih sayang. Aku tau kamu pasti berperikemanusiaan"
"Emang lo kira gue kriminal gak punya perikemanusiaan."
⚫⚫⚫
"Udah sampai sini aja sayang."ucapku ketika kita sudah sampai dipersimpangan jalan dekat dengan rumahku.
"Yakin lo?"balas Yoongi yang kini sudah memberhentikan motornya.
"Yakin kok, tenang aja."
"Gue anter sampai rumah lo aja."
"Gausah sayang, aku tau kamu pasti khawatir tapi ini udah gak jauh dari rumah aku kok,"
"Yee, pede banget lo. Maksud gue karena berhubung gue yang anter lo pulang, kalo nanti lo dijalan kenapa-kenapa gue lagi yang disalahin kalo dari awal bukan sama gue si ya bodo amat."
"Aku tau kamu khawatir tapi kamu muna, haha. Yaudah, ini helmnya,makasih ya udah anterin aku pulang"
"Hm," balas Yoongi lalu menyalakan mesin motornya dan meninggalkan aku yang masih ada dipersimpangan jalan.
Aku berjalan menuju rumahku dengan hati senang dan gembira,rasanya seperti mendapatkan harta karun, senangnya!
Ketika aku sudah sampai di depan rumahku, aku melihat ibuku menangis karna ia datang lagi. Ya, ia paman penagih hutang yang sangat kejam dan tidak ada toleransi. Sontak aku langsung berlari ketika melihat ibuku di dorong oleh paman penagih hutang itu.
"Lo, bayar hutang lo yang udah nunggak selama tiga bulan atau rumah beserta isinya bakalan gue sita!" ucapnya ketika aku tengah membangunkan ibuku yang terjatuh.
"Mamah gapapa? Kenapa mamah gak bilang kalo hutangnya udah nunggak selama itu sama aku?"
"Mamah gapapa dan gak seharusnya kamu lihat adegan seperti tadi. Lupain aja anggap kamu gapernah liat itu"
"Gimana bisa aku lupain adegan dimana orang yang paling aku sayang disakitin sama orang?!" ucapku yang menahan air mata turun ke pipi ku.
Mengapa hidup harus seperti ini? Baru sebentar aku merasakan indahnya dunia lalu aku disugukan kembali realita kehidupan yang sangat kejam ini.
Terkadang aku iri dengan teman sebaya ku yang bisa menghabiskan masa mudanya dengan indah, seperti berkumpul bersama teman,berbelanja, pergi ke salon, dan menghabiskan uang orang tua dengan cara lainnya. Tetapi tidak sepertiku yang harus memikirkan bagaimana caranya untuk menyambung kehidupan esok, untuk ukuran anak seperti ku tidak seharusnya aku memikirkan ini tetapi keadaan yang mengharuskan ku untuk turut ikut dalam kehidupan yang kejam ini.
5 Februari 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
Short StoryBagaimana jadinya jika Aletta Silvia-si siswi hyperaktif yang selalu membuat suasana kelas gaduh bertemu dengan Min Yoongi, siswa pertukaran pelajar dari Korea yang dingin seperti es dan mempunyai lidah yang tajam. Dari sifatnya saja mereka berdua s...