Tigapuluhdua : New life

867 39 1
                                    

Aletta pov

Kira-kira sudah dua minggu aku menjalani kehidupanku yang baru. Menurutku tinggal disini tak kalah enaknya seperti di Jakarta. Meskipun ini bukan di kota besar seperti Jakarta, tetapi aku menyukainya. Orang-orang disini baik dan ramah. Terlebih lagi udara disini sangat sejuk membuatku makin suka dengan kota ini. Fix, aku jatuh cinta dengan kota ini.

Disini pun aku sudah memiliki banyak teman, tetapi aku paling dekat dengan Devano. Dari namanya seperti kebarat-baratan tetapi kalian harus tau jika dia berbicara bahasa Sundanya sangat medok. Kata dia sih biarpun orang kampung nama harus tetap keren.

"Ta, kok bengong?" tanya Devan yang memecahkan lamunan ku.

"Eh, gapapa."

"Kayanya kamu teh lagi mikirin sesuatu. Kalau saya boleh tau kamu teh lagi mikirin apa?" tanyanya lalu duduk disampingku.

"Engga mikirin apa-apa, cuma gue lagi kangen sama sahabat gue yang di Jakarta."

"Sama Hosong?"

"Bukan Hosong tapi Hoseok." koreksiku seraya tertawa kecil.

"Ohiya, habisan namanya susah sih. Maklum lidah saya kan kampung." balas Devan seraya tersenyum kikuk.

"Hahaha, yaudah balik yuk." ucapku seraya berdiri bersiap untuk pulang.

⚫⚫⚫⚫

Waktu pulang sekolah itu seharusnya digunakan untuk beristirahat, namun berbeda denganku. Begitu pulang sekolah ibuku langsung menyuruhku untuk membantunya membereskan barang yang belum rapih.

Ada perasaan sedikit kesal begitu waktu istirahat ku malah disuruh membereskan barang, tapi apa boleh buat jika ibuku yang meminta. Aku tidak mungkin membantah perintahnya, apalagi kini aku tinggal hanya dengan ibuku. Aku harus bisa meringankan beban ibuku, karena ia juga sudah lelah mencari nafkah menggantikan ayahku menjadi tulang punggung keluarga.

"Ini kotak punya kamu mau dibuang apa gimana?" tanya ibuku seraya memegang kotak barang berwarna merah.

Aku mengernyitkan dahiku kala melihat kotak yang ibuku pegang.

"Emang ini punya aku? Aku baru tau punya kotak ini."

"Yaudah ini ambil dulu."

Aku pun mengambil kotak berwarna merah yang ada ditangan ibuku. Aku membuka kotak tersebut, begitu melihat isinya aku sedikit terkejut. Isi kotak ini adalah semua tentang Yoongi. Dari foto-fotonya, tulisan tangannya yang aku ambil dari buku catatannya, masker wajahnya yang sudah ia buang ke tempat sampah lalu aku ambil lagi, dan masih banyak lagi tentangnya di kotak ini. Jujur aku lupa mempunyai kotak ini padahal dulu kotak ini selalu menjadi benda favorite ku.

Aku melihat kotak ini seraya berpikir. Apa yang akan kulakukan pada kotak ini? Membuangnya atau menyimpannya? Sepertinya lebih baik aku membuangnya saja karna aku benar-benar ingin melupakan semuanya dan menjalani kehidupan baruku dengan tenang.

Dengan agak tidak ikhlas aku merobek dan membuang barang-barang yang ada dikotak ini. Aku berpikir jika mau melupakan semuanya dengan mudah yaitu menghapus semua tentangnya dari kehidupan kita. Dengan begitu melupakan pasti akan berhasil.

Aku sudah bertekad untuk melupakanmu, doakan semoga rencana ini berhasil. Karna aku tidak ingin terus-menerus menyiksa hatiku, dan aku pun tidak ingin memaksakan yang bukan seharusnya untukku. Selamat tinggal, berbahagialah.







2 Juni 2018.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang