Langit yang cerah, suasana yang sejuk. Nampaknya alam semesta turut mendukung pertemuan tidak sengaja yang dialami oleh mereka. Mereka—Yoongi dan Aletta—setelah sudah dua bulan tidak bertemu akhirnya kembali dipertemukan secara tidak sengaja seperti ini.
Kini keduanya tengah duduk dibangku tepat bawah pepohonan yang rindang. Keduanya hanya diam, menatap lurus pemandangan yang Bandung suguhkan. Sepertinya dari mereka berdua tidak ada yang ingin memulai percakapan terlebih dahulu. Gengsi? Oh, ayolah! Jika hanya membesarkan gengsi sampai kapanpun kata yang tak sempat terucap tidak akan pernah terucap.
Menit-menit telah berlalu, mereka tetap nyaman dengan keheningan seperti ini. Hingga akhirnya Yoongi memutuskan untuk membuka percakapan terlebih dahulu. Jika bukan dia siapa lagi? Aletta? Sepertinya ia tidak akan mau berbicara terlebih dahulu. Setelah dua bulan tidak jumpa banyak perubahan yang terjadi dari diri perempuan ini, membuat Yoongi miris akibat perubahan dari diri perempuan ini.
"Maaf." ucap Yoongi membuka suara.
Aletta menengok, menatap lelaki disampingnya dengan tatapan bingung dan nyaris tak percaya. Lelaki yang selama ini dicap dingin dan tak peduli dengan sekitar kini mengatakan maaf kepadanya? Apa semenjak dua bulan tidak bertemu membawa perubahan besar pada dirinya?
"Maaf? Untuk apa?" tanya Aletta dengan menatap lelaki disampingnya yang tengah tertunduk.
"Untuk semuanya," balas Yoongi menatap Aletta yang kini tengah menatapnya.
"Gue nggak nyangka ternyata orang yang selama ini gue anggap nggak punya beban, tapi nyatanya dia sendiri yang menyimpan beban paling besar." sambungnya.
Aletta tersenyum seraya menepuk pundak Yoongi. "Nggak selamanya orang yang terlihat bahagia itu memang beneran bahagia. Kadang dia sengaja menutupi kesedihannya dengan kebahagiaannya yang palsu. Berlaku seakan-akan im fine tapi yang sebenarnya adalah save me." jeda sebentar dari Aletta. "Jadi jangan pernah nilai orang hanya dari covernya."
"Ta." Yoongi menarik nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan pembicaraanya. "Boleh kalau gue mul-----" pembicaraannya terputus dengan datangnya lelaki yang tak Yoongi kenal.
Dia Devan, datang dengan nafas yang terengah-engah seperi habis dikejar hantu. "Al, kamu teh kemana aja? Saya cariin kamu kemana-mana nggak ada. Saya udah panik, takut kamu hilang."
"Hehehe, sori. Sori, Van."
Devan baru menyadari kehadiran lelaki yang duduk disamping Aletta.
"Oh, kamu lagi ngomong sama orang, ya? Yaudah lanjutin dulu aja. Saya tunggu di parkiran." ucap Devan hendak pergi namun langkahnya ditahan oleh Aletta.
"Nggak usah, Van. Kita udah selesai juga kok ngomongnya," balas Aletta seraya berdiri.
"Yoon, gue duluan ya. Have fun di Bandung." sambung Aletta lalu pergi meninggalkan Yoongi yang masih duduk mematung.
Yoongi nyaris tak percaya dengan sikap Aletta, ini benar Aletta? Aletta yang ia kenal tidak seperti ini.
Ternyata memang benar tentang perasaanya bahwa Aletta berubah, iya dia memang berubah. Bahkan berubah sangat drastis, dua bulan memang banyak membawa perubahan untuknya.
Dan lelaki itu, lelaki yang disebut 'Van' oleh Aletta. Siapa dia? Pacarnya? Apa alasan Aletta berubah karena ini? Karena ia sudah memiliki seseorang dihatinya? Jika iya berarti semua sudah terlambat untuknya. Aletta telah dimiliki oleh orang lain yang lebih bisa menghargai perasaannya, tidak seperti dirinya.
Sepertinya kata menyesal saja tidak cukup untuknya, apa kata yang pantas untuk mewakili semua ini? Entahlah yang jelas kini Yoongi ragu.
Tetapkah ia pada komitennya atau relakan saja Aletta dengan orang lain?
2 Desember 2018.
A/n
Alhamdulillah bisa update lg, jangan bosen-bosen ya sama cerita ini😁
Luv u💙💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
Short StoryBagaimana jadinya jika Aletta Silvia-si siswi hyperaktif yang selalu membuat suasana kelas gaduh bertemu dengan Min Yoongi, siswa pertukaran pelajar dari Korea yang dingin seperti es dan mempunyai lidah yang tajam. Dari sifatnya saja mereka berdua s...