Sudah satu setengah jam Devan dan Aletta berada di kafe kesukaan mereka berdua, tetapi Aletta masih tetap setia dengan lamunanya itu.Devan yang melihatnya dibuat bingung. Mengapa dengan temannya ini? Biasanya ia sangat bersemangat disaat mereka pergi ke kafe kesukaan mereka.
Setelah habis berbicara dengan lelaki yang ia temui di farm house tadi, sikap Aletta mendadak berubah. Sebenarnya ada apa sih? Lelaki itu siapa? Lalu apa yang ia bicarakan sampai-sampai membuat Aletta seperti ini setelahnya.
"Al." panggil Devan akhirnya, ia sudah tak tahan dengan suasana seperti ini. Ia harus menanyakan apa yang terjadi.
Aletta tidak bergeming, ia masih dengan lamunannya.
Devan menghembuskan nafas lalu menepuk pundak Aletta yang berhasil membuat Aletta terkesiap.
"Apaan sih?!" pekik Aletta.
"Harusnya saya yang nanya sama kamu, kamu teh kenapa?"
"Gue?" tanya Aletta. "Gue nggak apa-apa."
"Nggak usah bohong sama saya, Al. Meskipun saya belum lama kenal sama kamu, tapi saya tau kalau sekarang kamu lagi bohong."
Aletta nyengir kuda, ternyata kebohongannya terbaca oleh Devan.
"Jadi kamu teh kenapa?" tanya Devan.
Aletta menghela nafas sebentar sebelum memulai pembicaraannya.
"Lo tau cowo yang tadi ngomong sama gue di farm house?" tanya Aletta yang dibalas anggukan oleh Devan.
"Itu dia," Aletta menjeda sebentar omongannya dengan menarik napas."Yoongi." sambungnya yang sukses membuat Devan melongo dungu.
"Yoongi yang katanya 'cinta pertama kamu'?" tanya Devan dengan penekan diakhir kalimatnya.
Aletta hanya mengangguk gusar, tampak ada semberaut wajah sedih pada dirinya.
"Tapi kenapa kamu malah sedih gitu? Harusnya kamu kan seneng."
Aletta menggedikan bahunya.
"Gue bingung Van, kenapa kita harus dipertemukan lagi disaat gue udah lupain dia." tanya Aletta seraya menundukan kepalanya.
"Kamu yakin bener-bener udah lupain dia?" tanya Devan yang membuat Aletta berfikir.
Benarkah ia sudah benar-benar melupakan Yoongi? Aletta sendiri pun tak yakin.
Saat melihatnya kembali, rasa ini tidak berubah sedikitpun meski Aletta mati-matian berkata ia sudah lupa.
"Oke, gue akuin gue emang belum bisa ngelupain dia. Tapi gue nggak akan lagi perjuangin dia kaya dulu, gue hanya cukup menyimpan rasa ini sendiri. Biarlah rasa ini akan hilang seiring berjalannya waktu, lagi pula dia udah bahagia." balas Aletta seraya tersenyum miris dan samar.
Devan yang melihatnya dengan sigap memeluk Aletta, memberikan semangat kembali untuknya walau ia sendiri tak yakin apa bisa ia mengembalikan semangat Aletta.
Disisi lain Aletta terus memikirkan pertemuan tidak sengaja mereka, setelah dua bulan tidak bertemu, mengapa mereka harus dipertemukan kembali?
Takdir? Oh, ayolah, jangan membuat Aletta menaruh harapan lagi. Ia sudah lelah dengan ketidakpastian.
Tapi disaat mereka bertemu kembali mengapa perasaannya masih seperti dulu? Aletta sendiri tadinya sudah sangat yakin bahwa dia benar-benar sudah lupa, tapi saat dipertemukan kembali rasanya bohong jika Aletta bilang sudah lupa.
Saat bertemunya, melihatnya kembali, ingin sekali Aletta menghambur kepelukan Yoongi. Karena rindu yang selama ini yang ia tahan dan ia berusaha tolak mati-matian, namun perasaan memang tidak bisa berbohong.
Ia rindu dan perasaannya tidak berubah sedikitpun, walau ia sudah tolak sekeras apapun.
4 Februari 2019.
A/n
Akhirnya bisa update lagi huhu:((
Maaf untuk kalian yang udah nunggu lama:(( semoga kalian ga bosen yaa nunggunya hehe.
Btw, selamat tahun baru imlek bagi yang merayakan🎉semoga dapat angpao banyak hehehu:D
Luv u💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
Short StoryBagaimana jadinya jika Aletta Silvia-si siswi hyperaktif yang selalu membuat suasana kelas gaduh bertemu dengan Min Yoongi, siswa pertukaran pelajar dari Korea yang dingin seperti es dan mempunyai lidah yang tajam. Dari sifatnya saja mereka berdua s...